Kilas Balik

Kisah Soekarno Perintahkan Buat Bom Nuklir di Indonesia, Sampai Kirim Ilmuwan untuk Belajar ke China

Soekarno pernah membelokkan program nuklir Indonesia menjadi senjata untuk melawan ancaman asing. Berikut kisahnya!

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Kolase surya.co.id
Presiden Soekarno 

SURYA.co.id - Dunia tengah dilanda kecemasan tingkat tinggi pada era tahun 1960-an

Hal ini lantara adanya perseteruan dua blok besar saat itu, Barat dengan Amerika Serikat (AS) dkk dan Timur dengan Uni Soviet.

Perang dingin kedua blok semakin memanas saat AS menguji coba bom hidrogen (termo nuklir) di Kepulauan Marshall, Samudera Pasifik tahun 1954

Tak mau kalah, Uni Soviet membalasnya dengan uji coba super bom atom 'Tsar Bomba' tahun 1961.

Baca: Inilah 4 Ponsel Xiaomi dengan RAM 6GB hingga 8GB, Harganya di Atas Rp 5 Juta, Tertarik Beli?

Baca: The Sacred Riana di Perempat Final AGT 2018 - Mel B Kembali Diteror, Datangkan 8 Kembaran

Uji coba termo nuklir AS itu ternyata membuat Indonesia sangat was-was, takutnya radiasi dari uji coba bom tersebut mengenai Indonesia bagian timur.

Menidak lanjuti hal itu, Soekarno kemudian mengeluarkan Keppres No.230/1954 yang isinya membentuk sebuah Panitia Negara.

Seperti dilansir dari Grid.id dalam judul 'Kisah Indonesia Berusaha Buat Bom Nuklir Untuk Hadapi Ancaman Asing'

Dikutip dari 'The State and the Reactor: Nuclear Politics in Post-Suharto Indonesia', Panitia Negara yang dimaksud adalah panitia Penyelidikan Radio-Aktif yang disahkan keberadaannya November 1954.

Panitia ini dipimpin oleh seorang ahli Radiologi yang baru saja menyelesaikan studinya di London, bernama G.A.Siwabessy.

Siwabessy dan tim bergerak cepat ke tempat-tempat yang diduga terpapar radiasi uji coba atom AS itu, seperti di Manado, Timor dan Ambon.

Hasil olah tkp dari panitia tersebut menunjukkan bahwa wilayah timur Indonesia aman dari radiasi nuklir.

Selesai dengan tugas perdananya, Siwabessy dan timnya menyarankan kepada pemerintah Indonesia untuk mulai melirik dan memanfaatkan nuklir untuk kepentingan nasional.

Saran tersebut diterima oleh Soekarno dengan dibentuknya Dewan Tenaga Atom serta Lembaga Tenaga Atom (LTA).

Tanpa menunggu waktu lagi, LTA yang diketuai oleh Siwabessy itu membuat sebuah rancangan jangka panjang (blue print) pengembangan nuklir nasional.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved