Berita Sidoarjo
6 Fakta di Balik Pencurian Tali Pocong di Sidoarjo - Keanehan di Makam hingga Temuan Mencurigakan
Pencurian tali pocong atau tali kain kafan jenazah menggegerkan warga Desa Medalem, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo.
5. Lapor Polisi
Setelah memastikan tiga ikat tali kain kafan hilang, keluarga Buarah juga laporan ke perangkat desa, yakni melalui Sekdes Medalem Timan A Timan kemudian dilanjutka melapor ke Polsek Tulangan.
Petugas Polsek juga datang ke makam menyaksikan penggalian kembali kuburan almarhum dan melihat bahwa tiga tali kafan itu tidak ada.

Polisi menduga, pelaku pencurian ini adalah orang yang percaya mendalami ilmu kekebalan atau sejenis ilmu hitam.
Setelah pembongkaran itu, menurut Kanit Reskrim Polsek Tulangan Ipda Sudarsono, keluarga dan aparat desa akhirnya menyepakati sesuai kearifan lokal untuk dilakukan penguburan kembali dan tanah urukan makam dikembalikan seperti semula.
6. Muncul Keanehan
Menanggapi hal ini, keluarga mendiang Janji memilih tidak memperpanjang urusan tersebut dan memilih ikhlas.
Buarah (51), istri almarhum Janji (56), mengaku sudah mengikhlaskan dan tidak mempermasalahkan peristiwa ini. Namun pihaknya berharap, peristiwa ini menjadi pelajaran dan jangan sampai terulang lagi, khususnya di Medalem.
Diceritakannya, sejak awal melakukan penjagaan di makam almarhum sudah ada beberapa keanehan. "Tapi saat itu kami juga tidak sampai curiga apa-apa," kata Buarah, Minggu (29/7/2018).
Keganjilan yang terjadi itu antara lain banyak pepohonan di sekitar makam seperti terhempas angin kencang. Kemudian sempat ada bayangan seseorang yang lari-lari dari tempat satu ke tempat lainnya dan sebagainya.
"Pada malam hari kedua, anak saya yang berjaga seperti melihat bayangan seseorang dari dekat pintu makam. Saat itu seperti ada orang berlari dan meloncat dari jarak agak kejauhan dekat pintu masuk makam," kisahnya.
Dia menyebut orang itu sempat meloncat ke balik pagar lalu hilang. Orang tersebut seperti memakai penutup di bagian kepala dengan menggunakan kain sarung, hanya tampak bagian matanya saja.
Kejadian aneh juga dijumpai oleh Buarah sendiri. Saat mengunjungi orang-orang yang berjaga, ia melihat pohon depan pintu masuk makam seperti kena hempasan angin kencang. Anehnya hanya dua pohon saja, lainnya tidak.
Keanehan-keanehan itu hampir terjadi setiap malam selama tujuh hari menjaga makam. Seperti ada upaya untuk mengusir keluarga yang berjaga di makam. Namun, mereka tidak curiga. Dan baru menyadarinya setelah peristiwa pencurian itu terjadi.
Setelah kejadian tali ikat kain kafan almarhum hilang, sambung Buarah, semua keluarga baru menarik ingatan ke belakang bahwa kejadian aneh-aneh dan janggal itu diasumsikan ada sengaja ingin mengusir para penjaga kuburan untuk kembali pulang atau takut tidak menjaga lagi.
Itu terbukti, ketika malam ke delapan, saat makam tidak dijaga, ada pelaku yang membongkar makam dan mengambil tiga tali kafan almarhum. Peristiwa ini baru diketahui keesokan harinya, Sabtu (28/7/2018).