Pemkot Surabaya
Kepada Tamu dari Kamboja, Risma Pamer Taman, Lapangan Olahraga, dan Suroboyo Bus Bayar Sampah
"Kami memilki angkutan massal Bus Suroboyo yang cara naiknya cukup membayar sampah. Enam botol air mineral bisa sebagai tiket," kata Risma.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan bangga menunjukkan sistem pengelolaan lingkungan, tata kota dan pengaturan lalu lintas Surabaya di hadapan delegasi Kamboja, Selasa (14/8/2018). Risma juga pamer Suroboyo Bus yang bayarnya pakai sampah.
Delagasi Kamboja yang terdiri atas perwakilan Kemendagri dan wali kota sengaja berkunjung ke Kota Surabaya. Mereka ditemui Wali Kota Tri Rismharini di Balai Kota.
"Kami memilki angkutan massal Bus Suroboyo yang cara naiknya cukup membayar sampah. Enam botol air mineral bisa sebagai tiket," kata Risma yang membuat delegasi negara tetangga itu kaget.
Bus ini gratis dengan cukup menukar sampah itu. Risma juga menjelaskan program smart di Dishub Surabaya. Ada terobosan pengatura arus lalu lintas dan transportasi masal.
Selain menunjukkan Bus Suroboyo, Risma juga seperti biasa menyampaikan kota ini sebagai Kota Taman.
Sudah ada 420 taman dibangun dengan luasan 133 hektar. Kemudian pembangunan 403 lapangan olahraga dan jalur hijau sekitar 35 hektar.
Sebanyak 18 delegasi Kamboja itu di antaranya adalah kepala daerah di negara Kamboja. Yakni Wakil Wali Kota Battambang Mr Hoeurn Doeur, Wakil Wali Kota Siem Reap Ms. Lim Phallika, Wali Kota Bavet Mr Seng Seila.
Kemudian Wali Kota Kampong Cham City Mr Chan Phally, Wali Kota Kep Ms Tit Sokha, Wakil Kepala Petugas Kota Sihanoukville Teang Vannarith, Wali Kota Soung Ms Chea Naron, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja Mr H. E E Vuthy, dan delegasi lain.
Risma menyebut pentingnya membangun jalur hijau untuk menyerap karbondioksida yang ada di jalan. Semua untuk menjaga kualitas udara. Risma memilih tanaman yang bisa menyerap karbon dioksida.
Untuk merawat taman dan jalur hijau itu, Pemkot Surabaya membuat rumah kompos yang saat ini berjumlah 26 unit. Bahkan, rumah-rumah kompos itu jadi pembangkit listrik. Rumah kompos itu mengelola sampah-sampah yang ada di Surabaya.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja Vuthy mengatakan Surabaya itu adalah kota yang ramah lingkungan dan sudah menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan.
"Kami ingin menerapkan sistem pengelplaan lingkungan Surabaya ke kota kami. Makanya kami berkunjung ke Surabaya agar tahu sendiri tentang Surabaya,” kata Vuthy.
Dia terkesan dengan diterapkannya sistem peduli lingkungan dengan membayar Suroboyo Bus pakai enam botol plastik. Sampah plastik bisa dijadikan untuk membayar bus.
"Kami kagum. Ini sangat inovatif karena sebelumnya saya tidak pernah mendengar semacam ini,” kata Vuthy.