Berita Surabaya
Dindik Surabaya Gelar Pelatihan LOOT dengan Orangtua Siswa, Ini Tujuannya
orangtua dilibatkan dalam Layanan Orientasi Orang Tua (LOOT) dalam rangkaian Layanan Orientasi Siswa (LOS) setiap penerimaan siswa baru
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Guru di sekolah kerap dihantui perasaan cemas dalam mendidik dan mendisiplinkan siswa, karena kerap terjadi pelaporan yang dilakukan oknum orangtua saat siswa mendapat perlakuan yang tidak dikehendaki orangtua.
Untuk menyamakan persepsi pendidikan di sekolah, orangtua telah dilibatkan dalam Layanan Orientasi Orang Tua (LOOT) dalam rangkaian Layanan Orientasi Siswa (LOS) setiap penerimaan siswa baru. Tahun ini, Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya kembali menyiapkan guru dan siswa untuk LIS melalui pelatihan yang digelar tiga hari, mulai Rabu sampai Jumat (13-15/3/2019), di Gedung Wanita Candra Kencana.
Peserta pelatihan adalah Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan dan Ketua OSIS untuk jenjang SMP/MTs. Sementara jenjang SD/MI ditujukan kepada kepala sekolah dan guru kelas. Praktisi Psikologi Pusat Pembelajaran Keluarga Pemkot Surabaya, Fatchul Munir, mengungkapkan untuk mensinergikan pendidikan di sekolah, orangtua perlu dilibatkan.
"Jadi orangtua perlu diberi edukasi terkait pendidikan yang diterapkan di sekolah, saat persepsi sama maka jalannya pendidikan akan lancar karena saling mendukung," kata Fatchul.
Fatchul mencontohkan penerapan sanksi di sekolah yang kerap menjadi pro dan kontra, padahal menurutnya mustahil menjalankan pendidikan tanpa sanksi.
"Nah bentuk sanksi ini bisa diorientasikan ke orangtua, agar sanksinya tidak melukai anak maupun orangtua. Bentuknya seperti apa agar bisa mendisiplinkan anak bersama," sambungnya.
Masa LOS menurutnya juga bisa dijadikan konseling individu pada siswa, sehingga setiap siswa bisa diketahui potensinya hingga masalah di dalam keluarga yang mungkin menghambat prestasinya.
"LOS ini sangat tepat untuk mendeteksi anak-anak yang memiliki masalah di keluarga. Terutama yang tidak ada sosok ayah di keluarganya, karena mereka cenderung tidak tahu aturan jadi bisa lebih diarahkan saat di sekolah," urainya.
Sekretaris Dindik Surabaya, Aston Tambunan, menambahkan LOS di sekolah-sekolah Kota Surabaya dimulai tahun 2014 yang sebelumnya bernama Masa Orientasi Siswa (MOS).
LOS tahun ini diperkirakan akan dilaksanakan pada Juli 2019. Untuk busa mempersiapkan konsep Dindik mulai memberi pelatihan di tingkat guru kelas, kepala sekolah dan perwakilan siswa.
Untuk selanjutnya diteruskan pada siswa dan guru yang menjadi panitia selama LOS.
"LOS ini murni pelayanan, pelayanan warga sekolah kepada siswa baru. Pelatihan ini untuk menyatukan langkah," imbuh Aston.
Tujuan LOS, lanjut Aston, membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Dengan begitu, siswa baru dapat merasa aman dan nyaman serta mudah belaja untuk meraih kompetensi yang diharapkan.
"Konsep LOS ini sudah diadopsi oleh pusat. Jadi, kami ingin yang sudah baik dipertahankan dan tidak ada lagi perploncoan di sekolah-sekolah," ujarnya.
Nantinya LOS akan digelar selama dua hari, kemudian dilanjutkan dengan LOOT. Dengan demikian materi LOS bisa dijadikan bahan diskusi dengan orang tua jika ada hal yang tidak berkenan.
"Sehari bersama orangtua ini sekolah menyamakan visi dan agar tahu tujuan kalau ada yang tidak sesuai bisa dibicarakan bersama," pungkasnya.