Berita Surabaya
Pemkot Surabaya Mulai Olah Sampah dengan Larva Black Soldier Fly, Kerjasama dengan Swiss
Pemkot Surabaya kini punya cara baru mengolah sampah organik, yaitu menggunakan larva Black Soldier Fly.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Pemkot Surabaya kini punya cara baru mengolah sampah organik, yaitu menggunakan larva Black Soldier Fly. Pengolahan sampah dengan larva ini sudah berlangsung sejak bulan Oktober 2017 di Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan, hasil kerjasama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) beserta Pemerintah Swiss.
Koordonator PDU Jambangan, Dwija Warsito, menjelaskan sebelumnya PDU Jambangan mengolah sampah dengan pupuk kompos. Waktu yang dibutuhkan mencapai dua sampai tiga bulan.
Namun semenjak Oktober tahun lalu, pengolahan sampah organik jadi lebih cepat, hanya butuh waktu 12 hari karena menggunakan larva Black Soldier Fly.
"Larva ini didapatkan dari telur lalat Black Soldier Fly. Setelah beberapa bulan kami lakukan uji coba ternyata benar, pengolahan sampah menjadi lebih singkat," katanya, Rabu (15/8) saat ditemui di PDU Jambangan.
Warsito menambahkan lalat jenis Black Soldier Fly memiliki sifat yang berbeda dari lalat biasanya yang ditemui di tempat sampah.
Jika lalat pada umumnya hinggap di makanan untuk makan dan meninggalkan kotoran, lalat Black Soldier Fly tidak membutuhkan makanan melainkan hanya minum saja.
"Masa hidupnya juga tidak lama hanya 45 hari. Setelah dewasa, dia kawin, kemudian lalat jantan langsung mati. Sementara lalat betina akan mati setelah mengeluarkan telurnya," terang Warsito.
Proses pemanfaatan larva Black Soldier Fly untuk mengolah sampah melalui empat tahap. Pertama dimulai dari mencampurkan 4 kilogram sampah organik, kompos kering (ranting pohon), dan 10 ribu telur larva (20 gram) di wadah palet.
Jarak lima hari, larva diberikan sampah organik lagi (fidding II) sebanyak 4 kilogram. Jarak tiga hari, tahap ke tiga (fidding III) lalat diberikan sampah organik sebanyak 4 kilogram.
Jarak empat hari, tahap ke empat adalah panen, larva dipisahkan dengan kotorannya dengan alat Sieving Machine.
Kotoran larva bermanfaat sebagai pupuk, sementara larva bisa digunakan untuk pakan hewan ternak atau dibiarkan melewati siklus pupa dan jadi lalat kembali, begitu terus berputar.
Kasi Pemanfaatan Sampah DKRTH, Khoirunissa, menambahkan saat ini PDU Jambangan memiliki 42 palet larva untuk mengolah sampah organik.
Nisa menambahkan larva Black Soldier Fly ini memang bisa mereduksi sampah hingga 80 persen, sisanya 20 kilogram jadi kompos (kotoran larva).
"Setiap palet itu mereduksi 12 kilogram sampah organik dalam waktu 12 hari. Di sini ada 42 palet berarti bisa mereduksi 504 kilogram sampah organik. Ini baru sampah organik dari 2 RT, bisa dibayangkan jika dikembangkan terus," ungkapnya