Pilpres 2019

Kehebatan 150 Ekor Anjing Pelacak yang Jenderal (Purn) Hendropriyono Sebut untuk Amankan Aksi 22 Mei

Anjing pelacak yang disiapkan Jenderal TNI (Purn) A.M Hendropriyono untuk mengamankan pergerakan massa pada 22 Mei 2019, memiliki sejumlah kehebatan

Kolase TRIBUNNEWS/FRANSISKUS ADHIYUDA
Kehebatan 150 Ekor Anjing Pelacak Milik Jenderal (Purn) Hendropriyono 

"Kepolisian Negara Republik Indonesia mengimbau agar pada beberapa tahapan yang akan datang, terutama pada tanggal 22 Mei, kami mengimbau tidak ada kumpulan massa. Ini akan rawan aksi teror, bom, dan senjata-senjata lain," kata Iqbal dikutip dari artikel BBC.com yang berjudul "Pengumuman KPU 22 Mei: Polisi sebut akan ada 'yang melempar bom ke kerumunan massa'".

Belum Sempat Serang Freeport, Admin Facebook KKB Papua Singgung Perdamaian & Komen Netizen Indonesia

Krisdayanti Akhirnya Buka Rahasia Bisa Lolos ke Senayan, Istri Raul Lemos Incar Komisi Intelijen

Situasi seperti ini dipahami oleh pengamat terorisme, Al Chaidar. Ia mengatakan, pihak-pihak yang tertangkap itu memiliki keinginan untuk melancarkan aksi teror saat Indonesia tengah menggelar tahapan pemilu.

"Bagi mereka pemilu dan demokrasi merupakan kekufuran ... siapa saja yang melakukannya disebut kafir. (Saat) pemilu, kampanye, debat, mereka mungkin akan lakukan serangan, termasuk (saat pengumuman hasil) penghitungan suara 22 Mei," terang Al Chaidar.

Menurutnya, momen pemilu ini dimanfaatkan untuk menyerang polisi dari jarak dekat yang tentu saja akan mengorbankan banyak nyawa semonstaran.

Keinginan ini, ungkap Al Chaidar, sebelumnya seudah direncakan oleh mereka.

Al Chaidar menambahkan, kewaspadaan masyarakat saat ini perlu ditingkatkan.

Hal ini berkaitan dengan upaya penangkapan yang dilakukan oleh pihak kepolisian mencakup orang-orang yang berada dalam struktur JAD.

"Kita belum bisa mengetahui siapa yang lone wolf dan orang-orang yang berada di luar struktur organisasi yang menggunakan metoda telekomunikasi lainnya yang tidak terdeteksi polisi, imbuh Al Chaidar.

Menurut Al Chaidar, mereka yang belum terdeteksi oleh polisi menggunakan jaringan telekomunikasi selain whatsapp dan telegram.

"Mereka bisa berkomunikasi lewat game online, mereka berkomunikasi antara satu sama lainnya," kata Al Chaidar.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved