Kilas Balik
Soeharto Gunakan 4 Tahap Sistematis untuk Menumpas Gerakan G30S/PKI, Tenang Tapi Tegas dan Pasti
Gerakan G30S/PKI berhasil ditumpas Soeharto dengan 4 tahap sistematis, gayanya menyusun strategi memang khas, tenang tapi tegas dan pasti
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Tokoh-tokoh itu terdiri atas dua golongan, yakni golongan “pembina” dan golongan yang dibina.
Para “pembina" terdiri atas petugas-petugas PKI, sedangkan yang dibina (dalam hal ini) adalah perwira-perwira ABRI.
Yang dibina tidak selalu saling mengenal selaku orang-orang yang seideologi
Untung diberitahu oleh pembinanya yang bernama Sujono, bahwa pada tanggal 3 September akan ada rapat di mana ia akan diperkenalkan dengan (eks) Kolonel Latief, Komandan Brigade I Infantesri/Jayakarta, (eks) Major Udara Sujono, Komandan Resimen Pasukan Pengawal Pangkalan (P3) PAU Halim.
Rapat pada tanggal 3 September 1965 itu merupakan rapat pertama untuk merupakan persiapan terakhir bagi gerakan 30 September 1965
Yang hadir dari pihak “pembina" adalah: Sam dan Supono (yang menurut eks- Kolonel Latief adalah “pengawal” D.N. Aidit), sedang dari pihak yang dibina adalah: Latief, Untung, Sujono dan tuan rumah (eks) Kapten Wahyudi.
Dalam rapat itu Sam memberi briefing mengenai adanya “Dewan Jenderal” yang dipimpin oleh Jenderal Nasution dan Jenderal Yani yang merencanakan suatu kudeta.
Sam meminta supaya para perwira yang hadir merencanakan sesuatu guna menghalangi rencana “Dewan Jenderal” tersebut.
Rapat yang paling penting adalah rapat tanggal 19 September 1965 yang bertempat di rumah (eks) Kolonel Latief di Cawang.
Pada rapat itulah Sam menunjuk Untung selaku “pemimpin” daripada “G-30-S".
Ketentuan-ketentuan yang khusus mengenai pencetusan “G-30-S" dilakukan pada dua rapat terakhir.
Pada rapat tanggal 29 September di rumah Sam, tokoh PKI itu memutuskan bahwa komplotan mereka diberi nama “Gerakan 30 September".
Serta diputuskan bahwa pelaksanaannya jatuh pada besok malam (30 September 1965), meskipun aksi yang lebih besar akan dilancarkan pada dinihari tanggal 1 Oktober 1965.
Sebelumnya, (eks) Kolonel Latief juga telah ditugaskan untuk menyusun rencana operasi.
Menurut rencananya, operasi diberi nama Operasi Takari dan dibagi atas 3 komando: