Cara Terbaru Menyadap Chat WhatsApp Pasanganmu Tanpa Aplikasi Penyadap, Cukup Browser di HP
Cara terbaru menyadap chat Whatsapp (WA) pasanganmu tanpa aplikasi penyadap ada di artikel ini. Caranya mudah, hanya gunakan browser di ponsel (HP).
SURYA.CO.ID - Cara terbaru menyadap chat Whatsapp (WA) pasanganmu tanpa aplikasi penyadap ada di artikel ini.
Caranya mudah, hanya gunakan browser di ponsel (HP).
Sementara itu, info terbaru peretas ( hacker) dapat memasang peranti mata-mata pada ponsel dan gawai lain dengan memanfaatkan kelemahan pada aplikasi WhatsApp (WA).
Surya.co.id melansir Nextren mengungkap langkah-langkah menyadap WhatsApp (WA) gebetan Anda!
1. Pastikan kamu memiliki aplikasi browser Google Chrome atau Mozilla Firefox di hape mu yah.
Jika tidak maka kamu harus unduh salah satu browser tersebut terlebih dahulu.
2. Buka browser tersebut lalu masuk ke link https://web.whatsapp.com/
3. Jika sudah masuk kamu harus mengubah pengaturan web kamu menjadi dekstop web.
Cara kamu tinggal masuk menu pengaturan yang terletak di atas kanan dengan logo 3 titik.

Lalu kamu cari pilihan Dekstop Site dan centang pilihan tersebut.
Maka otomatis website kamu akan refresh menjadi website versi dekstop.
Nah jika sudah begitu, maka akan muncul barcode yang bisa kamu scan dengan hape lain.
4. Kamu bisa ambil hape pasanganmu setelah itu masuk ke menu pengaturan dan pilih Whatsapp Web.
Kamu akan diminta untuk meng-scan barcode yang ada di Whatsapp Web tadi.
Kamu tinggal scan saja barcode tersebut yang ada di browser hape mu.

5. Setelah kamu selesai meng-scan maka kamu akan terhubung langsung dengan Whatsapp pasanganmu.
Kamu bisa memantau Whatsapp pasanganmu, selama dia tidak memutus aksesmu loh.
Jadi jangan sampai ketauan ya, agar aksesmu nggak diputus dan kamu bisa memantau isi WhatsApp pasanganmu terus.

WhatsApp Rawan Di-hack untuk Mata-mata, Begini Cara Kerjanya
Peretas ( hacker) dapat memasang peranti mata-mata pada ponsel dan gawai lain dengan memanfaatkan kelemahan pada aplikasi WhatsApp.
WhatsApp, yang dimiliki oleh Facebook, mengatakan peretasan menyasar "sejumlah pengguna tertentu" dan dilancarkan oleh "seorang aktor siber yang canggih".
Pembenahan rencananya dirilis pada Jumat (17/5/2019) kemarin.
Penyerangan itu, menurut laporan Financial Times, dikembangkan sebuah perusahaan keamanan Israel bernama NSO Group.
Pada Senin (13/5/2019), WhatsApp mendorong 1,5 juta penggunanya untuk memutakhirkan aplikasi sebagai langkah antisipasi.
Serangan peretasan itu sendiri baru ditemukan awal bulan ini.
Celah Apa yang Digunakan?
Peretas memanfaatkan panggilan suara WhatsApp untuk menjangkau perangkat ponsel seorang target.
Kalaupun panggilan itu tidak direspons, peranti mata-mata akan terpasang dan, sebagaimana dilaporkan FT, panggilan suara itu kerap menghilang dari daftar panggilan pada ponsel.
WhatsApp mengatakan kepada BBC bahwa tim keamanannya adalah pihak pertama yang mengidentifikasi celah tersebut dan berbagi informasi itu kepada sejumlah kelompok pelindung HAM, beberapa perusahaan keamanan tertentu, dan Departemen Kehakiman AS awal bulan ini.
"Serangan itu punya ciri khas sebuah perusahaan swasta yang dilaporkan bekerja sama dengan pemerintah untuk menyampaikan peranti mata-mata yang mengambil alih fungsi-fungsi sistem operasi telepon seluler," sebut WhatsApp dalam catatan untuk para wartawan.
Siapa di Balik Perangkat Lunak Ini?
NSO Group adalah sebuah perusahaan Israel yang di masa lalu dirujuk sebagai "penjual senjata siber".
Perangkat lunak buatan mereka, Pegasus, punya kemampuan mengumpulkan data sensitif dari gawai milik orang yang menjadi target, termasuk menangkap data melalui mikrofon dan kamera serta mengumpulkan data lokasi.
Dalam pernyataan resmi, perusahaan itu menyebut: "Teknologi NSO diberi lisensi oleh badan pemerintah yang berwenang untuk tujuan memerangi kejahatan dan teror.
"Perusahaan tidak mengoperasikan sistem itu, dan setelah melalui proses lisensi dan seleksi ketat, aparat hukum dan intelijen menentukan bagaimana menggunakan teknologi ini guna mendukubg misi-misi keselamatan publik.
Kami menyelidiki setiap tuduhan kredibel mengenai penyalahgunaan dan jika diperlukan, kami mengambil tindakan, termasuk mematikan sistem.
"NSO tidak boleh terlibat dalam pengoperasian atau identifikasi target yang dilakukan teknologinya, yang dioperasikan oleh badan penegakan hukum dan intelijen. NSO tidak bisa dan tidak ingin menggunakan teknologinya secara sepihak untuk menyasar orang atau organisasi manapun."
Siapa yang Disasar?
WhatsApp mengatakan terlalu dini untuk mengetahui berapa banyak pengguna yang terdampak oleh celah dalam aplikasi tersebut.
Meski demikian, perusahaan itu menambahkan, pihak-pihak yang diduga terpapar serangan merupakan pihak yang sangat penting.
Amnesty International, yang menyatakan telah menjadi sasaran peranti ciptaan NSO Group pada masa lalu, mengatakan serangan itu adalah salah satu yang dikhawatirkan bakal terwujud.
"Mereka bisa menginfeksi telepon Anda tanpa Anda melakukan tindakan apapun," kata Danna Ingleton, wakil direktur program untuk Amnesty Tech.
Menurutnya, ada banyak bukti bahwa peranti itu dipakai rezim-rezim untuk mengawasi aktivis dan jurnalis ternama.
"Harus ada pertanggungjawaban untuk hal ini. Industri ini tidak bisa terus berlanjut dengan kerahasiaan dan seperti Wild West."
Pada Selasa (14/5/2019), pengadilan di Tel Aviv akan mendengarkan petisi Amnesty International yang menyeru kepada menteri pertahanan Israel untuk mencabut lisensi NSO Group untuk mengekspor produk-produknya. (*)
Artikel ini sebelumnya tayang di Tribun Jambi berjudul: Cara Sadap WhatsApp (WA) Lewat HP Android Tanpa Aplikasi dan BBC News Indonesia dengan judul Manfaatkan celah WhatsApp, peretas pasang peranti mata-mata pada ponsel.