Kilas Balik

Jenderal TNI Berbaju Preman Dibentak Bintara Karena Salah Parkir, 'Salah Saya,' Kata Sang Jenderal

Mayor jenderal (Mayjen) TNI Benny Moerdani yang kala itu tergabung dalam intelijen TNI, sempat dibentak bintara gara-gara salah parkir

Tribun Jambi
Mayor jenderal TNI Benny Moerdani dibentak bintara 

SURYA.co.id - Identitas merupakan hal utama yang harus dirahasiakan oleh seorang intelijen, meskipun pangkatnya jenderal TNI sekalipun

Pengalaman menarik pernah dialami mayor jenderal (Mayjen) TNI Benny Moerdani yang kala itu tergabung dalam intelijen TNI

Benny Moerdani yang saat itu berpangkat mayor jenderal TNI, harus menjaga kerahasiaan identitasnya dari personel TNI lain

Seperti dilansir dari buku 'Pada buku Benny: Tragedi Seorang Loyalis' yang ditulis Julius Pour

Cerita itu bermula ketika Benny Moerdani pergi ke Markas Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Aksi Perwira TNI Berwajah Bule Menyusup ke Malaysia Sebagai Turis, Endingnya Diburu Kapal Inggris

VIDEO Viral Detik-detik Ledakan Dekat Nobar Debat Pilpres Jokowi-Prabowo di Gelora Bung Karno

Guru SD di Sumenep Punya Penghasilan Lebih dari Rp 100 Juta per Bulannya, Begini Rahasianya

Reaksi Nikita Mirzani Bila Dipo Latief Tak Akui Anaknya, Ungkit Kesenangan yang Telah Diberikan

Detik-detik Anggia Chan Ditembak Vicky Prasetyo, Ingin Lompat dari Bangunan hingga Terjun ke Kolam

Benny Moerdani (kanan).
Benny Moerdani (kanan). (Youtube)

Benny Moerdani mengendarai mobilnya tanpa mengenakan seragam dinas.

Dia berkendara ke kantor yang terletak di kawasan Medan Merdeka Barat.

Setiba di lokasi, ia langsung memarkirkan kendaraannya di lokasi terdekat dari pintu masuk.

Lokasi parkir itu merupakan tempat khusus bagi perwira tinggi militer.

Tanpa pikir panjang, seorang penjaga berpangkat bintara yang berasal dari satuan marinir menghardiknya.

Penjaga itu meminta Benny memindahkan mobilnya ke lokasi parkir lain.

Bagaimana respon Benny Moerdani?

Benny Moerdani diam saja.

Dia tidak marah dan hanya diam mengikuti perintah marinir tersebut.

"Mungkin memang salah saya sendiri, kok waktu itu pakai pakaian preman," ujar Benny Moerdani.

Akan Dinikahi Reino Barack, Tabiat Syahrini saat SMA Dibongkar Temannya : Insiden Rok Mini & Dibully

Pengakuan Luna Maya Jadi Jomblo hingga Reino Barack Mau Menikahi Syahrini, Makan Sampai 9 Piring

Rina Nose Buka Suara Soal Pertunangan Dirinya dengan Josscy Vallazza Aartsen, Sudah dari Januari

Jawaban Spontan Iriana Jokowi Saat Soimah Ingin Gantikan Jadi Ibu Presiden, Cuma 5 Kata

'Menyusup' Dalam Operasi Pembebasan Pesawat Woyla

Meski jabatannya adalah sebagai Kepala Pusat Intelijen Strategis, Letjen Benny Moerdani malah 'menyusup' diantara para prajurit Kopassus dan turut serta dalam operasi pembebasan pesawat Woyla, yang saat itu tengah ditimpa aksi pembajakan

Tragedi pembajakan pesawat DC 9 Woyla merupakan sebagai peristiwa terorisme pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.

Saat itulah Komando Pasukan Sandi Yudha (Koppasandha) atau yang sekarang bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memperlihatkan kehebatannya.

Seperti dilansir dari buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap' ,Tempo, PT Gramedia, 2015

Benny Moerdani
Benny Moerdani (Kolase Tribun Jabar)

Pada 28 Maret 1981, pesawat DC 9 Woyla dengan rute Jakarta-Medan itu transit di Bandara Talangbetutu Palembang.

Beberapa saat setelah lepas landas menuju Bandara Polonia Medan, pembajakan itupun terjadi.

Pembajak pesawat milik Garuda Indonesia ini adalah kelompok yang menamakan dirinya sebagai Komando Jihad.

Pesawat dengan nomor penerbangan 206 itu dibajak di udara antara Palembang-Medan sekitar pukul 10.10 WIB.

Pesawat DC 9 Woyla tersebut kemudian dibelokkan menuju bandara internasional Penang, Malaysia.

Terdapat 48 penumpang di dalam pesawat, meliputi 33 penumpang terbang dari Jakarta dan sisanya dari Palembang.

Pesawat DC 9 Woyla akhirnya tiba di Penang sekitar pukul 11.20 WIB untuk mengisi bahan bakar.

Saat itu, pembajak menurunkan seorang penumpang bernama Hulda Panjaitan.

Pembajak juga tidak memberitahukan ke mana tujuan mereka berikutnya.

Berhubung pesawat DC 9 Woyla ini hanya digunakan untuk rute dalam negeri, maka tidak dilengkapi peta untuk rute penerbangan internasional.

Anang Hermansyah Menjerit Histeris Saat Krisdayanti Pakai Narkoba, Sembuh Usai Terapi Unik dari Kiai

Suami Bunuh Istri dan Anak di Blitar Diduga Depresi, Ini 7 Fakta terkait Kasusnya

Ilustrasi
Ilustrasi (ist)

Usai melontarkan tuntutannya pada pemerintah Indonesia, pesawat DC 9 Woyla kemudian diterbangkan ke Bangkok

Puncak pembajakan pesawat DC 9 Woyla terjadi pada 31 Maret 1981, di Bandara Mueang, Bangkok, Thailand.

Karena saat itulah dilaksanakan Operasi pembebasan

Kala itu, pasukan yang diterjunkan adalah pasukan Grup 1 Koppasandha.

Operasi tersebut di bawah komando Kepala Pusat Intelijen Strategis, Letjen Benny Moerdani.

Adapun Letkol Infanteri Sintong Panjaitan ditunjuk menjadi pemimpin operasi di lapangan.

Pada Selasa (31/3/1981) sekitar pukul 02.30 WIB, pasukan Kopassus mulai bergerak setelah mendapat persetujuan dari pemerintah Thailand.

Saat penyerbuan, pasukan terbagi dalam lima tim.

Tiga tim bertugas menyerbu ke dalam pesawat, dua lainnya bersiaga di luar.

Tim pertama dipimpin Kapten Untung Suroso yang akan masuk dari pintu darurat depan.

Tim kedua dipimpin Letnan Dua Rusman AT yang bertugas menyerbu dari pintu darurat atas sayap kiri pesawat.

Adapun pemimpin tim ketiga adalah calon perwira Ahmad Kirang yang masuk melalui pintu ekor pesawat.

Sekitar pukul 02.00, tim bergerak mendekati pesawat dengan menaiki mobil VW Komi.

Para pasukan Kopassus, termasuk Benny Moerdani berdesak-desakan dalam mobil itu.

"Saya duduk di atas anak-anak. Injek-injekan," kata Benny Moerdani dalam buku Benny: Tragedi Seorang Loyalis.

Berjarak sekitar 500 meter dari ekor pesawat, para pasukan pun mulai berjalan kaki.

Saat itulah Benny Moerdani menyusup ke barisan tim Ahmad Kirang.

Penampilannya berbeda dari yang lain. Benny Moerdani memakai jaket hitam dan menenteng pistol mitraliur.

Letkol Infanteri Sintong Panjaitan yang menjadi pemimpin operasi lapangan menjelaskan bahwa kehadiran Benny itu di luar skenario.

VIDEO Tukang Parkir Melahirkan di Pinggir Pasar, Sempat Tak Dapat Pertolongan Lantaran Bajunya

3 Fakta Angela Lee Dituding Rebut Billy Syahputra dari Hilda Vitria, Angela:Gak Serendah itu

Detik-detik Ifan Seventeen Murka Dijodohkan Juliana Moechtar & Cindri Wahyuni, 2 Kalimatnya Menohok!

Benny Moerdani - Soeharto
Benny Moerdani - Soeharto (Kolase surya.co.id)

"Ini di luar skenario," ujarnya dalam buku 'Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.'

Namun pada akhirnya Sintong membiarkan Benny Moerdani untuk tetap dalam pasukan.

Setelah pesawat berhasil dikuasai pasukan Kopassus, Benny Moerdani lagi-lagi melakukan aksi tak terduga.

Benny Moerdani tiba-tiba masuk ke pesawat sambil menenteng pistol bersama Kolonel Teddy.

Benny Moerdani kemudian menuju kokpit dan menyuruh Teddy untuk memeriksa panel elektronik Woyla.

Setelah dinyatakan aman dari ancaman bom yang diaktifkan melalui sirkuit pesawat, Benny Moerdani lantas mengambil mikrofon.

"This is two zero six. Could I speak to Yoga, please?" kata Benny.

Yoga Soegomo yang berada di ruang crisis center di menara bandara pun merespons.

"Operasi berhasil, sudah selesai semua," ujar Benny Moerdani melapor.

Operasi pembebasan itupun berjalan sukses.

Kopassus hanya butuh waktu tiga menit untuk menumpas para pembajak dan membebaskan para sandera.

Cerita Ani Yudhoyono Saat Tahu Terkena Kanker Darah, Seperti Tertimpa Palu Godam Katanya

Usai Puji Jokowi & Ungkap Jasa Prabowo, Ustadz Yusuf Mansur Beri Pesan Soal Sikap Politiknya Nanti

Mulan Jameela Sempat Temui Mantan Suaminya di Acara ini Sebelum Ahmad Dhani Dipenjara, Tampak Akrab

Jadwal Lengkap MotoGP 2019 dengan Daftar Catatan Hasil Tes Pramusim di Sepang, TIm Yamaha Memimpin

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved