Kilas Balik
Mantan Ajudan Soekarno Ungkap Kisah Pilu Bung Karno di Akhir Jabatannya, Sarapan pun Tak Diberi
Mantan ajudan presiden Soekarno, Maulwi Saelan mengungkap kisah pilu Bung Karno di akhir masa jabatannya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Mantan ajudan presiden Soekarno, Maulwi Saelan mengungkap kisah pilu Bung Karno di akhir masa jabatannya
Dilansi dari buku berjudul "Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno" terbitan Penerbit Buku Kompas 2014, Maulwi menyebut Soekarno sempat diperlakukan kurang baik di istana negara
Pada suatu pagi di Istana Merdeka, Soekarno minta sarapan roti bakar seperti biasanya.
Langsung dijawab oleh pelayan, “Tidak ada roti.” Soekarno menyahut, “Kalau tidak ada roti, saya minta pisang."
Dijawab, “Itu pun tidak ada.” Karena lapar, Soekarno meminta, “Nasi dengan kecap saja saya mau.”
Lagi-lagi pelayan menjawab, “Nasinya tidak ada.” Akhirnya, Soekarno berangkat ke Bogor untuk mendapatkan sarapan di sana.
Maulwi Saelan, mantan ajudan dan kepala protokol pengamanan presiden juga menceritakan penjelasan Soekarno bahwa dia tidak ingin melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya.
“Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu,” kata Bung Karno.
Ketika kekuasaan beralih, Maulwi Saelan ditangkap dan dipindahkan dari penjara ke penjara.
Dari Rumah Tahanan Militer Budi Utomo ke Penjara Salemba, pindah ke Lembaga Pemasyarakatan Nirbaya di Jakarta Timur.
Sampai suatu siang di tahun 1972, alias lima tahun setelah ditangkap, dia diperintah untuk keluar dari sel.
Ternyata itu hari pembebasannya. Tanpa pengadilan, tanpa sidang, namun dia harus mencari surat keterangan dari Polisi Militer agar tidak dicap PKI.
“Sudah, begitu saja,” kenangnya.
Soekarno Sempat Sembunyikan Bendera Pusaka Saat Soeharto Jadi Presiden
Saat pertama kali Soeharto diangkat jadi presiden RI, istana negara sempat dibuat gempar karena bendera pusaka disembunyikan oleh Soekarno
Bendera Pusaka memiliki makna yang besar bagi bangsa Indonesia.
Kain merah putih yang dijahit oleh Fatmawati itu merupakan bendera yang dikibarkan pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Namun siapa sangka, keberadaan Bendara Pusaka sempat menjadi tanda tanya saat Soekarno lengser sebagai Presiden RI pada Maret 1967 dan digantikan oleh Soeharto.
Seperti dikutip dari buku 'Berkibarlah Benderaku-Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka' yang ditulis oleh Bondan Winarno
Bahkan, petugas Istana negara tak menemukan Bendera Pusaka tersebut.
Padahal, saat itu rencananya Bendara Pusaka akan dikibarkan pada upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1967
Soekarno ternyata membawa Bendera Pusaka keluar dari Istana setelah digantikan oleh Presiden Soeharto.
Istana negara sampai membentuk delegasi untuk menemui Soekarno
"Kenyataan bahwa Bendera Pusaka itu dijahit oleh Ibu Fatmawati dan merupakan milik pribadi Bung Karno, membuat kepemilikan benda bersejarah ini sempat menjadi masalah kecil," tulis Bondan Winarno
Delegasi yang dibentuk oleh Istana akhirnya menemui Soekarno di Istana Bogor.
Soekarno awalnya ragu saat ditanya keberadaan Bendera Pusaka.
Namun, Soekarno menyadari bahwa Bendera Pusaka yang dijahit oleh Fatmawati itu bukan lah milik pribadi, namun sudah menjadi milik bangsa Indonesia.
Soekarno lantas meminta delegasi untuk kembali menemuinya pada 16 Agustus 1967. Permintaan itu pun iyakan oleh delegasi.
Namun saat kembali menemui Soekarno pada 16 Agustus 1967, delegasi justru diajak Soekarno kembali ke Jakarta dan mendatangi Monumen Nasional (Monas).
"Ternyata Bung Karno menyimpan Bendera Pustaka di sebuah ruangan bawah tanah di kaki Monumen Nasional," tulis Bondan.
Setelah Bendera Pusaka diserahkan ke Istana, Presiden Soeharto tak langsung percaya bendera tersebut merupakan Bendera Pusaka.
Soeharto lantas memanggil mantan ajudan Presiden Soekarno Husain Mutahar untuk mengecek keaslian bendera tersebut.
Husain Mutahar adalah ajudan Presiden Soekarno yang mengamankan Bendera Pusaka saat Bung Karno dan Bung Hatta ditawan Belanda pada Agresi Militer Belanda ke dua.
Saat itu, Mutahar diperintah oleh Soekarno menjaga Bendera Pusaka.
Agar tak disita Belanda, Mutahar sampai membuka jahitan bendara tersebut dan memisahkan warna merah dan putihnya.
Setelah Agresi Militer II Belanda selesai, Bendera Pusaka dijahit kembali dan diserahkan kepada Soekarno
Karena tahu betul Bendera Pusaka, Mutahar mengatakan bahwa bendera yang disimpan Soekarno di Monas adalah Bendera Pusaka.
Kekuatan Gaib Presiden Soekarno (Bung Karno) Dibongkar Sang Istri
Isu tentang kekuatan gaib Presiden Soekarno (Bung Karno) akhirnya diklarifikasi oleh salah satu istrinya, Yurike Sanger
Seperti diketahui, tersebar banyak isu mengenai kekuatan gaib Soekarno seperti memiliki tongkat ajaib hingga uang Soekarno yang dikabarkan bisa berhentikan hujan
Dilansir dari video yang diunggah akun youtube Bucek Lie, Yurike Sanger membeberkan kebenaran mengenai isu kekuatan gaib Soekarno yang telah banyak dipercaya orang
Awalnya, Yurike Sanger mengakui kalau rakyat Indonesia memang sangat menghormati dan mengagumi sosok Soekarno
Menurut Yurike Sanger, rasa hormat dan kagum itulah yang bisa menjadi penyebabnya munculnya isu-isu tersebut

Selama hidup dengan Soekarno, Yurike Sanger mengakui kalau sisa makanan Bung Karno kerap diperebutkan banyak orang karena dipercaya punya kekuatan gaib
"Mereka itu sampai merasakan sendiri seperti ada kekuatan gaib bahwa dengan makan sisa itu bisa merasakan sesuatu," kata Yurike Sanger.
Namun, Yurike Sanger juga dengan tegas membantah kabar kalau Soekarno memiliki kekuatan gaib
Menurutnya, hal itu hanya prasangka saja karena Soekarno memang sosok berkharisma yang membuat orang lain segan, jadi bukan karena punya kekuatan gaib
Saat Soekarno berpidato, semua orang akan menghentikan kegiatannya dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Bung Karno
"Kalau pidato meski di radio, orang itu sampai berhenti kerja hanya untuk mendengar pidato Bung Karno. Sebegitu kharismanya beliau sebagai seorang presiden," kata Yurike Sanger.
Selain itu, Yurike Sanger juga meluruskan soal kabar Soekarno kerap melakukan ritual seperti meditasi atau semedi.

Yurike Sanger tegas mengungkapkan kalau dirinya tak pernah melihat Soekarno melakukan hal semacam itu
"Yang saya selalu tahu beliau itu selalu salat, bukan meditasi atau seperti semedi. Itu sama sekali belum pernah melihat," kata Yurike Sanger.
Yurike Sanger juga tak pernah menemukan benda-benda keramat Soekarno seperti yang diisukan banyak orang.
"Benda keramat pun tidak pernah ada, saya tidak lihat beliau bawa benda keramat. Isu soal tongkat ajaib Bung Karno, itu saking rakyat itu terlalu memuji sehingga muncul perasaan itu," ujarnya.
Meski sering dikabarkan punya kekuatan gaib dan benda keramat, Soekarno tak pernah merasa didewakan.
Yurike Sanger melihat Bung Karno sebagai sosok yang sederhana dan tak pernah berlebihan
Berikut video selengkapnya: