Kronologi NH Dini Meninggal Dunia Usai Mengalami Kecelakaan di Tol Tembalang Semarang

Kronologi NH Dini Meninggal Dunia Usai Mengalami Kecelakaan di Tol Tembalang Semarang

Penulis: Akira Tandika | Editor: Musahadah
Kompas.com
Kronologi NH Dini Meninggal Dunia Usai Mengalami Kecelakaan di Tol Tembalang Semarang 

SURYA.co.id - Kabar NH Dini meninggal dunia cukup mengagetkan sejumlah pegiat sastra di Indonesia.

Sebelumnya, NH Dini sempat mengalami kecelakaan di ruas tol Tembalang kilometer 10, pada Selasa sekira pukul 11.15 WIB.

Usai kejadian itu, NH dini dilarikan ke rumah sakit Elizabeth, Semarang, Jawa Tengah dan dinyatakan meninggal dunia pukul 16.00 WIB.

Kecelakaan itu melibatkan sebuah truk bermuatan bawang dan taksi minibus. Truk patah as di tanjakan kemudian mundur mengenai taksi yang ditumpangi NH Dini.

8 Fakta Novelis NH Dini, Menulis Sejak Usia 15 Tahun hingga Penghargaan Lifetime Archievement

Novelis NH Dini Meninggal Dunia Setelah Kecelakaan di Tol Tembalang Semarang

"Karena mengalami kerusakan sopir truk itu menghentikan sesaat kendaraan di jalur utama. Saat akan kembali melanjutkan, kendaraan justru berjalan mundur," terang Ardi dilansir dari Tribun Jateng dalam artikel 'BERITA LENGKAP: NH Dini Meninggal Dunia Kecelakaan di Tol Tembalang Semarang'.

Taksi itu dikemudikan oleh Suparjo (57) dan Sri Hardini (82) alias NH Dini sebagai penumpangnya.

Keponakan NH Dini, Paulus Sujamadi mengatakan jenazah akan disemayamkan di Wisma Lansia Harapan Asri, Semarang di jalan Tusam Raya No 2A Banyumanik.

Jenazah akan dikremasi pada Rabu (5/12) di pemakaman Kedungmundu Semarang sekitar pukul 12.00.

NH Dini semasa hidup. NH Dini meninggal dunia, Selasa (4/12/2018) akibat kecelakaan.
NH Dini semasa hidup. NH Dini meninggal dunia, Selasa (4/12/2018) akibat kecelakaan. (kompas.com)

Wanita pemilik nama asli Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin ini lahir di Semarang, 29 Februari 1936 dan telah menghasilkan banyak karya sastra terkenal.

Semasa hidup, NH Dini sempat beberapa kali pindah dari negara satu ke negara lain.

Hingga ia bertemu dengan Yves Coffin seorang Konsul Prancis di Kobe, Jepang pada 1960.

Dari pernikahan NH Dini dengan Yves Coffin, NH Dini dikaruniai dua anak yaitu Pierre-Louis Padang Coffin dan Marie Claire Lintang Coffin.

Pierre Coffin adalah seorang pencipta karakter Minions. Sedangkan adiknya menjadi seorang guru di International School Kanada.

Kedua anak NH Dini memilih untuk menetap di Prancis bersama sang ayah. Sementara ia memilih tinggap di Panti Wredha Langen Wedharsih, Ungaran.

Syahrini dan Reino Barack Sudah Pesan Baju Pernikahan? Begini Penjelasan Keluarga

Krisdayanti Unggah Potret Kebersamaannya dengan Mantan Istri Raul Lemos, Atha: Tak Ada Mantan Anak

Inilah Sosok Wanita Pengisi Suara Khas Mak Lampir Indosiar, Ternyata Berhijab & Berkacamata

Pada usia ke-24 tahun pernikahan NH Dini dan Yves Coffin, mereka memutuskan berpisah pada tahun 1984.

Dini sudah rajin menulis sejak duduk di kelas 3 SD. Karirnya dalam dunia penulisan Tanah Air dimulai saat ia mengirim sajak untuk program "Prosa Berirama" yang disiarkan RRI.

Ia kemudian menjajal peruntungan membuat cerita pendek untuk majalah wanita Femina. Karena merasa format cerita pendek tidak cocok untuk dirinya, Dini mulai menulis cerita panjang.

NH Dini mulai menulis karya pertamanya berjudul Hati yang Damai, kemudian Pertemuan Dua Hati (1986) yang diterbitkan di halaman tengah Femina.

NH Dini kemudian merambah ke penulisan biografi dan novel. Amir Hamzah Pangeran dari Negeri Seberang (1981) dan Dharma Seorang Bhikku (1997) adalah dua buku biografi yang ditulisnya.

Selain itu, NH Dini juga mulai menulis novel yang tak kalah terkenal dengan buku lainnya yaitu, Pada Sebuah Kapal (1973), La Barka (1975), Keberangkatan (1977), serta Namaku Hiroko (1977).

Pada Sebuah Kapal, novel karya NH Dini yang laris di pasaran.
Pada Sebuah Kapal, novel karya NH Dini yang laris di pasaran. ()

Menjadi seorang penulis, mengantar NH Dini mendapat sejumlah penghargaan bergengsi di antaranya, Hadiah Seni untuk Sastra dari Depdikbud (1989), Bhakti Upapradana Bidang sastra dari Pemda Jateng (1991), SEA Write Award dari Thailand (2003), Hadiah Francophonie (2008), dan Achmad Bakrie Award bidang Sastra (2011).

Tahun 2017, NH Dini menerima penghargaan prestasi seumur hidup (lifetime achivement award) dari penyelenggara Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2017. Dia dianugerahi penghargaan atas kontribusinya sebagai penulis sekaligus aktivis, dalam dunia sastra di Indonesia.

NH Dini dianggap sentral sebagai pelopor suara perempuan pada tahun 1960-1980-an, di mana belum banyak perempuan Indonesia memutuskan menjadi penulis.

"Sastra adalah dunia saya. Saya telah menekuni bidang ini selama 60 tahun, dan berharap bisa terus berkontribusi bagi sastra Indonesia," kata N.H. Dini sesaat sebelum menerima penghargaan.

Di usia NH Dini yang sudah terbilang sepuh, ia berusaha untuk hidup mandiri tanpa merepotkan siapapun yakni dengan cara hidup di panti.

Tak hanya itu, NH Dini diketahui masih membimbing skripsi, mengisi acara seminar, bahkan bolak-balik ke Jakarta jika ada undangan seni di Taman Ismail Marzuki.

Selamat Jalan NH Dini sastrawan besar Indonesia, semoga karyamu terus dikenang.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved