Single Focus

Pemkot Surabaya Sesuaikan Kuota Penerima Beasiswa Gemas dengan Jumlah Warga Tak Mampu

Pemkot Surabaya membuka peluang pengajuan beasiswa Gemas setiap tahun. Rahun ini, kuota beasiswa akan disesuaikan dengan jumlah warga tak mampu.

Penulis: Delya Octovie | Editor: Eben Haezer Panca
the 10th circle
ilustrasi beasiswa 

SURYA.co.id | SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya beberapa tahun terakhir memberikan bantuan pendidikan berupa beasiswa pada warga Surabaya berprestasi yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan dari kalangan keluarga tidak mampu.

Hingga tahun ini, beasiswa bagi generasi emas (Gemas) itu telah diberikan pada 1.186 warga Surabaya, plus 16 peragawati hasil kerja sama dengan Citilink.

Kepala Dindik Kota Surabaya, Ikhsan mengungkapkan, setiap tahun membuka peluang pengajuan beasiswa ini. Rencananya, tahun ini kuota beasiswa akan disesuaikan banyaknya mahasiswa dari keluarga tak mampu yang diterima di delapan PTN.

Delapan PTN itu terdiri dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Kemudian, Universitas Islam Negeri Surabaya (Uinsa), Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kemenkes, dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim.

"Syaratnya, mereka harus diterima atau telah dinyatakan lolos masuk PTN baik jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) maupun Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)," ujar Ikhsan, kemarin.

Selain diterima sebagai mahasiswa di PTN, mereka juga harus menyertakan bukti keterangan sebagai warga Surabaya yang tidak mampu. Kemudian, bisa langsung mengajukan beasiswa ke Pemkot Surabaya atau melalui Dindik.

"Selanjutnya, akan dilakukan survei untuk menetapkan mahasiswa itu layak atau tidaknya mendapat bantuan program beasiswa generasi emas," katanya.

Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini mengatakan, penerima program gemas akan mendapatkan fasilitas berupa biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) sesuai kampus masing-masing. Selain itu, mahasiswa juga mendapat tunjangan biaya pendidikan Rp 750.000 tiap semester dan uang transportasi Rp 500.000 per bulan.

"Namun, jika mahasiswa ini sudah mendapatkan bantuan program bidikmisi, maka tidak boleh double. Supaya penerima bantuan beasiswa untuk kalangan kurang mampu bisa merata," papar Ikhsan.

Entas kemiskinan

Pemberian beasiswa ini diberikan selama masa studi ideal tiap jenjang yaitu empat tahun untuk S1 dan tiga tahun untuk D3. Sementara, untuk menjaga kualitas dan prestasi, penerima beasiswa diharuskan mendapat IPK minimal 2,75 setiap semesternya.

Ikhsan menambahkan, program ini salah satu upaya Wali Kota Tri Rismaharini untuk percepatan mengentaskan kemiskinan.

"Bu Wali mempertimbangkan, bagaimana mempercepat pengentasan kemiskinan, nah caranya dengan mata rantai diputus," ungkapnya.

Selain beasiswa gemas, juga ada kerja sama Triple Helix antara Pemkot Surabaya, perguruan tinggi, dan perusahaan, yang diwujudkan dalam bentuk beasiswa pendidikan D3 Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya). Di Unitomo, yang memiliki jurusan khusus mencetak tenaga ahli pengelolaan darah, mahasiswa bisa langsung bekerja di pengelolaan bank darah PMI atau di Rumah Sakit.

"Program dengan Perguruan Tinggi Swasta ini merupakan program Triple Helix, dimana PTS itu telah memiliki kerja sama dengan perusahaan yang akan menerima para lulusan," pungkasnya. (ovi/del)

Sempat Terancam Tak Bisa Kuliah, Nekat Ajukan Beasiswa Agar Tak Bebani Orang Tua

Pemkot Surabaya Kucurkan Beasiswa Gemas Untuk Mahasiswa PTN dan Swasta

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved