Mengenal Ampo, Makanan Berbahan Tanah Liat Khas Tuban

SURYA.co.id | TUBAN - Asap tebal mengepul dari sebuah dapur berukuran sekitar 5x6 meter yang terpisah dari bangunan rumah utama di dusun Trowulan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Senin (21/1/2019).

Di dalam dapur, seorang perempuan bernama Sarpik (40) sibuk menyerut tanah liat yang berbentuk persegi panjang menggunakan serutan yang dibuat dari bambu tipis.

Sesekali, tanah liat hitam itu dipukulnya dengan tujuan untuk meratakan bentuk tanah. 

Sarpik saat itu sedang membuat ampo. 

Ampo adalah makanan ringan yang dibuat dari tanah liat. 

Di keluarganya, Sarpik adalah generasi kelima pembuat Ampo di keluarganya. Keterampilan membuat ampo itu diwarisinya dari sang ibu, Rasimah (70). 

"Sekarang sudah generasi kelima, ini sudah ada sejak zaman Belanda, karena turun-temurun, sekarang ibu istirahat di rumah," Kata Sarpik kepada Surya, Senin (21/1/2019).

Dia menjelaskan, produksi ampo adalah tantangan tersendiri di tengah gempuran aneka kuliner kekinian. 

Meski begitu, tak mengecilkan niatnya untuk terus melestarikan usaha keluarga tersebut.

Setidaknya, sedikit banyak rupiah mampu menambah pendapatan keluarganya, di luar penghasilan utama suaminya yang sebagai tukang bangunan.

"Sedikit banyak tentu membantu, karena suami bekerja sebagai tukang bangunan. Akan tetap dilestarikan ampo ini, anak saya sudah bisa membuat," Terangnya.

Dalam sehari setidaknya ia mampu memproduksi 8-12 kilogram Ampo. Harganya juga relatif terjangkau, yaitu perkilogram Rp 10 ribu.

Ampo buatannya itu biasanya dijadikan oleh-oleh wisatawan yang tertarik atau penasaran akan rasanya.

Baik wisatawan luar kota, pulau, atau bahkan luar negeri sudah pernah membawa ampo untuk oleh-oleh makanan.