Berita Surabaya
Radio Yasmara 1152 AM, Bertekad Jadi Pionir Adzan di Jawa Timur, Alasan Istiqomah di Frekuensi AM
"Para muadzin bilang agar (lantunan adzan) seragam se-Jawa Timur, Radio Yasmara yang menjadi patokan," kata Joko memaparkan.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Parmin
Surya.co.id | SURABAYA - Kumandang adzan menjadi pertanda masuknya ibadah salat fardhu bagi umat Islam. Menjelang adzan dikumandangkan, biasanya terdengar lantunan ayat suci Al-Quran, Syiir Tanpo Waton, dan salawat tarhim.
Di Jawa Timur, kumandang adzan dan lantunan penuh rahmat tersebut tidak terlepas dari peran Radio Yayasan Masjid Rahmat atau yang kerap disebut Radio Yasmara.
Berdiri pada tahun 1967, radio yang mengudara dengan gelombang AM frekuensi 1152 KHz ini menjadi tolok ukur kumandang adzan di surau-surau dan masjid-masjid se-Jawa Timur.
Radio ini berada dalam satu kompleks dengan Masjid Agung Rahmat, masjid tertua di Surabaya, yang berlokasi di Jalan Kembang Kuning no 78-79 Darmo, Wonokromo, Surabaya.
Direktur Radio Yasmara, Joko Rahadian, menuturkan Radio Yasmara bertekad untuk tetap istiqomah menjadi radio dakwah serta pionir adzan untuk wilayah Jawa Timur.
"Radio ini didirikan berawal dari keinginan untuk menyiarkan dakwah. Kami menginisiasi mengudarakan adzan dan lantunan ayat Al-Quran yang kemudian direlay oleh masjid-masjid di Jawa Timur, mulai dari Surabaya, Sidoarjo, hingga Probolinggo," Joko menuturkan.
Jika Radio Yasmara belum mengudarakan kumandang adzan, lanjutnya, maka masjid-masid pun juga tidak akan mengumandangkannya.
"Kalau kami sudah menyiarkan adzan, baru mereka akan merelay. Para muadzin bilangnya agar (lantunan adzan) seragam se-Jawa Timur, Radio Yasmara yang menjadi patokan," Joko memaparkan.
Siapapun, boleh merelay adzan yang disiarkan oleh Radio Yasmara, tidak ada larangan asalkan digunakan untuk kebaikan umat. Mengingat pentingnya peran Radio Yasmara, lanjutnya, maka radio ini bertekad harus tetap hidup.
Selain adzan, radio yang memiliki enam penyiar ini memiliki beberapa program setiap harinya. Antara lain Hikmah Kehidupan, Dzhuha Mubarak, dan lain-lain.
Radio Yasmara juga memilki program spesial selama Ramadan seperti Sahara Ramadan yaitu sahur bersama Yasmara Ramadan yang berisi tentang ceramah dan konten pilihan pendengar.
Melihat kesejarahannya, Joko mengemukakan bahwa Radio Yasmara pada mulanya merupakan radio eksperimen.
"Sekitar tahun 1979, dibentuk Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) yang memiliki motto 'Kami radio swasta, bukan amatir'. Dari situ, Radio Yasmara mulai menjadi radio swasta profesional," papar Joko.
Sampai saat ini, Radio Yasmara tetap bertahan dengan frekuensi AM meskipun banyak radio yang pindah frekuensi FM. Joko menuturkan, ada pertimbangan khusus yang membuat Radio Yasmara tetap berada di frekuensi AM.
"Kalau frekuensi FM, pancarannya horizontal. Kalau pancarannya tidak kuat maka tidak bisa menembus gedung-gedung tinggi. Berbeda dengan AM yang pancarannya bergelombang, meskipun ada gunung, tetap bisa terlewati. Oleh karena itu, radio ini bisa mengudara hingga seluruh Jawa Timur," tegasnya.
Seiring berjalannya waktu, Radio Yasmara juga mengalami pembaharuan mengikuti dinamika zaman. Tapi satu yang tetap bertahan, radio ini tetap akan menjadi radio pionir kumandang adzan Jawa Timur.
"Saya yakin kami masih akan bertahan sampai puluhan tahun mendatang karena sejak awal berdiri, kami tetap Istiqomah," pungkas Joko.