Techno

Konsultan IT Ungkap Modus Baru Penipuan WhatsApp (WA), Dampaknya Akun Kita Bisa Dibajak

Seorang konsultan IT ungkap modus baru penipuan whatsapp (WA) makin marak terjadi. Dampaknya bisa membuat akun kita diambil alih atau dibajak

ist
ilustrasi 

SURYA.co.id - Aksi penipuan via aplikasi chatting whatsapp (WA) makin marak terjadi.

Dengan beragam modus, si tukang tipu bisa memperdaya mangsanya.

Tingkat kerugian yang diderita pun bervariasi.

Ada yang hanya rugi ratusan ribu rupiah, jutaan, puluhan juta dan bahkan ada yang sampai ratusan juta rupiah.

Seseorang dengan memakai foto yang kita kenal bisa meminta pulsa bahkan uang sekali pun.

Baca: Mahfud MD Benarkan Foto Masa Lalu yang Viral itu adalah Dirinya, Begini Komentar Sudjiwo Tedjo

Baca: VIDEO VIRAL - AKP Eko Hari Cahyono, Videonya Viral Berkat Kalimat Masuk Pak Eko

Baca: Minum Air Dingin vs Air Hangat, Manakah yang Lebih Baik untuk Kesehatan? Simak Penjelasannya!

Baca: Kisah Paspampres Kawal 7 Presiden RI, Soekarno Dilempar Granat hingga Pesawat Ekonomi Iriana Jokowi

"Isikan dulu pulsa penting. Ntar diganti. Pulsa 100 rb," demikian kurang lebih isi permintaan dari WhatsApp seseorang yang kena bajak dan meminta kepada relasi di kontak.

Mereka yang mengenal dan terkoneksi dengan WhatsApp miliknya tak luput dimintai pulsa.

Dilansir dari Banjarmasin Post, Konsultan IT sekaligus Pendiri Komunitas ClearOS Indonesia, Banua Andi Riza, mengatakan bahwa Whatsapp tidak bisa dihack atau langsung di jebol di aplikasinya, karena enkripsinya yang tinggi.

"Tapi, bisa diclonning dan ini kasus-kasus yang sering terjadi. Selain clonning, akun WA juga bisa diambil alih" ujar Andi kepada reporter banjarmasinpost.co.id pada Senin (27/8/2018)

"Jadi hacker bisa melakukan social engineering untuk meminta kode verifikasi yang masuk ke HP korban, misalnya dengan bilang kalo dari admin WA untuk verifikasi dan korban harus menyebutkan kode verifikasi yang masuk. Cara ini juga melibatkan interaksi dengan HP korban," tambahnya

Dikatakannya lebih lanjut, setelah dapat kode verifikasi, akun korban bisa diambil alih atau dibajak oleh sang hacker

Si hacker menginstall WA sendiri di HP nya, kemudian memasukkan nomor HP korban dan kode verifikasi hasil menipu tadi.

Untuk mengamankan WA dan menghindari modus penipuan seperti diatas, ikuti tips berikut:

- Gunakan password yang kuat

- Gunakan metode two step verification, sehingga saat orang ingin ambil alih akun harus memasukkan PIN dan kode verifikasi.

- Jangan sembarangan meminjamkan HP ke orang lain

- Jangan akses menggunakan WhatsApp web di komputer umum atau komputer milik orang lain

- Jangan pernah memberitahukan kode verifikasi kepada pihak lain, meskipun mengaku sebagai Admin WA.

Ingat, tidak ada Admin atau pihak lain yang memerlukan kode verifikasi itu.

Disamping itu, modus penipuan via whatsapp (WA) ternyata masih banyak jenisnya.

Dilansir dari Grid.id, inilah beberapa modus tipu-tipu via whatsapp (WA).

1. Modus jual barang murah di online shop (olshop)

Beberapa nama olshop besar dipakai oleh pelaku penipuan untuk memajang barang dagangannya.

Jadi modusnya, mereka menawarkan sebuah barang dengan banderol harga yang murah.

Untuk meyakinkan calon korbannya, pelaku biasanya menyertakan nomer telepon yang bisa dihubungi, baik call langsung maupun via whatsapp (WA).

Korban yang percaya tawaran tersebut, akan mencoba untuk bertransaksi.

Usai korban transfer sejumlah dana, jangankan barang yang dibeli datang.

Si penjual juga tak bisa dihubungi lagi

2. Modus pinjam uang

Via aplikasi whatsapp (WA), modus ini dimulai dari pelaku yang mengaku sebagai teman korban.

Supaya lebih meyakinkan, terlebih dulu pelaku memasang foto profil salah satu teman dari korban.

Dengan tipu dayanya, pelaku kemudian meminjam uang kepada mangsanya.

Wuss...semua kemudian menghilang setelah uang pinjaman ditransfer ke rekening pelaku.

3. Modus undian berhadiah

Dalam menjalankan aksi tipu-tipu dengan modus seperti ini, pelaku biasanya menyebar pesan bahwa calon korbannya adalah salah satu pemenang undian.

Bahkan untuk meyakinkan calon korban, pelaku juga membuat website yang seolah-olah milik resmi perusahaan yang menyelenggarakan undian berhadiah tersebut.

4. Modus jual beli mobil

Untuk aksi penipuan yang satu ini, hampir mirip dengan modus pinjam uang.

Pelaku akan menghubungi calon korban via whatsapp (WA) dan bersandiwara seolah-olah sudah kenal lama.

Contohnya seperti yang terjadi pada salah satu petinggi PT Astra Honda Motor.

Ahmad Muhibbuddin yang menjabat sebagai Deputy Head of Corporate Communication pabrikan motor Honda itu, identitasnya dipakai untuk aksi penipuan.

"Jadi pelaku mengambil salah satu foto terkini di akun media sosial saya.

Dengan foto itu dan pakai nomer telpon lain, si penipu jajal berkomunikasi dengan salah satu rekan," ungkap pria yang akrab disapa Muhib ini.

Dari informasi yang didapat oleh Muhib, rekan yang diajak berkomunikasi oleh si penipu itu hendak diajak bertransaksi jual beli mobil.

Beruntung rekan yang hendak jadi korban penipuan itu jeli melihat gelagat yang tidak beres.

Alhasil penipuan yang bisa merugikan ratusan juta rupiah itu, tidak sampai terjadi.

"Namun dengan modus yang sama, ada juga yang sudah jadi korban.

Identitas rekan saya dipakai menipu rekan lainnya dan berhasil," ucap Muhib.

Dari modus yang seperti itu, korban mengalami kerugian sampai Rp 100 juta.

Tentunya modus penipuan seperti ini, tak akan berhenti begitu saja dan siapa saja bisa jadi korbannya

Baca: Kecanggihan KRI SHN-366 yang Ikut Misi Perdamaian PBB MTF XXVIII-K/UNIFIL - Lihat Persenjataannya!

5 Tips Aman Saat Menggunakan Whatsapp (WA)

WhatsApp mengklaim jika privasi dan keamanan perpesanan, menjadi prioritas platform tersebut. Semua pesan di WhatsApp secara otomatis dilindungi oleh enkripsi end-to-end.

Artinya, semua pesan baik teks maupun suara hanya bisa dilihat oleh si pengirim dan penerima saja. Pihak ketiga, termasuk WhatsApp tidak akan bisa mengaksesnya.

Dirangkum KompasTekno dari situs resmi WhatsApp, Sabtu (23/6/2018), beberapa fitur bisa digunakan untuk mengontrol keamanan dan privasi chatting di WhatsApp.

1. Pengaturan privasi

Cara mengatur beberapa fitur privasi di WhatsApp
Cara mengatur beberapa fitur privasi di WhatsApp (Kompas.com)

Pada menu privasi, ada beberapa fitur yang bisa digunakan untuk mengontrol privasi profil pengguna.

Di antaranya adalah laporan pesan telah dibaca, tanda waktu terakhir dilihat (last seen), informasi profil, dan foto profil.

Penyetelan privasi bisa dilakukan dengan pergi ke tombol menu di pojok kanan atas bergambar titik tiga, lalu pilih setelan (setting), akun (account) dan pilih privasi (privacy).

Setelah pilih menu privasi, pilih opsi fitur mana yang akan dikontrol. Untuk mengontrol keamanan laporan pesan telah dibaca, tanda waktu terakhir dilihat, informasi profil, dan foto profil, bisa memilih opsi siapa saja yang diperkenankan melihatnya.

Jika semua orang yang menyimpan kontak diperkenankan melihat, pilih opsi "semua orang" (everyone), jika mengijinkan kontak yang kita simpan saja, pilih opsi "kontak saya" (my contacts).

Namun jika tidak ingin siapapun melihat, pilih "tidak ada" (nobody).

Sedikit catatan, jika menonaktifkan informasi terakhir dilihat dan tanda terima pesan, makan Anda juga tidak bisa melihat pemberitahuan tersebut.

Laporan dibaca akan selalu dikirimkan untuk percakapan grup, bahkan jika Anda telah mematikan opsi ini di pengaturan privasi Anda.

Hingga saat ini, tidak ada cara untuk menonaktifkan informasi "sedang mengetik" atau "online".

2. Mengontrol pembaruan status

Pengguna juga bisa mengontrol pembaruan status. Sama seperti sebelumnya, pembaruan status juga bisa diatur siapa saja yang diperbolehkan melihat.

Opsi yang bisa dipilih adalah "semua kontak" yang merujuk pada kontak yang anda simpan di perangkat.

Opsi kedua adalah "kontak saya dengan pengecualian", di mana Anda bisa memilih beberapa kontak untuk dihalau meliat pembaruan status, layaknya fitur "sembunyikan"(hide) di Instagram story.

Terakhir adalah pilihan "hanya berbagi dengan beberapa kontak tertentu". Artinya, hanya kontak-kontak pilihan Anda saja yang bisa melihat pembaruan status Anda.

3. Memblokir pengguna yang tidak diinginkan

Fitur ini bisa mencegah kontak tertentu untuk menghubungi Anda, baik melalui teks atau telepon.

Caranya, pilih opsi "blokir kontak", lalu klik ikon kontak di pojok kanan atas untuk memilih kontak mana saja yang ingin diblokir.

Dengan begitu, akun yang diblokir tidak akan bisa mengirim pesan atau melakukan panggilan telepon ke WhatsApp Anda.

4. Menghapus percakapan

Baik pesan personal maupun pesan grup, sama-sama bisa dihapus. Untuk menghapus percakapan pesan di ruang percakapan personal, tahan pesan-pesan yang ingin dihapus lalu pilih ikon tong sampah dan pilih hapus.

Jika usia pesan kurang dari 1 jam 8 menit 6 detik, Anda bisa memilih opsi hapus untuk semua.

Lalu untuk pesan di jendela grup, untuk menghapus beberapa pesan saja bisa menggunakan cara seperti menghapus pesan personal.

Namun jika ingin menghapus semua percakapan, bisa pilih opsi "bersihkan percakapan" (clear chat). Jika ingin keluar dari grup sekaligus membersihkan isi pesan, ketuk dan tahan grup yang hendak dihapus hingga muncul tanda centang di bawah foto profil, lalu pilih opsi "keluar grup" (exit group).

Kemudian hapus semua percakapan seperti cara sebelumnya.

5. Autentikasi dua langkah

Otentikasi dua langkah pada WhatsApp
Otentikasi dua langkah pada WhatsApp (Whatsapp)

Secara sederhana, autentikasi dua-langkah merupakan proteksi berlapis sebuah aplikasi ketika pengguna hendak masuk ke akunnya.

Metode autentikasi dua-langkah umumnya menggunakan SMS untuk mengirim kode verifikasi. Selain memasukan kata sandi, pengguna juga harus memasukan kode verifikasi yang diterima melalui SMS.

Cara menggunakan autentikasi dua langkah untuk ponsel Android, pilih ikon menu tiga titik di sisi kanan atas layar.

Selanjutnya pilih "Settings" dan tekan "Account". Maka akan muncul pilihan "two-step verification".

Tekan pilihan tersebut dan masukkan enam digit yang diinginkan sebagai passcode. WhatsApp akan meminta konfirmasi ulang passcode tersebut disertai permohonan memasukkan alamat e-mail.

Untuk pengguna iPhone, cara mengaktifkan otentikasi dua langkah hampir sama seperti di ponsel Android.

Hanya saja, menu "Account" diakses dari ikon "Settings" di pojok kanan bawah layar. Jika sudah mengikuti semua prosesnya, akun pengguna diklaim bakal lebih aman.

Baca: Kisah Pilu Operasi Kopassus di Kota Dili - Belasan Prajurit Gugur, Seorang Bocah Mencari Ayahnya

Baca: Dikerjai Azriel Hermansyah, Millendaru Menangis Minta Fotonya Dihapus, Lihat Gaya Aslinya!

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved