Berita Entertainment

Demi Bersama Mayangsari, Bambang Trihatmodjo Rela Keluarkan 1,5 M saat Ceraikan Halimah, Untuk Apa?

Sebelum resmi membina rumah tangga dengan Mayangsari, rupanya Bambang Trihatmodjo harus rela keluarkan uang hingga 1,5 miliar saat ceraikan Halimah.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Tri Mulyono
Instagram/@mayangsaritrihatmodjoreal
Demi Bersama Mayangsari, Bambang Trihatmodjo Rela Keluarkan 1,5 M saat Ceraikan Halimah, Untuk Apa? 

SURYA.co.id - Sebelum resmi membina rumah tangga dengan Mayangsari, rupanya Bambang Trihatmodjo harus rela keluarkan uang hingga 1,5 miliar saat ceraikan Halimah.

Pembayaran uang hingga 1,5 miliar itu merupakan putusan Mahkamah Agung atas permohonan perceraian Bambang Trihatmodjo pada Halimah.

Dikutip dari artikel yang pernah tayang di Nova, Rabu (16/2/2011), berjudul 'Permohonan Cerai Bambang Trihatmodjo Dikabulkan', perceraian suami Mayangsari itu sampai harus dipersidangkan di Mahkamah Agung.

Hanya berjarak 22 hari setelah Bambang Trihatmodjo mengajukan Peninjauan Kembali (PK), gugatan cerai yang ditujukan untuk Halimah akhirnya dikabulkan.

Hal ini diungkapkan oleh Yusran Sitanggang, juru bicara Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

"Pak Bambang mengajukan Peninjauan Kembali (PK) pada 1 Desember 2010 dengan nomor 67/PK/AG/2010. Kemudian langsung diputus 23 Desember 2010," jelas Yusran Sitanggang, saat ditemui di kantornya di jalan Awaludin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Namun, Bambang Trihatmodjo harus mengucapkan ikrar talak terlebih dahulu di depan majelis hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Selain mengabulkan permohonan talak tersebut, bapak empat orang anak itu juga harus memenuhi sejumlah putusan dari MA.

Salah satunya adalah membayar nafkah jasmani terhadap Halimah sebesar Rp 1,5 Miliar.

Berikut petikan putusan MA yang salinannya sudah diterima di PA Jakarta Pusat.

Putusan Mahkamah Agung No 67 PK/AG/2010 dengan pemohon Bambang Tri Hatmodjo dan termohon Halimah Agustina Kamil.

1. Mengabulkan permohonan pemohon,

2. Memberi ijin pada pemohon (BT) untuk menjatuhkan talak satu terhadap termohon (Halimah) didepan PA Jakarta Pusat.

3. Menghukum pemohon untuk membayar kepada termohon (mut'ah) sebesar Rp 900.000.000, nafkah, maskan (tempat tinggal) dan kiswa (pakaian) Rp 600.000.000

Awal Kisah Cinta Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo hingga Menikah

Kisah cinta Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo hingga saat ini masih menyisakan beberapa pertanyaan publik tentang awal mula pertemuan sepasang suami istri ini.

Hingga usia anak Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo telah memasuki usia remaja, publik hanya mengetahui penyanyi asal Purwokerto ini diduga sebagai Pelakor di rumah tangga sang suami.

Dilansir dari Grid.ID dalam artikel 'Kisah Pertemuan Pertama Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo Hingga Berlanjut ke Pelaminan', Mayangsari memulai kariernya sebagai penyanyi sejak tahun 1990 dengan mengeluarkan album Gairah.

Namun, langkah pertamanya berkarier di dunia musik dengan mengeluarkan album berjudul Gairah, tak semulus seperti yang dibayangkan. Bahkan cenderung kurang sukses.

Hal itu justru berbalik saat Mayangsari merilis album Selamat malam Cinta yang cukup meledak dibanding album sebelumnya.

Setelah sukses dengan kedua album tersebut, Mayangsari kemudian kembali mengeluarkan album album berikutnya.

Antara lain Pinta (1992), Agenda (1993), Biarkan Saja (1994), Rasa Cintaku (1995), Beri Kesempatan (1996), Harus Malam Ini (1997), Tiada Lagi (1998), dan Kusalah Menilai (1999).

Sukses menjadi seorang penyanyi, Mayangsari mendapatkan banyak undangan untuk mengisi bebagai acara mulai dari konser di televisi, konser di daerah-daerah hingga ditunjuk sebagai juru kampanye oleh partai politik.

Mayangsari pernah ditunjuk sebagai artis pendukung pemenangan Golkar untuk Pemilu 1995.

Saat bergabung dalam tim kampanye artis untuk pemenangan partai Golkar, Mayangsari kemudian berkenalan dengan Bambang Trihatmodjo yang merupakan putra penguasa saat itu yang juga pendiri Partai Golkar.

Pada perkenalannya dengan Bambang Trihatmodjo, keduanya memang tak langsung menjalin hubungan, saat itu Bambang Trihatmodjo adalah suami dari Halimah.

Setelah beberapa tahun, memasuki tahun 2000-an, media sering mengulas kedekatan Mayangsari dengan Bambang Trihatmodjo.

Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo tidak langsung menjalin cinta, namun pertemuan itu yang akhirnya membawa mereka ke pelaminan.

Pelantun "Harus Malam Ini" itu semakin dekat dengan Bambang Trihatmodjo.

Bahkan, mereka terlihat semakin dekat dan sering muncul foto mesra mereka., padahal Bambang Trihatmodjo waktu itu masih berstatus sebagai suami Halimah.

Tak lama setelah kabar kedekatan Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo itu, ia dikabarkan hamil.

Lantaran kehamilannya itu, isu kedekatan Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo makin gencar.

Lalu, pada awal Januari 2006, Mayangsari melakukan acara 7 bulan kehamilan dan Bambang hadir.

Ini semakin menguatkan asmara mereka, sementara hubungan Bambang dengan Halimah semakin retak.

Pada 21 Mei 2007, Bambang pun mengajukan gugatan cerai kepada Halimah.

Setelah sampai tahap peninjauan kembali (PK), akhirnya mereka resmi cerai pada Februari 2011.

Tak lama kemudian, 11 Juli 2011, Bambang mengumumkan telah menikahi Mayangsari, Sejak itu, mereka berusaha sembunyi dari publik dan media, dan lebih banyak tinggal di Simprug, Jakarta Selatan.

Setelah bertahun-tahun, Mayangsari kini tak lagi bersembunyi, ia bahkan kerap memamerkan aktifitasnya di media sosial.

Sang anak semata wayang juga telah beranjak remaja, kini anak bernama Khirani Trihatmodjo hasil dari pernikahannya dengan Bambang Trihatmodjo tersebut telah berusia 12 tahun.

Khirani pun aktif menggunakan media sosial instagram.

Mayangsari Nyaris Diusir Saat Melayat Soeharto

Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo memiliki pengalaman kurang mengenakkan saat melayat Soeharto, hal ini karena dua putri Pak Harto tak mengehendaki kehadiran mereka

Dilansir dari berkas NOVA (group SURYA.co.id) tahun 2008, tragedi pengusiran itu terjadi saat Mayangsari bersama Bambang Trihatmodjo dan putrinya nekat menyambangi keluarga Cendana untuk melayat Soeharto

Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo tampak memanjatkan doa terakhirnya untuk mengantarkan kepergian Soeharto.

Dalam rekaman kamera media elektronik, Mayangsari terlihat duduk sambil menundukan muka di depan jenazah Soeharto.

Sementara di sampingnya Khirani Trihatmodjo duduk dipangku bapaknya, Bambang Trihatmodjo.

Di balik peristiwa itu, muncul cerita bahwa kedatangan Mayangsari tak dikehendaki dua putri Soeharto, Titiek dan Mamiek.

Dengan terang-terangan, mereka pun langsung mengusir Mayangsari.

Menurut seorang saksi mata yang identitasnya dirahasiakan, Mayangsari datang ke rumah keluarga Cendana sekitar pukul 22.00.

Saat itu doa-doa untuk almarhum Soeharto masih berlangsung dengan khusyuk.

Di depan jenazah masih bersimpuh Tommy, Titiek dan Mamiek, sementara Tutut dan Sigit sedang melakukan aktivitas lain.

Begitu pula dengan Halimah, mantan istri Bambang trihatmodjo, yang sedang makan malam di rumah yang tak jauh dari rumah duka.

Kehadiran Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo langsung mendapat perhatian Mamiek dan Titiek.

Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo saat melayat Soeharto
Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo saat melayat Soeharto (dok. Tabloid NOVA)

Kedua saudara Bambang Trihatmodjo itu langsung berdiri dan mendatangi Mayangsari.

Mereka meminta Mayangsari agar segera keluar dari rumah itu.

"'Pergi dari sini!', kata Mamiek setengah membentak," cerita saksi mata itu

Melihat reaksi tersebut, Bambang Trihatmodjo turun tangan dan sempat terjadi perdebatan.

Bambang Trihatmodjo pun berhasil membujuk Titiek dan Mamiek agar memberi kesempatan kepada Mayangsari

"Kejadiannya cepat sekali. Paling beberapa menit saja," lanjut si sumber.

Meski insiden itu terjadi singkat, ribut-ribut itu langsung diketahui Halimah setelah seseorang memberi tahunya lewat telepon.

Dan reaksi Halimah malah tak terduga

"Dia cuma bilang, kok senang sekali membuat sensasi saat orang khidmat mendoakan Bapak." kata si saksi mata

Masih kata sumber tadi, selama perjalanan menuju Solo tempat Pak Harto dimakamkan, Halimah bungkam dan tak mau menyinggung kedatangan Mayangsari bersama Bambang dan anaknya.

"Dia tidak mau terganggu oleh sensasi murahan tersebut. Mayang telah merusak kekhidmatan, hal yang tidak bakalan dilakukan oleh seorang Halimah."

Untunglah persoalan dalam keluarga Cendana itu tak dibawa-bawa saat pemakaman Soeharto

Sumber: Nova
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved