Techno

Cara Polisi Melacak Pelaku Kejahatan di Facebook, Meski Pakai Proxy Masih Bisa Ketemu

Pelaku kejahatan di Facebook sulit dilacak oleh orang biasa, tapi beda cerita kalau dilaporkan ke pihak kepolisian. Begini cara mereka melacak pelaku

PixaBay
ilustrasi 

SURYA.co.id - Facebook merupakan media sosial yang diluncurkan tahun 2004 dan menjadi media sosial yang cukup populer di Indonesia.

Dikutip Grid.ID dari laman We Are Social, mencatat Indonesia sebagai penyumbang jumlah pengguna Facebookterbesar urutan ke-4 secara global.

Namun sayangnya, sejumlah orang ada yang menggunakan akun Facebooknya untuk hal-hal yang melanggar hukum.

Baca: Cara Menyimpan & Melacak Pesan WhatsApp (WA) yang Terhapus Maupun Sengaja Dihapus

Baca: Waspadai 4 Kabar Hoax Terkait CPNS 2018 yang Sempat Beredar, Pantau Terus di 2 Website Resminya

Seperti penyebaran berita-berita palsu, menuliskan ujaran kebencian dan Sara, hingga penipuan marak beredar di tengah masyarakat.

Umumnya, penyebar berita-berita hoax dan pelaku kejahatan di Facebook selalu menggunakan akun Facebook palsu, sehingga cukup sulit untuk dilacak oleh orang biasa.

Namun, beda lagi kalau dilaporkan ke pihak kepolisian, karena akun facebook pelaku pasti ditangani dengan serius dan cepat.

Ternyata kepolisian dapat melacak orang-orang yang bersembunyi di balik akun Facebook palsu dengan sangat mudah.

Dilansir dari laman nextren, berikut cara kepolisian melacak pemilik akun Facebook palsu yang meresahkan masyarakat.

Seorang profesional digital bernama Hilman Fajrian yang juga founder Akademi.com, pernah menjawab pertanyaan seputar cara kepolisian melacak pemilik akun Facebook palsu.

Menurut Hilman Fajrian, Polri bisa melacak pemilik akun palsu Facebook (FB), karena telah bekerjasama.

Metode pelacakan yang dilakukan pihak kepolisian sebagai berikut.

1. Melacak Internet Protocol (IP) yang digunakan setiap akun, baik itu akun asli maupun akun palsu.

Tak hanya itu, lokasi terakhir saat Global Positioning System (GPS) aktif juga mudah diperoleh, sehingga mudah melacak keberadaan pemilik akun palsu.

2. Beberapa akun palsu pasti terhubung dengan akun asli pemiliknya, sehingga akun-akun palsu tersebut dapat difilter sesuai nama-nama akun yang menggunakan IP yang sama dengan IP palsu tersebut.

3. Ketika IP terduga pelaku telah dimiliki, kemudian kepolisian melacak lokasi alamat melalui provider internet seperti Telkomsel, Indosat, XL, dan lainnya termasuk ISP seperti BizNET, CBN, Firstmedia, dsb.

4. Jika IP yang digunakan berasal dari provider selulerm maka pelacakan posisi dilakukan dengan metode triangulasi, data lokasi GPS terakhir, atau social engineering.

Sedangkan jika IP berlindung di balik proxy yang tersimpan dari VPN, maka kepolisian akan menggunakan otoritasnya, uang, jaringan, teknologi, infrastruktur, keahlian, keuletan, yang dimiliki para digital native dan diperkuat oleh banyak konsultan.

Ketika pelaku tertangkap, maka semua perangkat komputasi (Ponsel, PC, Laptop,dsb) akan disita untuk diselidiki isinya dan jadi barang bukti.

Jadi, jangan menjadi pengguna sosial media yang turut menyebarkan berita yang belum diketahui kebenarannya dan jangan mudah terprovokasi.

Karena semua akun sosial media kita, baik itu Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya tercatat rapi dan mudah dilacak meskipun akun sosial media telah dihapus.

Kisah Orang yang Pernah Dipecat Gara-gara Status Facebook

Pemecatan dari pekerjaan disebabkan oleh berbagai alasan, contohnya ketidakjujuran, kurang komitmen, menggunakan narkoba atau alkohol di tempat kerja, dan lainnya.

Namun, jarang sekali ada yang tahu kalau beberapa orang bisa dipecat karena unggahannya di media sosial mereka.

Hal itu disebabkan postingan mereka tidak bertanggung jawab dan cukup memalukan.

Dilansir dari Tribun Style, beberapa orang di bawah ini dipecat dari tempat kerjanya karena menulis hal-hal bodoh di media sosial mereka.

1. Pelayan yang menggerutu tentang pelanggannya

Ashley Johnson (22) dulunya bekerja sebagai pelayan di North Caroline.

Dia akhirnya dipecat setelah memposting kata-kata kasar di Facebook tentang dua pelanggan yang membuatnya terlambat dan diduga pelanggan tersebut tidak memberinya uang tips yang cukup.

Ashley juga menyebutkan nama tempat kerjanya di postingan tersebut.

2. Cheerleader mengerjai seorang pria yang sedang tidur

Pemandu sorak New England Patriots dikeluarkan dari tim setelah dia mengunggah fotonya bersama seorang pria yang sedang tidur dengan banyak gambar di tubuhnya.

Yang menjadi masalah dalam foto itu adalah ada gambar 'simbol phallic', swastika dan frasa 'I'm a Jew'.

3. Seorang wanita yang sedang migrain

Seorang wanita dari National Suisse di Swiss mengalami migrain dan dia meminta izin untuk bekerja dari rumah.

Setelah bosnya mengetahui dia justru sibuk dengan Facebook-nya, dia langsung dipecat.

4. Para pramugari yang membenci pekerjaan mereka

13 anggota kru Virgin Airliness secara terbuka menyatakan betapa mereka membenci pekerjaan mereka, mulai dari kabin yang dipenuhi kecoak hingga mesin pesawat yang harus sering diganti.

Selain itu, mereka juga menghina beberapa penumpang.

5. Guru menyeramkan

Chadwin Reynolds mengomentari foto-foto siswanya, dengan menulis kata-kata seperti 'ini seksi'.

Tidak lama, dia dipecat sebagai guru SMA Bronx.

6. Dipecat karena berpose dengan minuman beralkohol

Guru Apalachee High School, Ashley Payne dipanggil oleh kepala sekolah dan diberi dua pilihan, mengundurkan diri atau disuspen.

7. Tertekan sambil menikmati liburan

Sejak 2008, Nathalie Blanchard telah menerima asuransi cacat untuk depresi yang dialaminya dari Manulife.

Perusahaan memeriksa akun media sosialnya dan Nathalie terlihat sedang bersantai di pantai, berada di klub bergaya Chippendale dan bersenang-senang."

Setelah itu, asuransinya dicabut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved