Single Focus
Alternatif Nongkrong Baru Generasi Milenial, 350 Koleksi Board Game di Tabletoys BoardGames Library
Co-Owner Tabletoys, David Santoso, menyebut setidaknya ada 350 koleksi board game yang bisa disewa oleh para pengunjung.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA – Memasuki kafe satu ini, Anda tidak akan disambut oleh menu bergambar makanan maupun minuman.
Sebagai gantinya, deretan berbagai jenis board game dari berbagai negara, ukuran besar sampai terkecil, menghiasi seluruh dinding sisi kiri Tabletoys BoardGames Library yang terletak di Jalan Raya Mulyosari, Ruko Central Park AB-10 tersebut.
Co-Owner Tabletoys, David Santoso, menyebut setidaknya ada 350 koleksi board game yang bisa disewa oleh para pengunjung. Tak perlu resah dalam memilih maupun memainkan board game, karena tiap game sudah dikategorikan sesuai tingkat kesulitannya, dan ada Game Master yang siap membimbing jalannya permainan.
"Total ada sekitar 350 board game di sini, itu belum termasuk yang dijual ya. Ini semua koleksi pribadi, sama beberapa ada yang menyumbang," tuturnya, Sabtu (26/1/2019).
David bercerita, ia membangun Tabletoys setelah berbagi keresahan yang sama dengan komunitas pecinta board game-nya, PADAS (Papan Dolanan Arek Suroboyo).
Komunitas yang berdiri sejak 2015 itu sangat suka bermain board game ramai-ramai, tetapi terkendala tempat. Tak sekali dua kali, mereka diusir dari tempat umum karena dikira main judi.
"Kami mainnya rutin bareng-bareng. Lama-lama kami merasa butuh tempat. Kalau di mal, biasanya diusir satpam. Di kafe-kafe juga begitu. Kadang-kadang di restoran cepat saji juga dilarang satpam, kalau kelihatan mereka, dikira judi," ceritanya.
Tabletoys itu hadir di tahun 2016. Kepopulerannya kian menanjak pada 2017, dan mulai stabil di tahun 2018 karena sudah banyak kafe board game lainnya.
Pengunjungnya kebanyakan adalah mahasiswa, pengusaha muda dan keluarga. Permainan yang sedang digandrungi di antaranya adalah Werewolf, Sabotuer, Dixit, Uno Stacko dan Ticket to Ride.
Sistem pembayarannya adalah per jam untuk masing-masing pengunjung. Dua jam pertama Rp 20.000, per jam selanjutnya menambah Rp 5.000 di hari biasa, dan akhir minggu Rp 30.000 di dua jam pertama.
"Kalau hari biasa, sore sampai malam itu ramai mahasiswa dan pengusaha muda. Waktu akhir minggu, itu keluarga. Kafe board game ini sepertinya dilihat sebagai alternatif tempat kumpul ya, karena bingung di Surabaya biasanya kumpul hanya di mal," katanya.
Senada dengan David, Bagus Setiadi, pemilik Sini Duduk Board Game Cafe juga menyebut kafenya sebagai tempat yang tidak hanya sekadar dibuat nongkrong, tapi juga mempererat persahabatan.
"Permainan ini mempererat persahabatan, jadi bertemu dengan lawan main itu tidak hanya dari layar. Saya memang inginnya kafe ini jadi tempat dimana orang menemukan pengalaman yang tak tergantikan," ungkapnya.
Menurutnya, pengalaman bermain board game dengan video game berbeda, karena pemain harus bertatap muka. Sehingga ada suasana kebersamaan yang bisa dinikmati selagi bermain. Di kafe miliknya, ada 120 koleksi board game yang bebas dimainkan oleh pengunjung.
Board game dengan tingkat kesulitan terendah diberi stiker hijau, sedangkan yang tertinggi berstiker merah.
Tingkat kesulitan itu dilihat dari lama proses mengajarinya, hijau kira-kira 5-10 menit, sedangkan merah butuh waktu lebih lama dan butuh tingkat konsentrasi tinggi.