1 Tahun Tragedi Bom Surabaya

Setahun Tragedi Bom Surabaya, Anak-anak Pelaku Masih Dirawat Kementerian Sosial

Tepat setahun silam, 13 Mei 2018, rangkaian tragedi bom mengguncang kota Surabaya. Bagaimana nasib anak-anak pelaku bom bunuh diri itu sekarang?

surya.co.id
Foto tragedi bom Surabaya yang terjadi di gereja Katolik Santa Maria tak Bercela, setahun silam. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Tepat setahun silam, 13 Mei 2018, rangkaian tragedi bom mengguncang kota Surabaya. 

Setahun berlalu, masih ada hal yang tertinggal dari tragedi perih tersebut. Salah satunya adalah nasib anak-anak pelaku bomber. 

Wartawan Surya berusaha mengeksplorasi hal ini dengan mencoba menjalin komunikasi dengan keluarga pasangan pelaku bom bunuh diri, pasutri Tri Murtiono dan Tri Ernawati. 

Tidak mudah untuk melakukan komunikasi ini. Sebab, keluarga mereka, masih tertutup terhadap orang asing. Apalagi, wartawan. 

"Keluarga masih tidak mau menerima orang asing terutama wartawan. Bila ada yang mencari informasi atau keperluan disarankan ke saya. Kalau sama warga sini ataupun orang yang dikenal mereka terbuka," kata Kukuh Santoso, Ketua RT 9 Krukah Selatan, Kelurahan Ngangel Rejo, Wonokromo, Surabaya, Jumat (10/5).

Dalam peristiwa pengeboman di Mapolrestabes Surabaya pada 13 Mei 2018 itu, Tri Murtiono-Tri Ernawati beserta dua anak laki-lakinya tewas di lokasi. Sedangkan anak perempuannya yang saat itu masih berusia 7 tahun, berhasil diselamatkan.

Anak perempuan malang itu kini dirawat di tempat rehabilitasi di bawah pengawasan kementerian sosial bersama enam anak bomber lainnya.

Menurut Kukuh Santoso, keluarga almarhum Tri Ernawati masih begitu terpukul atas kejadian bom bunuh diri. Hal ini yang diduga membuat keluarga menutup diri.

"Kejadian itu (bom bunuh diri) masih membekas di benak keluarga. Setiap ada orang atau wartawan yang mencari informasi terkait hal itu, pasti bakal ditolak," ujarnya.

Kukuh menegaskan, warga dan keluarga Tri Ernawati berhubungan baik. Warga tetap merangkul mereka dan tak pernah menjauhi, meski anggota keluarganya menjadi teroris.

"Warga tidak mendiskriminasi dan tak membeda-bedakan. Entah itu mantan napi ataupun keluarga teroris. Semua kami rangkul," tegasnya.

Keluarga Tri Ernawati juga masih aktif di sejumlah kegiatan lingkungan (RT).  Mereka juga kerap berbaur dengan warga lain. Keakraban antara keluarga Tri Ernawati dengan warga begitu kental.

"Mereka masih aktif di kegiatan RT. Setiap kali kami undang di kegiatan ke-RTan mereka pasti hadir," ucapnya.

Terkait rencana kemensos yang akan mengembalikan anak pasangan Tri Ernawati- Tri Murtiono yang selamat dari peristiwa bom bunuh diri ke lingkungan masyarakat, Kukuh menjamin bila warga bakal menerima anak tersebut.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved