Curhat Orangtua MS saat Tahu Anaknya yang Masih Remaja Ikut Serang Polisi di Paciran Lamongan

SURYA.co.id | LAMONGAN - Orangtua MS (17), satu dari dua terduga perusak pos polisi Wisata Bahari Lamongan (WBL), Selasa (20/11/2018) dini hari, tingga di rumah sederhana yang berlokasi di gang sempit, wilayah Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan.

Orangtua MS hanya bisa berharap bertemu anaknya tersebut.

"Belum pernah ketemu dan tidak tahu dimana. Katanya ada di kapolres," ungkap FR (50), ayah MS saat ditemui SURYA.co.id, Rabu (21/11/2018) di rumahnya.

Sejak anaknya ditangkap, FR mengaku belum pernah ketemu. Yang ia dengar hanyalah, anak keduanya itu ditangkap polisi.

"Surat pemberitahuannya ada. Sudah dikirim ke sini," katanya.

FR dan istrinya, MN (39) berharap bisa bertemu anaknya.

Selain itu menginginkan agar ada keringanan untuk MS, anaknya.

"Saya kepingin ketemu, " katanya.

Menurut FR, harapan ada keringanan untuk anaknya itu, lantaran anaknya karena terpengaruh teman, dan tidak mempengaruhi

"Apa tidak ada keringanan?" tanya pria yang bekerja sebagai buruh di toko mebel ini.

Ia menduga anaknya mendapat pengaruh dari kenalannya, ER.

Dan pengaruh itu langsung ditelan MS karena kemampuan dan ilmu anaknya masih sangat dangkal.

MS baru naik kelas III di salah satu SMK swasta di Sedayulawas, tak jauh dari rumahnya.

FR dan ibunya MN, sama sekali tak mengira putranya akan terkena pengaruh paham radikal.

Padahal sebelum kenal ER, diakui, anaknya MS rutin setiap pagi mengantar adiknya perempuannya berangkat sekolah di MI Geneng.

Dan setelah mengantar adiknya, MS tetap sekolah di SMK.

"Tapi sejak kenal temannya itu jadi berubah," kata Farikhin.