Berita Surabaya
Transformasi Teknologi Broadband Telkomsel Ubah Mindset UKM KampungKue Surabaya Songsong Era Digital
Di era digital ini, segala aspek mengalami perubahan, termasuk di Kampung Kue Rungkut Lor Gang II Surabaya
Penulis: Irwan Syairwan | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Tak ada hal yang abadi kecuali perubahan. Hal itu dipahami betul oleh Choirul Mahpuduah, penggagas Kampung Kue Rungkut Lor II Surabaya.
Di era digital ini, segala aspek mengalami perubahan, termasuk di Kampung Kue Rungkut Lor II Surabaya. Choirul mengatakan meski mayoritas produksi membuat kue tradisional, warga Kampung Kue Rungkut Lor II Surabaya tetap menyesuaikan zaman.
"Era digital internet membuat kami juga harus mengubah mindset atau pola pikir. Ini berdampak pada produksi, bentuk promosi, cara penjualan dan lainnya," kata Choirul saat ditemui Surya, akhir Desember 2018.
Choirul menuturkan sejak dapat bantuan dua unit komputer dari Telkom dan instalasi jaringan cepat internet dari Telkomsel, warga Kampung Kue Rungkut Lor II Surabaya mendapatkan tambahan inspirasi cara pandang berbisnis kue.
Tadinya, warga Kampung Kue Rungkut Lor II Surabaya hanya khusus menjual kue-kue basah tradisional, seperti kue apem, kue tok, lemper, dan lainnya.
Dengan kemudahan akses informasi dari bantuan Telkom dan Telkomsel itu, warga Kampung Kue Rungkut Lor II Surabaya mendapat banyak inspirasi resep baru kue-kue lain yang memiliki nilai jual tinggi, seperti stik keju, almond crispy, kue-kue kering, dan lainnya.

"Sejak warga Kampung Kue Rungkut Lor II Surabaya melek internet, makin mudah belajar resep-resep baru. Sejak ada bantuan (dari Telkom dan Telkomsel) itu kami punya resep baru yang bisa menjangkau kalangan menengah-atas. Dampaknya, menambah pemasukan kami," sambungnya.
Proses Kampung Kue Rungkut Lor II Surabaya untuk menjadi seperti sekarang ini tidak mudah dan banyak rintangan.
Choirul mengungkapkan perlu mengubah mindset tetangganya yang saat itu mayoritas hanya ibu rumah tangga dan buruh pabrik. Choirul sendiri merupakan buruh pabrik yang akhirnya di-PHK saat krisis moneter di akhir 90-an.
“Untuk bisa bertahan dan terbebas dari jeratan rentenir, perlu mengubah paradigma. Saya putuskan untuk memberdayakan para perempuan di kampung ini,” kenang perempuan asal Pare, Kabupaten Kediri ini.
Kampung Kue Rungkut Lor Gang II Surabaya tadinya sentra menjahit. Namun untuk usaha konveksi membutuhkan mesin yang harganya mahal, sehingga Choirul memutuskan usaha kue basah.
"Mulai 2005, gerakan ini kami giatkan. Dari yang hanya empat orang, kini sudah 65 warga kami yang punya usaha kue ini," paparnya.
Choirul mengaku berbagai pihak, seperti Telkom, Telkomsel, Pemkot Surabaya, perusahaan lain, media, dan lainnya, sangat membantu perkembangan warga Kampung Kue Rungkut Lor Gang II Surabaya hingga menjadi sekarang ini.

Berbagai pelatihan dan kemudahan akses membuat warga Kampung Kue Rungkut Lor Gang II Surabaya menjadi sangat mandiri.