Berita Entertainment
Fakta-Fakta Al Jenguk Ahmad Dhani, Ziarah ke Makam Gus Dur hingga Dapat Wejangan dari Gus Sholah
Fakta-fakta Al jenguk Ahmad Dhani, ziarah ke makam Gus Dur hingga dapat wejangan dari Gus Sholah di Ponpes Tebuireng, Kamis (21/2/2019).
Fakta-fakta Al jenguk Ahmad Dhani, ziarah ke makam Gus Dur hingga dapat wejangan dari Gus Sholah selaku pengasuh Ponpes Tebuireng.
SURYA.co.id | JOMBANG - Setiap hari, politisi Partai Gerindra, Ahmad Dhani yang 'mondok' di Rutan Medaeng mendapat tamu istimewa, baik dari keluarga, politisi, hingga capres-cawapres.
Kamis (21/2/2019), giliran anak pertama Ahmad Dhani dari istri Maia Estianty, Ahmad Al Ghazali mendatanginya. Al, begitu ia dipanggil, datang bersama beberapa pria berbadan tegap.
Berikut fakta-fakta kedatangan Al di Rutan Medaeng lalu sowan ke Ponpes Tebuireng, Jombang :
Kenakan Kaos Bergambar Ahmad Dhani
Putra sulung Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Al Ghazali datang ke Rutan Medaeng, Sidoarjo, Kamis (21/02/2019).
Al Ghazali datang mengendarai mobil Mercedes.
Ia terlihat mengenakan kaos warna putih bergambar Ahmad Dhanidan bertuliskan 'My Hero'.
Tak lupa Al Ghazali memakai kacamata warna hitam dan berpeci hitam.
Dia langsung masuk tanpa menggunakan nomor antrean layaknya pengunjung lainnya.
Al Ghazali juga dikawal tiga lelaki yang selalu mengikuti dan membukakan jalan.
Al datang pukul 11.10 wib dan langsung masuk tanpa berbicara apapun kepada awak media yang telah mengerumuninya.
Nyanyi Lagu Dewa
Al Ghazali mengajak awak media yang berkumpul di depan Rutan Medaeng Sidoarjo menyanyikan bersama lagu Dewa 'Hadapi Dengan Senyuman'.
Al Ghazali menyanyi sembari memainkan gitar yang dipinjam dari warga yang rumahnya dekat Rutan Medaeng Sidoarjo.
Al Ghazali menyanyi tepat di depan pintu Rutan Medaeng setelah selesai menjenguk ayahnya, Ahmad Dhani.
Dirinya keluar sekitar pukul 11.59 wib dan bernyanyi sebagai bentuk dukungan moral untuk ayahnya.
Meski terlihat lelah namun ia mengaku puas setelah berkunjung menjenguk Ahmad Dhani.
"Ya walaupun 30 hari ditahan, tetapi saya bangga dengan ayah. Karena ayah tetap kuat dan sabar," jelasnya kepada awak media.
Dirinya pun juga akan selalu mensupport terus ayahnya.
Dia juga menjawab pertanyaan para awak media, yang menanyakan pesan yang disampaikan Ahmad Dhani kepada dirinya.
"Ayah berpesan untuk terus memperjuangkan keadilan dan meneruskan perjuangan ayah. Ayah juga berpesan kepada keluarga untuk tetap selalu tetap kuat, tegar dan sabar," tambahnya.
Ia pun juga mengaku tidak membawa apa-apa saat berkunjung menjenguk ayahnya.
"Tidak membawa apa-apa. Hanya bawa doa," jawabnya singkat.
Ziarah ke makam Gus Dur
Anak sulung Ahmad Dhani, Ahmad Al Ghazali atau yang biasa disapa Al, berziarah ke makam mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kompleks makam keluarga, area Ponpes Tebuireng, Jombang, Kamis sore (21/2/2019.
Datang dengan memakai kaos tanpa kerah berwarna putih bergambar sang ayah, lengkap dengan tulisan 'My Hero' warna hitam, Al nampak ditemani beberapa orang pria.
Termasuk pihak pengurus ponpes, saat berada di makam Gus Dur.
"Ayah (Ahmad Dhani) itu NU (Nahdlatul Ulama) banget. Ayah juga sangat mencintai Gus Dur. Itu sebab saya berziarah ke sini," kata Al.
Sebelum ziarah makam Gus Dur, Al mengaku mengunjungi sang ayah di Rutan Medaeng Sidoarjo. Al mengaku mendapat pesan dari sang ayah untuk ke makam Gus Dur.
"Jadi ke sini itu karena permintaan ayah juga. Kita berdoa untuk Gus Dur dari sini, saya juga berdoa untuk ayah agar kuat, sabar dan tegar," sambungnya.
Temui Gus Sholah
Usai ziarah, putra pertama Ahmad Dhani hasil pernikahan dengan musisi dan penyanyi Maia Estianty ini juga menemui pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah).
Saat bertemu dengan Gus Solah, Al mengaku mendapat nasihat dari sang kiai yang juga adik kandung Gus Dur tersebut.
"Tadi dapat nasihat agar sabar dan kuat. Dan semoga Allah mempunyai jalan yang baik untuk ke depannya," ujar Al.
Gus Sholah : hukum belum adil
Terpisah, Gus Solah saat diminta komentarnya soal kasus yang menjerat Amhad Dhani mengatakan, dirinya merasa ada perlakuan tidak seimbang terhadap sekelompok orang dibanding kelompok yang lain.
"Saya bukan ahli hukum. Cuma saya dan banyak lagi yang merasa ada perlakuan yang tidak seimbang. Saya pikir itu bukan sesuatu yang baik untuk perkembangan hukum di Indonesia," kata mantan wakil Ketua Komnas HAM ini.
Gus Solah lantas mencontohkan adanya pidato salah satu tokoh di NTT, di mana perkataan dalam pidato yang terlalu jauh, namun tidak jelas juga penanganannya.
"Kalau tidak salah seorang anggota DPR dari salah satu partai yang jadi Gubernur NTT, itu berpidato yang menimbulkan masalah," tegasnya.
Masih menurut Gus Solah, perlakuan hukum seharusnya seimbang dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.
"Ya tidak hanya Ahmad Dhani saja. Hukum tidak melihat siapa itu, tetapi harus seimbang dan adil," tandasnya.
Menghadapi kasus hukum saat ini, Gus Solah juga berpesan kepada Ahmad Dhani melalui sang putra, Al, agar mempertebal rasa sabar dan tabah.
"Memang tidak mudah. Mungkin ini juga sebuah tempaan, yang untuk ke depannya harus lebih hati-hati. Siapapun juga bukan hanya Ahmad Dhani," pungkasnya.
Fadli Zon jenguk Ahmad Dhani lalu kritik Rutan
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengkritik pejabat publik yang tidak pernah melihat langsung kondisi rumah tahanan (Rutan) dan lembaga pemasyarakatan (Lapas).
"Seeing is believing. Kalau tidak melihat langsung. Maka tidak akan bisa memahami apa yang terjadi," jelas Fadli Zon kepada awak media di sela kunjungannya ke Rutan Medaeng, Rabu (20/02/2019) malam.
Fadli Zon mengatakan, banyak kondisi Lapas dan Rutan di Indonesia sudah overkapasitas.
Dan bisa dibilang sangat tidak manusiawi sama sekali. Salah satunya Rutan kelas 1 Surabaya di Medaeng Sidoarjo.
"Saya kira banyak pejabat elit di Jakarta tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di Lapas dan Rutan. Kondisinya dan lain sebagainya," tambahnya.
Dalam kunjungannya ke Rutan Medaeng di Sidoarjo, Fadli Zon mengaku sangat miris dengan kondisi Rutan Medaeng yang sudah overkapasitas hingga 500 persen.
"Banyak para napi tidak bisa tidur. Dan harus shift shiftan dan gantian untuk sekedar tidur saja," imbuhnya.
Apalagi sebagian besar napi tersebut tersangkut oleh kasus narkoba.
"Harus diselesaikan segera persoalan ini. Mungkin untuk napi narkoba perlu diseleksi. Mungkin perlu direhabilitasi, kerja sosial, denda, dan atau membangun lapas khusus narkoba," pungkasnya.