Kecanggihan KRI SHN-366 yang Ikut Misi Perdamaian PBB MTF XXVIII-K/UNIFIL - Lihat Persenjataannya!

Inilah kecanggihan KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366 yang ikut dalam Satgas TNI Kontingen Garuda XXVIII-K/UNIFIL, lihat persenjataannya!

Kompas/Muhammad Ikhsan Mahar
KRI Sultan Hasanuddin berlayar di Laut Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (5/12/14) 

SURYA.co.id - Pasukan misi perdamaian PBB dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force) TNI Kontingen Garuda XXVIII-K/UNIFIL berangkat menuju Lebanon menggunakan KRI Sultan Hasanuddin (SHN) 363

Pelepasan Satgas dipimpin Kaskoarmada II, Laskma TNI ING Sudhihartawan di Dermaga Madura Mako Koarmada II Surabaya, Jumat (24/8/2018).

Kaskoarmada II Laksamana Pertama TNI I N.G. Sudihartawan saat itu mewakili Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksamana Muda TNI Didik Setiyono. 

KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366 merupakan Kapal kelas SIGMA yang mulai dikerjakan pada Oktober 2004 dan resmi digunakan TNI AL pada 24 November 2007

Dilansir dari laman tni.mil.id, kapal ini dibuat oleh Galangan Schelde Naval Shipbuilding, Belanda

KRI Sultan Hasanuddin dengan nomor lambung 366 merupakan kapal kedua dari empat kapal perang kelas SIGMA milik TNI AL, yaitu KRI Diponegoro-365, KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Frans Kaisiepo-368

Nama KRI Sultan Hasanuddin diambil dari nama Sultan Hasanuddin yang merupakan Raja Gowa abad XVI

KRI HASANUDIN-366
KRI HASANUDIN-366 (tnial.mil.id)

Baca: Kisah Paspampres Kawal 7 Presiden RI, Soekarno Dilempar Granat hingga Pesawat Ekonomi Iriana Jokowi

Baca: Minum Air Dingin vs Air Hangat, Manakah yang Lebih Baik untuk Kesehatan? Simak Penjelasannya!

KRI Sultan Hasanuddin-366 dibekali berbagai persenjataan canggih meliputi:

- Meriam 76 mm Oto Melara Super Rapid Gun

- Peluru kendali darat ke udara: MBDA Mistral dalam peluncur Tetral laras 4, Jangkauan efektif 6 km

- 2 meriam anti serangan udara kaliber 20 mm

- 4 rudal Exocet 40 mm

- Torpedo 3A 244S Mode II/MU 90 dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo B515

Meriam Oto Melara kaliber 76 mm itu kecepatan tembaknya 120 butir peluru per menit.

Lalu rudal exocet itu untuk sasaran kapal permukaan, jarak jangkauan maksimumnya 40 Nm dan memiliki radar sendiri untuk mengunci sasaran

Pada tahun 2017 kapal ini juga meraih penghargaan menjadi KRI teladan

KRI Hasanuddin
KRI Hasanuddin (wikimedia.org)

Dikutip dari Wikipedia.org, fungsi dasar dari kapal ini adalah Patroli maritim Zona Ekonomi Ekslusif (EEZ), Penggetar, Pencarian dan penyelamatan (SAR) dan anti kapal selam

Kapal ini juga dilengkapi dua buah mesin diesel V28-33D STC (sequential turbo charging) diproduksi oleh MAN Diesel (Jerman) berkonfigurasi V 20 silinder

Mesin berkekuatan 8900 kW ini masing-masing menggerakan sebuah baling-baling yang bisa diatur kemiringan bilahnya

Dilansir dari laman tnial.mil.id, dalam momen pelepasan Satgas TNI Kontingen Garuda XXVIII-K/UNIFIL, Kaskoarmada II menyampaikan bahwa Satgas MTF ini mempunyai tugas pokok meliputi:

- Mendukung Angkatan Laut Lebanon dalam mengawasi perairan Teritorial Lebanon

- Mengamankan garis pantai dan mencegah masuknya senjata ilegal atau materi yang berhubungan dengan hal tersebut melintasi laut Lebanon.

Pelepasan KRI Sultan Hasanuddin-366 menuju Lebanon
Pelepasan KRI Sultan Hasanuddin-366 menuju Lebanon (http://kominfo.jatimprov.go.id)

Menurutnya, perkembangan situasi keamanan di perairan Lebanon masih rawan dan sangat dinamis

“Perkembangan situasi keamanan di perairan Lebanon masih rawan dan sangat dinamis, sehingga perlu kewaspadaan maksimal antara lain potensi bahaya Asimetris seperti pembajakan, perompakan dan bahan peledak (handak) hanyut di laut serta eskalasi ketegangan situasi militer di sekitar laut Mediterania, terkait dengan adanya kehadiran kapal perang negara lainya dalam menanggulangi ISIS”, jelasnya

Dalam misi ke-11 MTF, KRI SHN-366 merupakan penugasan yang kedua, dimana tugas pertama dilaksanakan pada tahun 2012.

Pemberangkatan Satgas MTF XXVIII-K/Unifil
Pemberangkatan Satgas MTF XXVIII-K/Unifil (koarmada2.tnial.mil.id)

KRI SHN-366 akan melaksanakan tugas selama 14 bulan, dengan 2 bulan pelayaran lintas laut pulang-pergi  dan 12 bulan berada di Area of Maritime Operations (AMO) Lebanon.

Selama di negara berlambang Pohon Cedar tersebut, KRI SHN akan bersandar di Port Beirut.

Rute pelayaran menuju Lebanon yaitu Surabaya - Jakarta - Belawan - Colombo (Srilangka) - Salalah (Oman) - Jeddah (Arab Saudi) dan Beirut (Lebanon) dengan jarak tempuh 6.526 Nm.

Misi ini dipimpin oleh Letkol Laut (P) Cecep Hidayat, yang merupakan lulusan AAL Angkatan 44 (Tahun 1998).

KRI Sultan Hasanuddin-366 juga diperkuat 120 prajurit  TNI AL yang tergabung Satgas MTF TNI Konga XXVIII-K/UNIFIL.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved