Berita Lifestyle

Generasi Ketiga Batik Oey Soe Tjoen Lebih Bebas Berekspresi, Terinspirasi Komik Naruto

Dari segi warna, batik generasi ketiga warnanya tampak lebih mencolok, dan bervariasi motifnya.

Penulis: Delya Octovie | Editor: Titis Jati Permata
surya/habibur rohman
Generasi ketiga Oey Soe Tjoen Widianti Widjaja (baju hitam) dan Mina Karina menunjukkan ciri khas batik Oey Soe Tjoen jelang pameran di Jayanata Beauty Plaza Surabaya, Rabu (29/8/2018). Pameran ini menampilkan tiga generasi batik dan akan diadakan lelang batik. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Puluhan kain batik tulis halus dipamerkan di Snow White Ballroom Lt. 3 Jayanata Beauty Plaza, Surabaya.

Kain-kain tersebut digantung di dua sisi, kiri dan kanan.

Sisi kiri adalah kain batik koleksi pribadi keluarga Widianti Widjaja, seorang pembatik generasi ketiga, penerus batik Oey Soe Tjoen.

Batik di sisi kiri adalah yang tertua milik generasi pertama dan kedua, mulai dari tahun pembuatan 1925-1976.

Batik-batik ini hanya dijadikan pajangan, karena tak ternilai harganya bagi Widia.

“Ini batik sejak tahun 1925, kami jadikan koleksi pribadi keluarga, karena ya langka sekali,” tuturnya, Rabu (29/8/2018).

Batik di sisi kanan merupakan batik generasi ketiga, karya Widia dan 12 pembatiknya.

Dari segi warna, batik generasi ketiga warnanya tampak lebih mencolok, dan bervariasi motifnya.

Widia mengaku tidak keluar dari pakem warna, namun memang ada perubahan merek kain serta tinta.

Material pewarnaan masih menggunakan kimia, tetapi mereknya saja yang berubah.

“Dulu buatan Jerman, sekarang sudah tidak ada. Kain tetap mori lokal. Dulu buatan Belanda Cap Cent, lalu mereka sudah tidak produksi. Sekarang memakai merek Kereta Kencana,” jelasnya.

Soal motif, kain generasi pertama, kedua, dan ketiga memiliki ciri khas sendiri-sendiri.
Kain generasi pertama kebanyakan bermotif buket bunga, generasi kedua mengikuti generasi pertama.

Pada generasi ketiga didominasi Hokokai, buket bunga, dan sisanya hasil imajinasi Widia serta pesanan.

Widia mendapat inspirasi dari segala penjuru untuk motif batiknya. Satu di antaranya adalah komik Jepang populer Naruto.

“Contohnya yang batik naga itu. Bagian belakangnya orang mengira motif mega mendung. Padahal saya terinspirasi dari bentuk awan di komik Naruto,” ungkapnya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved