Kilas Balik
Kunjungan Presiden Soekarno (Bung Karno) ke Jepang - Dianggap Tak Resmi, Dikawal 20 Anggota Yakuza
Pada tahun 1958 silam, Presiden Soekarno melakukan kunjungan ke Jepang dan sempat dikawal 20 anggota Yakuza. Simak ceritanya!
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id - Kisah-kisah Presiden Soekarno selalu menarik untuk dibahas. Baik itu kisah di dalam negeri maupun di luar negeri.
Salah satu kisah yang paling menarik adalah ketika presiden Soekarno pergi ke Jepang pada tahun 1958 silam.
Perjalanan presiden Soekarno ke Jepang saat itu dianggap tidak resmi oleh kepolisian Tokyo.
Padahal, sudah selayaknya kunjungan pemimpin negara harus dikawal dan dijaga dengan ketat oleh aparat keamanan setempat.
Beredar pula rumor bahwa kelompok anti-Soekarno diam-diam masuk Jepang dan berencana membunuhnya
Baca: Kisah Dibalik Pemberontakan PETA di Blitar - Supriyadi Menghilang, Soekarno Dihantui Rasa Bersalah
Baca: 5 Fakta Kasus SPG yang Dibakar Hidup-hidup di Hutan Blora, Kejadian 2011 Silam juga Turut Terungkap
Konsul Indonesia yang berada di Tokyo saat itu, Iskandar Ishak, kewalahan mencari pengawalan untuk Soekarno.
Menurut Masashi Nishihara dalam Japanese and Sukarno’s Indonesia: Tokyo-Jakarta Relations, 1951-1966, orang kepercayaan Soekarno yang menjadi menteri muda urusan veteran, Kolonel Sambas Atmadinata, menghubungi salah seorang temannya di Jepang semasa perang.
Ia adalah Oguchi Masami, lalu menyarankan untuk menggunakan jasa pengawalan gangster Jepang Yakuza.
Yakuza merupakan salah satu gangster paling legendaris di Jepang yang melakukan banyak kejahatan terorganisir.
Mengikuti saran Oguchi Masami, Iskandar Ishak menghubungi Yoshio Kodama salah satu tokoh Yakuza pada saat itu.
Lalu Yoshio Kodama menugaskan salah satu pengikutnya, Kobayashi Kushuo untuk menjalankan tugas ini.
Kobayashi membawa 20 anggota Yakuza untuk mengawal Presiden Soekarno selama delapan hari di Jepang.
“Kobayashi setuju untuk merekrut dua puluh anggota kelompok ini untuk menjaga Sukarno,” tulis Nishihara
Hasilnya pun berlangsung aman dan saat itu presiden Soekarno juga mendapat hiburan dari berbagai wanita-wanita cantik.