Berita Pamekasan

Sejumlah Istri Menteri Kunjungi Sentra Batik Podhek Pamekasan, Ini yang Dilakukan

Anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja mengunjungi Desa Podhek yang merupakan sentra batik Podhek di Pamekasan

Editor: irwan sy
TribunMadura.com/Kuswanto Ferdian
Anggota OASE yang mengunjungi 'Sentra Batik Podhek' terdiri dari isteri Menteri Koperasi dan UKM, Bintang Puspayoga, isteri Kepala Staf Kepresidenan Koesni Harningsih Moeldoko, isteri Menko Polhukam Rugaiya Usman Wiranto, serta isteri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kartika Basuki yang melihat langsung pelaksanaan pelatihan vocational bagi para pengrajin batik di Kampung Podhek Pamekasan, Jumat (15/2/2019). 

SURYA.co.id | PAMEKASAN - Anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja mengunjungi Desa Podhek yang merupakan sentra batik yang paling terkenal di Kabupaten Pamekasan. Podhek merupakan desa yang hampir seluruh warganya adalah pengrajin batik secara turun-temurun.

Anggota OASE ini terdiri dari istri Menteri Koperasi dan UKM Bintang Puspayoga, istri Kepala Staf Kepresidenan Koesni Harningsih Moeldoko, istri Menko Polhukam Rugaiya Usman Wiranto, serta istri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kartika Basuki, yang melihat langsung pelaksanaan pelatihan vocational bagi para pengrajin batik Podhek.

Pelatihan yang diselenggarakan Kemenkop dan UKM melalui Deputi bidang Sumber Daya Manusia itu bertujuan meningkatkan kemampuan teknik membatik sehingga kualitas batik yang dihasilkan semakin tinggi.

Pada pelatihan tersebut mendatangkan mentor ahli batik dari Pekalongan yang mengajarkan teknik membatik dengan canting yakni Bintang Puspayoga.

Bintang Puspayoga mengatakan, pelatihan sangat dibutuhkan agar batik Podhek dapat bersaing dan memenuhi permintaan pasar dengan tetap mempertahankan ciri khasnya.

Pembina Pengrajin Batik Podhek, Hadi, mengatakan kelompok perajinnya sangat membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan teknik membatik karena batik Podhek makin dikenal luas sampai ke mancanegara.

"Dulu batik Podhek hampir punah, batik hanya jadi sampingan warga desa. Tapi sejak 2012 mulai berkembang lagi dan membatik kembali menjadi sumber penghasilan masyarakat desa," kata Hadi, Jumat (15/2/2019).

Menurut Hadi, harga batik podhek juga mulai meningkat, yang sebelumnya di bawah Rp 100.000 kini sudah mencapai puluhan juta.

Pemasaran batik Podhek diakui masih terbatas, mayoritas dikirim ke Pasar Batik 17 Agustus, Pamekasan.

Selain itu, pemasaran juga dilakukan secara online dan mulai merambah ke konsumen luar negeri.

Hadi menjelaskan, ciri khas Batik Podhek adalah seluruhnya batik tulis, tidak mengenal batik cap.

"Menggunakan pewarna celup dan proses pengerjaannya tanpa menggunakan canting rangkap. Di desa ini ada sekitar 200 pengrajin batik yang sudah merupakan generasi kelima," terangnya.

Sebelum berkunjung ke kampung batik podhek, para anggota OASE tersebut mengawali kunjungannya ke Kabupaten Pamekasan dengan mengadakan Sosialisasi Enam Langkah Cuci Tangan di TK Pertiwi, memberikan makanan tambahan, peralatan sekolah, dilanjutkan dengan sosialisasi IVA Test di RS Kusuma.

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved