Whatsapp (WA), FB, & IG Hari ini 25 Mei 2019 Masih Error, Pedagang Online Mengeluh Omset Turun
Sampai hari ini Sabtu 25 Mei 2019 gangguan Whatsapp (WA), IG dan FB yang error masih berlangsung, menyebabkan sejumlah pedagang online mengeluh
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Sampai hari ini Sabtu 25 Mei 2019 gangguan Whatsapp (WA) Instagram (IG) dan Facebook (FB) yang error atau down masih berlangsung, hal ini menyebabkan sejumlah pedagang online mengeluh
Dilansir dari Tribun Jateng dalam artikel 'Pedagang Batik Via Online di Pekalongan Keluhkan Pembatasan Akses Media Sosial', sejumlah pedagang batik yang memanfaatkan media sosial untuk ajang promosi benar-benar merasakan dampak pembatasan penggunaan media sosial (Sosmed) mulai Rabu 22 Mei 2019
Keluhan atas gangguan Whatsapp (WA) Instagram (IG) dan Facebook (FB) yang masih error atau down diungkapkan oleh Fadlan Ady Daya (31), pedagang batik di Kauman Pekalongan Timur.

Pedagang batik itu mengalami penurunan pendapatan sejak diberlakukannya pembatasan aktifitas media sosial.
"Sejak Rabu lalu saya tidak bisa meng upload foto produk ke semua sosial media dan e-commerce, hal tersebut membuat penjualan via online menurun hingga 20 persen lebih," jelasnya, Kamis (23/5/2019).
Dalam sehari diakui Fadlan, tokonya bisa menjual 15 hingga 30 potong batik di lapak online.
"Transaksi untuk Rabu lalu semua gagal karena saya tidak bisa melakukan komunikasi dengan pembeli melalui media sosial," terangnya.
Untuk berjaga-jaga, Fadlan mencoba memasang aplikasi VPN untuk mempermudahnya menembus pembatasan aktivitas media sosial.
"Untuk mengakali saya memasang aplikasi Virtual Private Network (VPN), aplikasi tersebut hanya untuk berjaga-jaga," paparnya.

Ia berharap hari ini semua media sosial bisa diakses kembali, agar pedagang batik bisa kembali melakukan promosi lewat media sosial.
"Jika down lagi sampai berhari-hari, perekonomian kami bisa lumpuh. Apalagi jelang Lebaran dan penjualan online hampir 70 persen menyangga perekonomian kami," ujarnya.
Selain Fadlan, pedagang busana online asal Karangmalang Pekalongon Timur bernama Tina Rachmayanti (29) mengaku lelah mencoba meng-upload foto maupun video dagangannya.
"Dari kemarin gagal terus, sekarang juga masih susah untuk meng-upload. Hampir semua media sosial seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram," kata Tina.
Tina mengaku hanya bisa berkirim pesan lewat teks kepada para pelanggan.
"Saya menggunakan SMS untuk berkomunikasi dengan pelanggan, yang susah saat diminta mengirim foto baju karena foto maupun video tidak bisa terkirim," tambahnya.

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Medsos Dibatasi, Pedagang "Online" Mengeluh Omset Turun', para pedagang online di Padang, Sumatera Barat, juga mengeluhkan turunnya omset akibat pembatasan aktivitas media sosial.
Padahal, konten foto dan video sangat dibutuhkan pedagang online untuk menawarkan barang dagangannya di media sosial.
"Iya, kami sangat mengeluh akibat tindakan pemerintah membatasi penggunaan konten foto dan video di media sosial. Ini sangat berpengaruh terhadap penjualan kami," kata Dewi, kepada Kompas.com, di Padang, Jumat (24/5/2019).
Menurut Dewi, sejumlah konsumen yang mau membeli barang dagangannya terpaksa menunda pembelian karena ingin melihat foto dan video barang dagangannya.
"Sudah ada puluhan calon pembeli yang menunda transaksi karena ingin melihat contoh barangnya melalui foto dan video. Saya hanya bisa mengurut dada saja," kata Dewi.
Hal yang sama juga dialami Dedi, pedagang pakaian online di Padang. Dedi mengaku, sejak dibatasinya penggunaan media sosial, omsetnya berkurang.
"Biasanya dua minggu jelang Lebaran ini sudah banyak pesanan. Tapi karena media sosial dibatasi, pesanan ini berkurang dibandingkan tahun lalu," kata Dedi.
Dedi mengakui, dirinya memang masih bisa menggunakan media sosial dengan menggunakan VPN.
Hanya saja, banyak konsumennya yang tidak menggunakan VPN sehingga tetap saja mengganggu transaksinya.
"Saya menggunakan VPN, tapi konsumen tidak. Jadi sama saja, tetap terganggu," kata dia.
Dedi berharap pemerintah segera membuka blokir pembatasan penggunaan media sosial ini sehingga dirinya dan pedagang online lainnya bisa melakukan perdagangan dengan lancar.

Sampai berita ini diturunkan, belum diketahui sampai kapan pembatasan Whatsapp (WA) Instagram (IG) dan Facebook (FB) akan berlangsung.
Dilansir SURYA.co.id dari artikel KOMPAS.com berjudul Sampai Kapan Pemerintah Batasi Akses ke WhatsApp dan Instagram? diketahui pembatasan ini tanpa batas waktu.
Dalam artikel itu disebutkan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, pemblokiran ini akan kembali dibuka jika situasi sudah kondusif.
"Tunggu kondusif ya, yang bisa menyatakan suasana kondusif atau tidak tentu dari pihak keamanan.
Dari sisi intelijen dari sisi Polri dari sisi TNI, kalau kondusif kita akan buka akan fungsikan kembali fitur-fitur.
Karena saya sendiripun merasakan dampak yang saya buat sendiri," ungkap Rudiantara.
Tak hanya itu, Rudiantara pun meminta maaf pada masyarakat atas kerugian yang dialami dalam pembatasan sementara akses media sosial dan aplikasi berkirim pesan ini.
Ia berharap masyarakat dapat memahami tujuan dari pembatasan tersebut.
"Saya mohon maaf apabila ada yang dirugikan. Saya mohon pengertiannya masyarakat yang terdampak," kata Rudiantara dalam wawancara dengan Kompas TV.
Rudiantara menilai, pemblokiran sementara ini sukses menahan penyebaran hoaks terkait aksi 22 Mei lalu.
Menurutnya, jika pemblokiran ini tidak dilakukan, maka konten hoaks dapat menyebar melalui foto maupun video di media sosial.
"Efektif menahan hoaks. Blokir ini efektif terutama untuk penyebaran video, karena kalau video itu efeknya lebih besar dibandingkan dengan foto.
Video itu paling cepat menyentuh emosi," lanjutnya.