Gempa 7 SR Mengguncang Lombok, Lakukan 5 Tindakan Ini untuk Melindungi Diri Saat Gempa Terjadi
Beberapa waktu lalu, gempa berkekuatan 7 SR terjadi di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berikut 5 tindakan untuk melindungi diri saat gempa
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Gempa mengguncang Lombok Utara, Nusa tenggara Barat (NTB), minggu (5/8/2018)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tersebut berkekuatan 7 skala richter.
Pihak BMKG juga mencatat gempa memiliki kedalam 15 km, terletak di 8,25 Lintang Selatan, 116,49 Bujur Timur Laut.
Gempa yang cukup besar ini juga dirasakan wilayah di sekitar Lombok, seperti di Bali dan sekitar Jawa Timur.
Baca: Gempa Lombok juga Dirasakan Nana Mirdad di Bali, Semuanya Lari Keluar & Anak-anak Menangis Ketakutan
Baca: Pendaftaran CPNS 2018 - Website sscn.bkn.go.id Ada Sedikit Perubahan, Lebih User Friendly Katanya
Gempa bumi terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan.
Oleh karena itu kita sebaiknya mengerti tindakan apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa, sesuai panduan Palang Merah Indonesia (PMI).
Kebiasaan waspada
a. Kenali daerah sekitar tempat tinggal (apakah termasuk rawan gempa atau tidak).
b. Ketika masuk ke sebuah gedung atau bangunan, perhatikan di mana letak pintu keluar, tangga darurat, atau cara-cara untuk mengeluarkan diri jika sewaktu-waktu harus menyelamatkan diri.
c. Di dalam ruangan tempat kamu berada, perhatikan titik-titik yang aman untuk berlindung ketika gempa terjadi.
d. Perhatikan juga tempat yang berbahaya jika gempa terjadi, seperti di dekat kaca, tiang atau pilar, lemari, dan lain-lain.
e. Catat dan simpan nomor-nomor telepon penting yang harus dihubungi saat gempa terjadi seperti PMI, rumah sakit, pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain.
f. Matikan kran air, kompor, gas, dan listrik jika selesai digunakan.
Tindakan ketika gempa terjadi
Dilansir dari Kompas.com, saat terjadi gempa tetaplah tenang, lalu lakukan tindakan sebagai berikut:
1. Jika berada di dalam rumah
Berusahalah menyelamatkan diri dan keluarga. Berlindunglah di bawah meja agar tubuh tidak terkena benda-benda yang berjatuhan. Lindungi kepala dengan apa saja, misalnya bantal, papan, atau kedua tangan dengan posisi telungkup.
2. Jika berada di luar rumah
Merunduk dan lindungilah kepala, lalu bergeraklah menjauh dari gedung dan tiang menuju daerah terbuka. Jangan melakukan tindakan apapun, tunggulah sampai keadaan benar-benar tenang karena setelah gempa pertama biasanya ada gempa susulan.
3. Jika berada di pusat perbelanjaan atau di tempat umum lainnya
Usahakan untuk tetap tenang, biasanya kerumunan orang dalam bencana berpotensi kepanikan. Ikuti petunjuk dari petugas penyelamat. Jangan menggunakan lift ketika terjadi gempa atau kebakaran namun gunakanlah tangga darurat, lalu bergeraklah ke tempat terbuka.
4. Jika berada di dalam kendaraan
Berpeganganlah dengan erat sehingga tidak terjatuh dari guncangan atau jika kendaraan berhenti secara mendadak. Tetaplah tenang dan ikuti perintah atau petunjuk dari petugas. Mintalah pengemudi untuk menghentikan kendaraan. Setelah itu bergeraklah ke tempat yang terbuka.
5. Jika berada di gunung atau pantai
Gempa dapat menimbulkan longsor di gunung atau perbukitan. Jika Kamu berada di pegunungan, bergeraklah ke tempat yang aman seperti lapangan terbuka yang jauh dari daerah lereng. Gempa di bawah laut bisa menimbulkan gelombang tsunami, jika gempa itu terjadi, bergeraklah ke dataran yang lebih tinggi.
Tindakan setelah gempa terjadi
Setelah bencana gempa bumi terjadi, lakukanlah langkah-langkah berikut:
a. Bila masih berada di dalam ruangan atau gedung, segeralah keluar.
b. Periksalah keadaan diri sendiri, apakah ada bagian tubuh yang terluka atau tertimpa benda-benda.
c. Mintalah orang dewasa untuk mematikan aliran listrik dan gas.
d. Janganlah menyalakan api, karena bisa terjadi kebocoran gas atau tumpahan bahan bakar.
e. Jika mampu, berilah pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitarmu.
f. Dengarkanlah informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindaklah sesuai imbauan.
Setelah menyadari bahwa sebagian besar wilayah Indonesia rawan gempa kita sebaiknya selalu waspada.
Gempa kadang terjadi pada saat kita sedang tidur. Maka penting sekali untuk mengatur kamar tidur agar aman dari gempa.
Misalnya, jangan menaruh benda-benda yang mudah jatuh di dinding tempat tidur. Tautkan lemari di dinding dan pastikan benar-benar kuat. Pastikan ketika terjadi getaran kita tidak tertimpa benda-benda.
Tidak hanya kamar, buatlah ruangan kantor aman dari gempa. Selain konstruksi bangunannya, usahakan bingkai atau benda-benda lain yang ditempelkan di dinding melekat kuat.
Aturlah meja-meja dan kursi-kursi agar tidak menghalangi orang bergerak ke pintu keluar ketika gempa terjadi.
Baca: 4 Cara Sederhana untuk Mengurangi Radiasi Ponsel, Mudah Dilakukan Namun Perlu Dibiasakan
Baca: Daftar Artis yang Terbawa Emosi Saat Live di Stasiun TV Seperti Insiden Sule vs Shandy Aulia
Kepanikan Warga Saat Gempa di Lombok Terjadi
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menceritakan kondisi masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) sesaat setelah gempa bermagnitudo 7 melanda pulau tersebut.
Dalam wawancara di stasiun televisi Metro TV, Sutopo mengatakan, dirinya mendapat informasi bahwa gempa yang terjadi pada 18.46 Wita itu dirasakan 4 kali lebih besar daripada gempa yang sebelumnya terjadi di Lombok timur yang bermagnitud 6,4.
"Empat kali lebih besar dari gempa Lombok timur. Masyarakat menangis, teriak, panik," katanya, Minggu (5/8/2018).
Dia juga mengatakan, gempa susulan masih akan terjadi.
Soal potensi tsunami, Sutopo mengaku belum mendapat laporan.
Menurutnya, di Lombok, baik barat dan timur, tidak terdapat sirine peringatan tsunami.
"Tapi apakah ada yang berbasis komunitas, kami belum mendapat laporan," tambahnya.
Sutopo juga menjelaskan mengapa dalam 2 minggu terakhir, gempa terjadi susul menyusul.
Menurutnya, sumber gempa berasal dari sesar Flores yang memanjang dari Sumbawa, Nusa Tenggara Timur, hingga ke Selat Bali di utara Lombok.
Sesar tersebut merupakan sesar aktif.
Dia juga mengatakan, telah terjadi gempa susulan lebih dari 500 kali.
Namun, untuk gempa yang terjadi sore ini tidak berasal dari pusat gempa yang terjadi sebelumnya.
"Bukan di pusat (gempa yang bermagnitudo) 6,4 tapi di segmen yang hampir sama," katanya lagi.
Sebelumnya, gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,4 mengguncang Lombok, Sumbawa, dan Bali, Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB.
Warga yang merasakan guncangan gempa berhamburan ke luar rumah.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 6,4.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," terang Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI).
Sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.