Berita Surabaya
Modal Rp 200 Ribu, Omzet Bisnis Scrapbook dan Pop Up Mahasiswi Unair Ini Kini Tembus Rp 15 Juta
"Dulu modal dari uang saku sekolah 200 ribuan, sekarang sebulan bisa 10-15 juta-an,” terang Yasinta
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA – Scrapbook dan pop up saat ini menjadi inovasi dalam penyimpanan foto yang sudah dicetak. Tak hanya sekedar dicetak pada kertas dan diletakkan pada album. Melainkan divariasikan dengan berbagai gambar menarik dan desain hingga 3 dimensi.
Bisnis pembuatan scrapbook dan pop up juga dirintis Yasinta Suci Linggasari sejak kelas XI SMA. Kini di semester VII perkuliahan ia mampu meraup omzet Rp 10 juta hingga Rp15 juta per bulan.
Berkat ide bisnisnya, mahasiswi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Unair, itu meraih penghargaan The Best Entrepreneurial Idea dalam acara Youth on Entrepreneurship Program yang diadakan di Malaysia–Singapura awal Oktober lalu.
Kompetisi bisnis itu diselenggarakan oleh YOUCEO Organization. Yasinta berhasil memperoleh The Best Entrepenerial Idea dari tiga penghargaan yang ada.
Selain untuk mendapat penghargaan, dalam pertemuan itu, Yasinta menghadiri ajang kompetisi bisnis plan, mentoring, dan pitching bisnis anak muda di tiga negara. Mulai dari Indonesia, Malyasia, hingga Singapura.
“Alhamdulillah saya mendapat penghargaan The Best Entrepenerial Idea dengan bisnis yang saya miliki instagram @alaika_id yaitu konsep photo album tiga dimensi berupa pop up dan scrapbook,” papar Yasinta.
Mengenai bisnis itu, Yasinta mengatakan bahwa idenya berawal dari latar belakang setiap orang yang menyukai foto untuk mengabadikan momen penting mereka.
Biasanya, foto disimpan di hardisk atau media penyimpan lain yang berisiko rusak atau bahkan terkena virus. Beberapa orang bahkan masih menggunakan album foto dengan media plastik yang rawan terjadi kerusakan.
Kecanggihan teknologi, kata Yasinta, membuat dunia selalu berubah. Apalagi berbagai fitur smatphone semakin memudahkan aktivitas manusia.
“Untuk itu saya mengusulkan ide berupa platform printing online yang memudahkan customer untuk mencetak foto-foto mereka lewat aplikasi,” terang Yasinta.
Kelebihan dari platform printing itu, tambah Yasinta, adalah customer bisa memilih desain tema dan konsep 2D atau 3D yang mereka sukai.
Berjalan sekitar empat tahun, rata-rata dalam sebulan ada sekitar 30-40 pelanggan yang melakukan order.
Permintaan pun bermacam-macam. Biasanya, hari-hari besar tertentu, seperti saat Hari Raya Idul Fitri, natal, valentine, hingga peringatan hari ibu, ramai pelanggan.
“Alhamdullilah berkembang. Dulu modal dari uang saku sekolah 200 ribuan, sekarang sebulan bisa 10-15 juta-an,” terang Yasinta yang memiliki dua karyawan dari bisnisnya itu.