Daftar Korban Dalam Perburuan KKB Papua Setahun Terakhir, 4 TNI Gugur hingga Pemerkosaan Guru
Perburuan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua selama setahun terakhir memang banyak menimbulkan korban, berikut daftarnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Perburuan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua selama setahun terakhir memang banyak menimbulkan korban
Selama perburuan KKB Papua tak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga korban luka-luka hingga korban pemerkosaan
Korban tewas dalam perburuan KKB Papua sudah mencapai 27 orang dalam satu tahun ini, termasuk 4 anggota TNI dan seorang anggota Brimob.
27 korban KKB Papua itu masing-masing terjadi pada 25 Juni 2018 (tiga warga meninggal), 1-2 Desember 2018 (19 warga meninggal), 3 Maret 2018 (seorang anggota TNI gugur), 7 Maret (tiga TNI gugur) dan terakhir 20 Maret 2019 (seorang Brimob gugur)
KKB Papua juga dianggap bertanggung jawab atas sejumlah aksi kejahatan yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun terakhir di Kabupaten Nduga, Papua

• VIDEO Kronologi 50 Karyawati Tanpa Busana Perusahaan Kecantikan, Fotonya Tersebar di Whatsapp & FB
Dilansir dari Tribun Medan (gropu SURYA.co.id), berikut sejumlah catatan kriminal yang dilakukan oleh KKB Papua:
22 Juni 2018
Pesawat Twin Oter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam ditembak di lapangan terbang Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga.
Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak.
Sementara kopilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak.
25 Juni 2018
Pesawat Twin Oter milik Trigana yang mengangkut logistik pemilu dan pihak aparat keamanan ditembak.
Akibatnya, pilot pesawat Kapt Ahmad Kamil terkena luka tembak di punggung.
Pada hari yang sama, kelompok kriminal ini kembali menyerang masyarakat sipil di Kota Kenyam.
Tiga orang meninggal dalam peristiwa itu, yakni Hendrik Sattu Kolab (38) dan istrinya, Martha Palin (28) serta teman mereka, Zainal Abidin (20).
Sedangkan anak Hendrik yang berusia 6 tahun bernama Arjuna Kola mengalami luka parah di wajah akibat dibacok dengan parang.
3 - 17 Oktober 2018

Sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma.
Salah satu di antaranya seorang tenaga kesehatan diperkosa.
1 - 2 Desember 2018
Puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk melakukan pembangunan jembatan jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi disandera oleh kelompok ini.
Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi.
Sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya dan 19 orang dipastikan meninggal dunia.
3 Desember 2018
Kelompok ini mengejar karyawan yang melarikan diri menuju Distrik Mbua. Kemudian ketika mereka berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melakukan penyerangan.
Akibatnya, 1 anggota TNI, Serda Handoko gugur dan 1 lagi luka-luka.
4 Desember 2018
Kelompok KKB ini masih menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kali dari Distrik Mbua.
Belum ada kabar dari para karyawan PT Istaka Karya yang belum bisa dievakuasi dari Puncak Kabo.
Sementara aparat penegak hukum dari TNI dan Polri sampai sejauh ini mendapat perlawanan dari kelompok KKB.
Bahkan hari ini helikopter yang digunakan TNI ditembaki dan 1 anggota terkena tembakan saat baku kontak di Puncak Kabo.
5 Desember 2018
Satu anggota Brimob atas nama Bharatu Wahyu dan baling-baling helikopter terkena tembakan di Puncak Kabo.
7 Maret 2019
Kelompok ini kembali menyerang Distrik Mugi, Tiga anggota TNI gugur, yakni Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin dan Serda Siswanto Bayu.
20 Maret 2019
Tiga anggota Brimob ditembak dan salah satunya gugur, yakni Bharada Aldi.
Korban mengalami luka tembak pada bahu kiri kanan.
Sedangkan korban luka-luka adalah Ipda Arif Rahman, mengalami luka tembak pada bahu kiri tembus punggung dan Bharada Ravi Fitrah Kurniawan, terkena tembakan di dada kanan bawah ketiak sebanyak 2 kali.
Kini keduanya dalam kondisi kritis.
TNI Bongkar Kebohongan KKB Papua Soal Jumlah Korban & Senjata Rampasan
Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kol. Inf. Muhammad Aidi membantah klaim kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua soal jumlah korban dan rampasan senjata dalam baku tembak di Nduga, Kamis (7/3/2019)
Seperti diketahui, akun facebook TPNPB menyebut KKB Papua berhasil merebut 4 pucuk senjata anggota TNI dan 5 anggota TNI gugur
TNI melalui Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kol. Inf. Muhammad Aidi membantah klaim KKB Papua tersebut
“Pernyataan itu tidak benar. TNI tidak mungkin menutup-nutupi jika ada personel yang gugur karena pihak keluarga bisa menuntut institusi TNI,” kata Aidi di Timika, Kabupaten Mimika, Jumat (8/3/2019).
Kapendam menegaskan juga bahwa tidak mungkin ada perampasan senjata karena penyerangan dilakukan dari jarak yang cukup jauh dari arah perbukitan.
“Bagaimana mungkin mereka merampas senjata TNI sedangkan mereka menyerang pasukan TNI dari arah ketinggian dengan jarak yang cukup jauh,” ujar Aidi
Akun facebook TPNPB pada Senin (11/3/2019), Lekagak Telenggen yang mengaku sebagai Komandan operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat menyatakan bahwa pihaknya tidak takut akan tindakan yang diambil TNI.
Di salah satu pernyataannya, Lekagak Telenggen mengaku bahwa dirinya siap bertanggung jawab atas peristiwa perebutan 4 pujuk senjata TNI.
"Hari ini 11/3/2019 PERNYATAAN SIKAP KOMADAN OPERASI UMUM TPNPB se Tanah Papua, Mayjend. Lekagak Telenggen Terkait Peristiwa 7 Maret 2019 di Kampung Windi Distrik Derakma, Bahwa :
1. Saya selaku Komadan Operasi umum 30 Kodap TPNPB Se Tanah Papua sudah menerima Laporan Resmi bahwa Brigjend. Egianus Kogeya dan Pemne Kogeya pimpinan KODAP III Ndugama telah merebut 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota TNI di Distrik Derakma Kab Nduga _Papua.
2. Maka saya siap Bertanggung Jawab atas Peristiwa Perebutan 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota di Distrik Derakma tersebut.
3. Saya dengar Presiden Yokowi Mengirim 7.000 Personil Ke Nduga untuk Pengejaran 4 pujuk senjata itu kami tidak takut kami TPNPB siap jemput kedatangan 7000 Personil itu.
4. Presiden Jokowi sudah tanda tangan TNI perang melawan TPNPB itu Kami sudah ketahui siap menyemput kedatangn tamu," tulis akun Facebook TPNPB seperti dikutip.
Dalam foto yang diunggah, tampak 4 pucuk senjata yang disebut oleh akun TPNPB merupakan hasil rampasan dalam insiden pembantaian anggota TNI di Nduga pada 7 Maret 2019 lalu.

Namun foto senjata yang diunggah bukanlah senjata standar TNI, terutama yang ditugaskan ke daerah operasi
Tak hanya itu, akun Fajar Merah membongkar jenis senjata yang diunggah.
''Itu cuma propaganda, senjata di foto tersebut jelas bukan standar TNI yang bertugas saat ini di Papua. Pada foto itu 1 pucuk SS1-V1 hanya digunakan di Yonif teritorial dan Satuan Terr, 1 Pucuk Thomson USA senjata PD-II, 1 pucuk M-16A1 hanya dipakai di Satuan Pendidikan dan Terr, AK47 Hanya dipakai di Satuan Pendidikan biasanya utk materi dopper. Jadi kabar tersebut jelas Kebohongan nyata Teroris OPM. Senjata standart Satuan Penugasan Operasi saat ini, SS2 All Variant, Sig Sauer, SPR-1/2,'' tulis Fajar Merah.
Bahkan beberapa netizen mengunggah foto senjata standar TNI SS2 produksi PT Pindad, yang sudah terbukti di ajang internasional AASAM.
*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Catatan Kriminal KKB di Papua Selama 1 Tahun, Bunuh 26 Orang dan Perkosa Tenaga Medis",