Pilpres 2019

Kehebatan 150 Ekor Anjing Pelacak yang Jenderal (Purn) Hendropriyono Sebut untuk Amankan Aksi 22 Mei

Anjing pelacak yang disiapkan Jenderal TNI (Purn) A.M Hendropriyono untuk mengamankan pergerakan massa pada 22 Mei 2019, memiliki sejumlah kehebatan

Kolase TRIBUNNEWS/FRANSISKUS ADHIYUDA
Kehebatan 150 Ekor Anjing Pelacak Milik Jenderal (Purn) Hendropriyono 

"Sehingga aparat kita, polisi dan TNI, sudah berbuat maksimal untuk pencegahan. Saya sangat bersyukur selama ini. Saya lihat sedang observasi, menyelidiki, semua rencana ketahuan," ungkapnya.

Kronologi Bayi Dikubur Hidup-hidup oleh Ibunya Diselamatkan Seekor Anjing, Sosok Sang Ibu Terungkap

5 FAKTA Kakek 70 Tahun di Lamongan Ngamar Bareng Wanita Muda, Masih Jelalatan Saat Kepergok

5 Fakta Pak Jenggot yang Ditangkap Densus 88, Pemabuk jadi Alim & Pandai Rakit Bom Karena Teman Baru

6 Kisah Nur Khamid Usai Bule Cantik Istrinya yang Tak Kunjung Pulang, Tutup IG Lalu ini Pembelaannya

Hendropriyono Yakin Pengumuman Hasil Pilpres 2019 Aman

Sebelumnya, Jenderal TNI Purnawirawan Hendropriyono meyakini kondisi Indonesia saat pengumuman hasil Pilpres 2019 pada 22 Mei mendatang akan tetap aman

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Hendropriyono: Tak Ada Sejarah Kudeta Sipil Berhasil Kecuali Didukung TNI-Polri', Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono juga menilai sikap Prabowo Subianto yang sempat menolak hasil penghitungan suara oleh KPU tak akan mempengaruhi apapun.

"Enggak ada apa-apa. Rakyat tenang saja. Saya yakin, kita semua bagaimanapun di lubuk hati di tiap kita adalah nasionalis. Masa kita enggak mau jadi bangsa Indonesia lagi, kan enggak mungkin," kata Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono usai buka puasa bersama di kediaman Ketua DPD Oesman Sapta Odang, di Jalan Karang Asem Utara, Kuningan, Jakarta, Rabu (15/5/2019) malam.

Bahkan menurutnya, aksi people power yang disuarakan oleh sejumlah pendukung Prabowo diyakini tak akan berjalan.

"Apapun namanya, kalau mau capai kekuasaan tidak mengikuti aturan undang-undang yang berlaku dan konstitusi, itu namanya kudeta. Tapi kudeta sipil, itu enggak boleh," kata Hendropriyono.

"Kudeta sipil pun enggak pernah ada sejarahnya berhasil kecuali didukung TNI-Polri. Selama tidak didukung, maka tidak mungkin, jauh panggang dari api," kata purnawirawan Jendral TNI ini.

Beberapa Terduga Teroris Hendak Lepaskan Bom Pada 22 Mei 2019

Kepala Divisi Humas Polri, M Iqbal, dalam konferensi pers yang digelar Jumat (17/5/2019) di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, mengatakan para terduga terorisme betul-betul memanfaatkan momentum pesta demokrasi, seusai memutar video pengakuan tersangka.

Rumah NN di Lingkungan/Kelurahan Bajang RT 01/RW 01, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar yang digerebek Densus 88, Rabu (13/6/2018) malam.
Rumah NN di Lingkungan/Kelurahan Bajang RT 01/RW 01, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar yang digerebek Densus 88, Rabu (13/6/2018) malam. (surya/imam taufiq)

Dalam video yang diputar oleh M Iqbal, terdapat seorang pria yang mengaku telah merencanakan amaliah jihad pada 22 Mei 2019 bertepatan dengan pengumuman penghitungan suara pemilu.

Masih di video yang sama, pria tersebut menjelaskan, ia akan melemparkan bom ke arah kerumunan massa.

Hal itu dilakukan lantaran menurutnya, pemilu merupakan kesyirikan, mulai dari ketika diselenggarakan hingga peserta yang turut dalam pemilu.

Pria tersebut, menurut M Iqbal, adalah salah seorang tersangka teroris.

Karenanya, dia mengimbau agar massa tidak berkumpul saat KPU mengumumkan hasil penghitungan suara Pemilu 2019.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved