Ribuan Akun Instagram Log Out Secara Tiba-tiba & Tak Bisa Masuk Lagi, Begini Cara Antisipasinya

Ribuan pengguna Instagram mengaku kalau akunnya telah diretas. Akun mereka log-out secara tiba-tiba, begini cara mengantisipasinya!

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
TEXT REQUEST
Ilustrasi Instagram 

SURYA.co.id - Ribuan pengguna Instagram mengaku kalau akunnya telah diretas.

Dilansir dari Kompas.com, akun mereka log-out secara tiba-tiba dengan password yang berbeda serta e-mail yang berganti dengan domain Rusia.

Sepertinya sang pelaku cukup lihai, karena mampu menon-aktifkan mode otentikasi dua faktor (two factor authentication/2FA) di akun korbannya.

Sejumlah korban yang mengaktifkan fitur tersebut di akun mereka, masih tetap bisa ditembus.

Baca: Google Masih Bisa Lacak Lokasimu Meski GPS Dimatikan, Begini Cara Menghindari Pelacakan

Mode otentikasi dua faktor ini seharusnya lebih aman dari peretasan, karena langkah otentikasinya yang terdiri dari beberapa tahao.

Beberapa korban mencoba meminta bantuan kepada pihak Instagram untuk memulihkan akunnya.

Namun, beberapa laporan menyebutkan jika hal itu tidak menolong sama sekali.

Korban yang terlanjur menyerah pada akhirnya membuat akun baru dan merelakan akun yang lama.

Lantas, bagaimana menghindari peretasan akun Instagram terjadi lagi?

Seperti yang dikatakan sebelumnya, otentikasi dua faktor saja tidak cukup.

Mode otentikasi ini hanya menggunakan SMS sebagai notifikasi nomor verifikasi.

Bukan hal yang mustahil jika hacker juga mengincar nomor SIM pengguna, seperti yang terjadi pada situs Reddit beberapa waktu lalu.

Cara terbaik untuk mengamankan akun Instagram adalah dengan mengganti password.

Mengganti password yang lebih kuat dan unik bisa mengurangi risiko pembobolan akun.

Berikut lima tips membuat password yang aman dan tidak mudah dibobol, menurut ahli IT dari Home Office's Cyber Aware, seperti dikutip KompasTekno dari Daily Mail, Senin (23/10/2017)

1. Hindari aspek personal

Meski mudah diingat, menggunakan kata dan angka yang bersifat personal, atau berhubungan dengan kehidupan pengguna sehari-hari di internet seperti tanggal lahir, nama pasangan, nama peliharaan, dan alamat tempat tinggal bukanlah hal tepat.

Sebelum meretas akun, hacker akan terlebih dahulu menelusuri latar belakang calon korbannya.

Keamanan akun Anda akan diretas dengan mudah oleh hacker. Itulah mengapa penggunaan password tipe ini tidak disarankan.

2. Hindari nomor berurut

Password dengan nomor urut seperti 1234567890, 11111, atau 987654321 kemungkinan 80 persen berhasil dibobol.

Sistem kombinasi kode akan memudahkan password tipe ini dibobol.

Hal paling aman adalah memilih angka secara acak dengan mengombinasikannya dengan huruf.

3. Gunakan tiga kata acak 

Kalimat acak dengan makna yang tidak berkaitan disebut sebagai password dengan tingkat keamanan cukup kuat.

Selain itu, usahakan untuk menggabungkan minimal 3 kata untuk mengamankan identitas. "Thebrownpicture" bisa menjadi contoh yang baik.

Menurut ahli kemanan jaringan, sistem enkripsi memerlukan waktu 35.000 tahun untuk meretas password tersebut.

4. Kombinasi kata, angka, dan simbol 

Jangan remehkan kombinasi kata dan huruf. Meski terkesan alay, password tipe ini dikategorikan sebagai yang sangat kuat.

Contohnya "teabrown227", untuk memecahkan password ini, mesin enkripsi membutuhkan waktu kisaran 227 juta tahun.

5. Password berbeda untuk setiap akun 

Meskipun password yang sudah digunakan tergolong kuat, bukan tidak mungkin hacker membobol akun dengan cara lain.

Untuk berjaga-jaga, buatlah password berbeda untuk setiap akun yang dimiliki.

Password yang sama pada setiap akun akan mempermudah hacker mencuri data yang dimiliki oleh para pengguna.

Pengguna juga perlu secara rutin mengganti passwordnya.

Jika tidak ingin lupa, ada beberapa aplikasi untuk menyimpan password, seperti Dashline, Last Pass, atau Keeper yang semuanya kompatibel untuk perangat berbasis iOS dan Android.

Meski otentikasi dua faktor nyatanya masih tetap bisa diretas, namun tidak ada salahnya tetap mengaktifkan fitur kemanan tersebut.

Sebab, dalam kasus ini, hanya ada sedikit korban yang mengaku mengaktifkan otentikasi dua faktor.

Itu artinya, korban yang tidak mengaktifkan fitur ini lebih berpeluang untuk dibobol.

Pastikan juga pengguna tidak memberikan info akun Instagram ke aplikasi atau situs pihak ketiga yang mencurigakan.

Dilansir KompasTekno dari Tom's Guide, Kamis (16/8/2018), Instagram mengatakan akan membentuk tim khusus untuk membantu mengamankan akun pengguna dan membuat metode otentikasi dua langkah lebih aman lagi.

Aksi peretasan yang menimpa ribuan akun Instagram ini cukup berbeda dengan peretasan yang pernah terjadi. Tidak dilaporkan adanya penghapusan atau hilangnya foto-foto korban atau mengirim spam menggunakan akun korban.

Pelaku hanya mengganti foto profil dan menghapus bio di Instagram korban.

Kemungkinan, pelaku memanfaatkan akun Instagram yang diretas sebagai bot atau komponen untuk melakukan aksi peretasan selanjutnya.

Baca: Dibalik Mundurnya Bung Hatta dari Wapres – Politik Mengecewakan, Soekarno Melanggar Undang-undang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved