Berita Mojokerto
Nadira Pelukis Cilik Asal Mojokerto yang Hasilkan 80 Karya Lukis dari Otodidak, Suka Lukisan Abstrak
Anak perempuan itu bernama Nadira Zahra Ramadina. Nadira sapaan akrabnya, hanya mengikuti gerakan tangan dan imajinasinya saat melukis.
Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: Parmin
Surya.co.id l MOJOKERTO - Di depan teras rumah di Jalan Juni No 5a Perumahan Banjang Agus Surya Permai Regency, Kabupaten Mojokerto, seorang anak perempuan terlihat asyik menggoreskan tinta.
Tinta berbagai warna tersebut digoreskan ke kanvas berukuran sekira 80x120 cm, sehingga terlihat tak beraturan (abstrak).
Anak perempuan itu bernama Nadira Zahra Ramadina yang masih berusia 11 tahun. Nadira sapaan akrabnya, hanya mengikuti gerakan tangan dan imajinasinya saat melukis. "Saya melukis sesuai suasana hati," ujarnya.
Nadira mulai mencintai seni rupa, sejak duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Dia tak pernah berguru. Teknik melukis dipelajarinya melalui YouTube dan literasi.
Ia menceritakan, kecintaannya dengan seni rupa bermula ketika ayahnya Indra Tri Kurniawan (55) sering mengajaknya ke pameran lukisan. "Awalnya sering diajak ayah ke pameran lukisan. Saya pertama kali melukis di atas kanvas tahun 2017. Lukisan pertama saya berjudul 'Laut'," katanya.
Saat ini Nadira berusia 11 tahun. Siswi SDN Sooko 1 ini telah memiliki 80 karya lukisan. Beberapa karya lukisannya juga sering diikutsertakan di pameran terbuka.
"Saya sudah memiliki 80 karya lukisan. Saya paling suka melukis bebas (abstrak). Tetapi saya juga belajar semua gaya melukis. Seperti gaya maestro pelukis Paul Jackson Pollock. Diantaranya menggunakan telapak tangan, kuas, dan percikan cat," terangnya, Minggu (30/9/2018).
Dari 80 karya tersebut, sebagian telah diikutsertakan oleh Nadira di pameran lukisan terbuka. Kemarin Sabtu (29/9) hingga Rabu (3/10) , dia menggelar pameran tunggal perdana bertajuk 'Tamasya Warna' di Warung Rakyat, Mengelo, Sooko, Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 26 karya lukisan dipamerkan di sana.
"Pameran ini digelar dalam rangka memperingati hari ulang tahun saya yang ke 11," ungkapnya.
Indra Tri Kurniawan, ayah Nadira menceritakan, bakat melukis anak keduanya itu terlihat ketika dia mengajak untuk mengecat pagar rumah bersama. Indra melihat Nadira sangat menikmati kala itu.
"Dia terlihat menikmati mengecat pagar. Lantas Saya tanya, 'saya belikan kanvas ya?' dia jawab iya. Akhirnya dari situ dia terus mencoba melukis," paparnya.
Ia menambahkan, Nadira tak hanya melukis di media kanvas saja, melainkan tembok teras juga. Indra malah justru membebaskannya, bahkan teras rumah digunakan untuk studio lukisnya. "Teras ini adalah area berkeseniannya. Meja, kursi, tembok, pagar dan kusen dia jadikan media melukisnya," ucapnya seraya tertawa.
Indra mengungkapkan, mendukung penuh bakat Nadira. Berbagai fasilitas melukis dia belikan seperti cat, kanvas, dan kuas berbagai ukuran. Alat-alat itu tertata rapi di rak putih yang berada di samping pintu masuk rumah.
"Saya juga membelikan Nadira buku-buku sejarah seni rupa. Supaya tak hanya sekedar melukis saja, dia juga perlu tau sejarah dan profil maestro pelukis," paparnya.
Di sisi lain ia berharap, Nadira selalu konsisten dengan bakat melukisnya. Sebab, bakat itu selaras dengan cita-citanya yang ingin kuliah di jurusan desain interior.
"Saya tidak pernah melarah. Saya selalu mendukung keinginan Nadira. Akademiknya tentu juga tak boleh dilupakan. Saya berharap agar Nadira konsisten di bidang melukis," pungkasnya.