Curhat Wali Kota Tri Rismaharini soal Bom Surabaya: Kaki Saya Ini Rasanya Sudah Nggak Bisa Berdiri
Wali Kota Tri Rismaharini singgung peristiwa bom yang sempat menyerang tiga gereja di Surabaya satu tahun lalu.
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini singgung peristiwa bom yang sempat menyerang tiga gereja di Surabaya satu tahun lalu, saat menghadiri acara lepas sambut Kapolrestabes Surabaya, Selasa (7/5/2019).
Melalui sebuah video berdurasi kurang dari 17 menit yang diunggah oleh kanal YouTube SPECIALS ID35 itu, Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini, mengingat momen ketika ia dengan Kombes Pol Rudi Setiawan menangani kasus bom di tiga gereja Surabaya satu tahun lalu.
Ketika masih menjadi Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan pernah menangani kasus bom bersama Risma.
Mengenang peristiwa itu, Risma mengaku sedang menemui Raja Salman untuk sebuah undangan bersama dengan Rudi Setiawan.
• Gus Hans dan Azrul Ananda Disebut Sosok yang Cocok Pengganti Wali Kota Risma, juga Ada Sosok Ini
• Berkat ini Kota Surabaya dan Walikota Risma Terima Penghargaan Kemenkumham
• Wali Kota Risma Berencana Resmikan Patung Suroboyo di Pantai Kenjeran saat HUT Surabaya 2019
Menurut Risma, Rudi Setiawan seperti merasa ada yang ganjil sehingga meminta izin untuk pulang ke Surabaya terlebih dahulu.
"Bu Risma saya izin pulang duluan," terang Risma menirukan ucapan Rudi kala itu.
Benar saja, setelah Rudi Setiawan pulang, keesokan harinya bom langsung menggegerkan warga Surabaya.
Risma yang baru saja tiba di Surabaya, langsung meluncur menuju tiga lokasi gereja Surabaya yang terkena bom yakni, di Gereja Pantekosta Pusat (GPPS) Arjuno, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, dan Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel.
Diceritakan oleh Risma, saat melakukan susur lokasi di tempat kejadian peledakan bom itu, ia mengaku tak tega.
Hal itu lantaran Risma tak pernah bisa jika harus melihat darah dari korban yang berjatuhan.
"Wong saya saja kalau periksa kesehatan, selalu tutup mata. Tapi kemarin saya harus kuat," ujar Risma.
Bahkan, ketika bom bunuh diri juga meledak di Polrestabes Surabaya, Risma lebih tak kuasa lagi dan merasa lemas.
"Apalagi saat kemudian kejadian di Polrestabes itu rasanya saya sudah nggak kuat. Kaki saya ini rasanya sudah nggak bisa berdiri. Tapi saya harus kuat, Pak Rudi pasti bingung," kenangnya.
Kala itu, Risma sudah tak ingin menuju Polrestabes Surabaya lantaran ia merasa sudah tak kuat dan takut jika nantinya akan pingsan.