Penembakan di Papua
KKB Papua Yakin Korbannya Anggota Kopassus Gara-gara Pernah Foto Bareng Prabowo Subianto
KKB Papua Yakin Mandor Pekerja Istaka Karya Anggota Kopassus Gara-gara Foto Bareng Prabowo Subianto.
SURYA.CO.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua meyakini mandor pekerja PT Istaka Karya adalah anggota Kopassus.
KKB Papua percaya mandor itu adalah anggota Kopassus gara-gara sang mandor pernah berfoto bareng Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto yang kini Ketua Umum Partai Gerindra dan calon presiden adalah mantan Danjen Kopassus di era pemerintahan Presiden Soeharto.
Seperti diketahui, KKB Papua dilaporkan membunuh puluhan pekerja BUMN PT Istaka Karya yang membangun jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, pada Minggu (2/12/2018).
• Egianus Kogoya & KKSB Papua Kemungkinan Pakai 4 Jenis Senjata Ini untuk Bantai 31 Pekerja di Nduga
• Peneliti LIPI Sebut Operasi Militer Penanganan Egianus Kogoya & KKSB Papua Tak Selesaikan Masalah
• Perbandingan Kekuatan Kelompok Egianus Kogoya dan Pasukan TNI yang Memburunya di Papua
• Fakta Terbaru Egianus Kogoya, Dalang Pembantaian 31 Pekerja di Nduga yang Takut Helikopter TNI
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi menjelaskan dari data yang diperoleh, ketika kejadian pembunuhan yang dilakukan kelompok KKB tersebut, terdapat 28 pegawai BUMN PT Istaka Karya berada di kamp.
Tim gabungan TNI dan Polri pun diterjunkan ke Papua untuk memburu kelompok bersenjata (KKB) yang menyerang pekerja BUMN PT Istaka Karyayang mengerjakan proyek jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua.
Sejumlah orang berhasil diselamatkan dari Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, oleh tim gabungan TNI-Polri.
Salah satunya adalah Jonny Arung.

Jonny Arung, seorang mandor di PT Istaka Karya menjadi salah satu korban selamat dalam insiden penembakan di Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018) lalu.
Meski bekerja sebagai mandor di PT Istaka Karya, Jonny Arung dikira anggota militer oleh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Selama ini, gerak-gerik Jonny telah dipantau oleh KKB di Papua.
Dikutip dari Tribun Video, pria asal Toraja tersebut telah lama dibuntuti oleh Divisi Siber kelompok pemberontak tersebut.
Kelompok pemberontak tersebut melacak aktivitas Jonny di media sosial.
Dari pantauan mereka, Jonny disimpulkan memiliki latar belakang militer.
Kesimpulan tersebut didapat dari beberapa foto yang diunggah Jonny di media sosialnya.
Foto yang dimaksud yakni ketika Jonny berfoto bersanding dengan Prabowo Subianto yang diketahui mereka sebagai mantan Danjen Kopassus.
Berdasarkan foto tersebut, Jonny dianggap sebagai anggota Kopassus anak buah Prabowo.
Foto lain juga menunjukan Jonny berfoto dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Selain itu Jonny juga pernah mengunggah foto menggenakan Baret layaknya aparat.
Meski demikian, baret yang dikenakan Jonny pada foto itu adalah Baret GP Nasdem.
Kesimpulan penyelidikan kelompok pemberontak tersebut disampaikan salah satu pentolan KKB melalui media soal Facebook.
Dikutip GridHot.ID (grup Surya.co.id) dari akun Facebook King Jems Westlan, ia membeberkan alasan penembakan KKB terhadap sejumlah pekerja PT Istaka Karya pada Rabu (5/12/2018) lalu.
"Jonny Arung adalah salah satu yang selamat dari penembakan (TPNPB) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.
Kenyataan yang terungkap adalah bahwa pekerja jalan transmigrasi di Nduga secara serius adalah (TNI) Tentara Nasional Indonesia, yang menyamar sebagai warga sipil.
Nyatanya Jonny Arung adalah seorang Kopassus atau TNI dalam tugasnya menyamarkan diri mereka sebagai pekerja jalan transmigrasi.
Jonny Arung adalah Kopassus bawahannya Prabowo Subianto, sehingga (TPNPB) mengambil sikap dan menembak mati 24 orang yang murni adalah TNI / Kopasus aktif.
10 orang yang dibebaskan adalah warga sipil atau pekerjaa murni.
Di balik fakta-fakta yang diungkapkan, tentara Indonesia menyamar sebagai warga sipil," tulis akun King Jems Westlan dalam bahasa Inggris.
PT Istaka Karya tempat Jonny Arung bekerja adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi.
Perusahaan ini sebelumnya bernama PT ICCI (Indonesian Consortium of Construction Industries) dan merupakan suatu konsorsium yang beranggotakan 18 perusahaan konstruksi Indonesia.
Sampai saat ini baru 17 jenazah korban penembakan yang berhasil ditemukan.
Satgas gabungan TNI-Polri menemukan satu jenazah yang diduga merupakan korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua pada Minggu (9/12/2018).
Hal ini seperti diungkap oleh Wakapendam Cendrawasih Letkol Dax dalam keterangan resminya pada Minggu (9/12/2018).
Korban yang ditemukan pada hari Minggu berjenis kelamin laki-laki dengan ciri-ciri berambut panjang.
"Ditemukan kembali satu jenazah berjenis kelamin laki-laki dengan ciri-ciri berambut panjang dan mengenakan celana panjang warna putih, pada Minggu, 9 Desember 2019, sekitar pukul 13.30 WIB," kata Wakapendam Cedrawasih Letkol Dax dalam keterangan resminya, Minggu (9/12/2018) seperti dikutip dari Tribunnews.
Dax mengatakan korban tersebut ditemukan setelah satgas gabungan melakukan penyisiran di area Puncak Kabo, Papua.
Dikatakan Dax, jenazah rencananya akan dievakuasi esok hari, Senin (10/11/2018).
"Janazah direncanakan akan dievakuasi esok hari, kerena saat ini cuaca di lokasi tidak memungkinkan untuk melaksanakan evakuasi," kata Dax.
Hingga Minggu (10/12/2018) sore, berdasarkan data yang dihimpun tim Tribunnews.com, sudah ada 17 jenazah pegawai PTIstaka Karya yang berhasil ditemukan.
Pasukan Siluman Kopassus Diam-diam Diterjunkan

Tak banyak yang tahu, guna memburu KKB pimpinan Egianus Kogeya, ternyata Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus yang merupakan bagian dari Komando Utama (KOTAMA) tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, Indonesia, juga ikut terlibat.
Tak tanggung-tanggung, Kopassus yang dikenal memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror bahkan menerjunkan tim terbaiknya guna memburu KKB di Papua.
Ialah Pasukan Satuan Penanggulangan Teror 81 (Satgultor 81/Sat 81), yang merupakan pasukan siluman Kopassus TNI yang diperintahkan memburu KKB di Papua.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID (grup Surya.co.id) dari wawancara eksklusif dengan salah seorang sumber yang tak ingin disebutkan identitasnya.
Lewat pesan singkat Whatsapp, sumber tersebut menyebut bahwa penerjunan pasukan khusus ini berdasarkan perintah Presiden Joko Widodo.
"Diturunkan atas komando pusat dari bapak presiden, nanti dari sat81 dikirim kesana, jam 10 terbang kesana langsung," sebut sumber dalam sebuah pesan whatsapp yang diterima GridHot.ID pada Selasa (4/12/2018).
Satgultor 81 adalah satuan elit Kopassus yang dibentuk oleh Luhut Panjaitan dan Prabowo pada tahun 1981.
Peran dan fungsi Satuan Penanggulangan Teror 81 (Satgultor 81) adalah adalah sebagai satuan anti-teror Kopassus.

Kata kunci Satgultor 81 adalah strategis terpilih, artinya yang menjadi sasaran penindakan Satgultor 81 adalah obyek atau kasus yang masuk kategori strategis terpilih.
Beberapa tahun belakang ini istilah gultor dihilangkan dari satuan ini, bukan tanpa sebab melainkan karena kualifikasi yang dimiliki lebih dari penanggulan teror, sehingga dikenal pula dengan sebutan Sat 81.
Satgultor adalah satuan di Kopassus yang setingkat dengan Grup dan merupakan Prajurit terbaik dari seluruh Prajurit TNI, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur.
Kekuatan dari satuan ini tidak dipublikasikan secara umum.
Sehingga mengenai jumlah personel maupun jenis persenjataannya yang dimilikinya, semua dirahasiakan.
Pasukan ini sering terlibat di dalam setiap operasi rahasia militer yang dilakukan ABRI dan kemudian dilanjutkan oleh TNI.
Bahkan Satgultor disebut diturunkan juga untuk mengejar teroris Nordin M Top dan kawan kawan pada 2009 lalu.
Kualifikasi personel Satgultor 81/ Sat 81 secara umum lebih tinggi dari satuan sejenis dan paling lama didirikan (tahun 1981).

Oleh karenanya personel Sat 81 baru diturunkan, bila ada ancaman yang bersifat kompleks dengan skala kesulitan terbilang tinggi.
Satgultor dilatih untuk bergerak dalam unit kecil, dengan durasi sangat cepat, bukan lagi dalam hitungan jam, tapi menit.
Dikutip dari Tribun Medan, salah satu contoh penerjunan Satgultor 81 adalah dalam mengatasi teror bom di Sarinah Thamrin (Jakarta Pusat), pertengahan Januari 2016 lalu.
Pasukan elit ini juga disebut sempat diterjunkan dalam menanggulangi kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, pada pertengahan Mei 2018 lalu.
Namun tak secara terang-terangan melakukan aksi sebagai bagian dari TNI, pasukan ini kerap menyamar sebagai berbagai unsur.
Mulai dari anggota Polisi, warga biasa bahkan sampai menyamar secara tersembunyi di tempat-tempat yang tak terduga.
Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, tidak ada pernyataan resmi dari Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, apakah satuan elit ini benar diterjunkan untuk memburu KKB pimpinan Egianus Kogeya di Papua. (*)
• Edy Rahmayadi Kena Semprot dari Sang Anak karena Kerap Mendapat Bully, Ayah, Sudahlah!
• Rocky Gerung Sering Berapi-api Memaki, Giliran Dibalas Netizen, Ternyata Jawabannya Tak Disangka
Artikel ini sebelumnya tayang di GRID.ID berjudul: Salah Kaprah KKB Papua, Mengira Mandor Pekerja PT Istaka Karya Sebagai Anggota Militer Lantaran Foto di Sosial Media