Berita Rilis
Gempa 7.0 SR di Lombok Kembali Terjadi saat Tim Kemensos Melakukan Verifikasi Santunan
Verifikasi akhir ditetapkan bersama Sesda, Pangdam, dan Kapolda. Dari Kemensos dihadiri Sesditjen Linjamsos.
Penulis: Tri Mulyono | Editor: Parmin
SURYA.co.id | MATARAM - Tim Kementerian Sosial RI sedang melakukan verifikasi terhadap data korban gempa bumi yang meninggal di Lombok saat gempa kembali mengguncang pada Senin dini hari.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI Harry Hikmat mengungkapkan kegiatan verifikasi sudah dimulai pada 14 Agustus lalu. Verifikasi dilakukan untuk memastikan data ahli waris secara akurat.
Dari 481 jiwa seluruh korban meninggal di NTB telah dapat diverifikasi 471 jiwa di Lombok Utara. Sebelumnya diketahui berdasarkan posko induk data yang meninggal di Lombok Utara 404 jiwa.
"Bisa jadi di kabupaten lain jumlah yang meninggal bertambah," tutur Dirjen, Senin (20/8/2018).
Verifikasi akhir ditetapkan bersama Sesda, Pangdam, dan Kapolda. Dari Kemensos dihadiri Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Sesditjen Linjamsos).
Dalam kegiatan tersebut tampak hadir semua camat yang wilayahnya terdampak. Mereka membawa data terkini dengan dilengkapi surat keterangan kematian dan kartu keluarga.
"Hal ini memudahkan proses pengesahan melalui SK Bupati yang akan ditetapkan hari ini, Senin 20 Agustus," tambahnya.
Saat bersamaan berlangsung proses verifikasi untuk data korban di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, dan Kabupaten Lombok Timur.
Dirjen menyebutkan hingga Minggu malam (19/8/2018) korban meninggal terverifikasi di Kecamatan Kayangan 175 jiwa, Kecamatan Bayan 16 jiwa, Kecamatan Gangga 114 jiwa, Kecamatan Tanjung 86 jiwa dan Kecamatan Pemenang 80 jiwa.
"Jika diperbaharui data korban meninggal menjadi 548 jiwa," kata Harry.
Ia mengungkapkan Kementerian Sosial dalam menangani bencana telah menerjunkan 20 petugas dari pusat. Sedang 500 Taruna Siaga Bencana dari NTB telah dikerahkan.
Bencana Gempa di NTB ini telah membuat panggilan kemanusiaan bagi Tagana dari betbagai provinsi.
Sebanyak 12 provinsi ikut peduli dengan mengirimkan Tagana. Sampai sekarang ada 633 Tagana bekerja untuk membantu dapur umum lapangan, evakuasi, layanan psikososial, distribusi bantuan, pencarian korban, verifikasi data korban.
Selain itu mereka ikut pembersihan puing-puing reruntuhan rumah bersama sama TNI, Basarnas, Kepolisian, dan para relawan kemanusiaan dari berbagai organisasi kemanusiaan.
Gempa susulan malam ini sampai 7 SR membuat warga berhamburan keluar. Melalui jaringan komando per klaster Tagana, diketahui semua Tagana selamat.
Setelah gempa-gempa reda para Tagana segera bergerak memberikan peringatan untuk perlindungan diri dan keluarga di berbagai pelosok sesuai dengan area tugasnya, termasuk memberitahu bahwa gempa tidak berpotensi tsunami. Belum diketahui dampak kerusakan dari gempa susulan tersebut.