Gories Mere Staf Presiden Dalang Penangkapan Abu Bakar Ba'asyir & Dr Azhari Jadi Target Pembunuhan
Nama Gories Mere beberapa hari ini jadi pembicaraan publik seusai Kapolri Tito Karnavian menyebut namanya jadi target pembunuhan di kerusuhan 22 Mei.
SURYA.co.id - Nama Gories Mere beberapa hari ini menjadi pembicaraan publik seusai Kapolri Tito Karnavian menyebut namanya menjadi target pembunuhan di kerusuhan 22 Mei 2019, Selasa (28/5/2019).
Siapa sebenarnya Gories Mere hingga ikut menjadi target pembunuhan bersama Menkopolhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, dan Kepala BIN Budi Gunawan.
Kempat tokoh tersebut kini memiliki jabatan di lingkungan Presiden Joko Widodo ( Jokowi). Adapun Gories Mere sekarang menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Intelijen.
Gories Mere disebut-sebut sebagai dalam penangkapan Abu Bakar Baasyir dalam kasus terorisme. Tak hanya itu, dia juga terlibat dalam penangkapan Dr Azhari yang tewas di Kota Batu, Jawa Timur.
Staf khusus Presiden Jokowi ini memiliki karier mentereng.
TribunWow.com (grup SURYA.co.id) merangkum sepak terjang pemilik nama lengkap Gregorious Gories Mere ini merupakan lulusan AKABRI Kepolisan pada 1976.
Ia melanjutkan di tingkat Sespimpol pada 1992 dan Sesko ABRI pada 1998.
Seperti dilansir situs perusahaan Darma Henwa, kariernya melesat setelah mengemban tugas sebagai Kasatserse Um Dit Serse Polda Metro Jaya, lalu menjadi Kapolres Metro Jakarta Timur, dan Kadit Serse Polda Jabar.
Ia juga pernah menjabat sebagai Kadit Serse Polda Metro Jaya, Irpolda Nusa Tenggara Timur, Wakapolda Nusa Tenggara Timur, Dirserse Pidana Narkoba Mabes Polri, dan Wakabareskrim Polri.
Dikutip dari Kompas.com (jaringan SURYA.co.id), di 2010, Gories Mere menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan gelar jenderal bintang tiga.
Lelaki kelahiran Medan ini juga pernah berkiprah di Perintis Detasemen Khusus 88 (Antiteror) Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Ia juga merupakan mantan Kepala Densus 88 yang dituding menjadi dalang penangkapan teroris Abu Bakar Baasyir.
Serta terlibat dalam penangkapan teroris Dr Azhari.
Nama Gories Mere juga pernah disebutkan Abu Bakar Baasyir saat berada di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Densus 88 mempunyai pasukan khusus satgas anti bom dibawah komando Gories Mere. Semua saksi-saksi sudah disiapkan dengan tekanan Densus 88. Dalam kasus Aceh ini orang-orang yang jadi saksi saya juga mengadapi siksaan," kata Abu Bakar Baasyir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, 2011 silam.
Menjadi sasaran pembunuhan juga bukan kali pertama dialami oleh Gories Mere.