Rumah Politik Jatim
Usai Berhasil Antar Khofifah di Kursi Gubernur Jatim, Dwi Astutiek Nyaleg dari PPP. Ini Profilnya
Sejumlah orang di lingkaran ring satu Khofifah Indar Parawansa maju mencalonkan diri sebagai calon legislatif.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Iksan Fauzi
PAUD adalah embrio bagaimana anak-anak untuk disiapkan sebagai generasi generasi millenial. Bagaimana anak-anak bisa disiapkan untuk cerdas dan siap kerja dan kerja cerdas.
"Nah, dengan adanya alih keweangan PAUD di kota, bukan berarti lalu pemprov lepas tangan. Harus ada peran juga dari pemprov untuk penguatan layanan kelembagaan, peningkatan mutu layanan, peningkatan keualitas guru dan peningkatan kesejahteraan guru di paud. Di Nawa bhakti satya, saat ini sudah disiapkan," kata wanita yang juga masuk dalam Tim Navigasi untuk transisi Khofifah-Emil ini.
Tak hanya PAUD, Dwi Astutiek mengaku juga memiliki misi program peningkatan di jenjang pendidikan menangah khususnya SMK dan Madrasah.
Dikatakan Dwi Astutiek anak-anak SMK butuh disiapkan kerja sama dengan dunia kerja.
Menurut Dwi Astutiek saat ini perannya masih kurang. Lulusan SMK banyak yang tidak terserap sehingga butuh ada kebijakan di ranah perundangan untuk bisa memberikan akses peningkatan kualitas mutu pendidikan SMK.
"Padahal di Jatim ada ribuan jumlahnya perusahaan tapi konsentrasi penyaluran CSR ke dunia pendidikan itu kurang. Maka perlu ada aturan Pergub yang jelas supaya uang CSR bisa maksimal tersalurkan ke dunia pendidikan," tegas caleg nomor urut 1 ini.
Bukan SMK saja, termasuk di pendidikan SMA dan madrasah aliyah yang siap masuk ke perguruan tinggi. Ke depan ia ingin agar bisa terfasilitasi dari dana CSR.
Berikutnya yang ingin diperjuangkan Dwi Astutiek adalah perhatian untuk anak-ank disabilitas. Menurutnya butuh perhatian serius dari pemerintah.
Setiap kabupaten kota di Jawa Timut harus ada sekolah yang menyediakan porsi untuk anak-anak disabilitas.
"Di Jatim, belum semua kabupaten kota itu ada. Harapan ke depan untuk anak-anak kebutuhan khusus bisa terlayani. Kalaupun ada aturan saat ini harus ada penguatan dan pengawasan khusus," tegasnya.
Memanfaatkan masa kampanye panjang Dwi mengaku sudah mulai start menjalankan tim untuk turun ke masyarakat.
Ia gerilnya ke setiap pengajian dannkomunitas tertentu.
Jaringannya di Muslimat sebagai Wakil Sekretaris Muslimat Jawa Timur dan 30 tahun aktif di organisasi perempuan NU itu, diyakini akan efektif ikut mencapai target 120 ribu suara di Surabaya ini.
"Fatayat juga akan menjadi sekmen yang ikut gerak. Komunitas literasi anak muda yaitu taman masyarakat di surabaya juga akan kami gerakkan," katanya.
Door to door campaign menjadi satu strategi yang akan dilakukan hingga April 2019 mendatang.