Beranda Grahadi
Hari Anak Nasional 2018: Ingatkan Generasi Emas 2045, Pakde Karwo Sebut Anak Indonesia Genius
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menyebut anak-anak Indonesia, merupakan anak “genius”, singkatan dari kata gesit, berempati, berani, unggul, dan sehat.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
HUMAS PEMPROV JATIM
BERMAIN - Pakde Karwo, Bude Karwo, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Prof Dr Yohana Susana Yembise bermain 'kitiran' saat peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Nasional Tahun 2018, di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Senin (23/7).
SURYA.co.id | PASURUAN - Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menyebut anak-anak Indonesia, khususnya Jatim, merupakan anak “genius”, singkatan dari kata gesit, berempati, berani, unggul, dan sehat. Hal tersebut disampaikan Pakde Karwo -sapaan akrab Gubernur, saat Peringatan Hari Anak (HAN) tingkat Nasional Tahun 2018 di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Senin (23/7/2018).
Menurut Pakde Karwo, terciptanya anak genius berkat peran orangtua yang luar biasa. Orangtua merupakan guru utama dan pertama dalam mendidik anak.
"Anak yang hebat karena ada orangtua yang tidak pernah lelah mendidik anaknya menjadi orang yang luar biasa," tuturnya.
Pakde menjelaskan, hampir semua prestasi yang diraih Indonesia, salah satu pencetaknya adalah anak dari Jatim. Sebagai contoh, Olimpiade Matematika, yang juaranya berasal dari Jatim.
"Oleh sebab itu, anak-anak harus dipersiapkan lebih matang karena anak merupakan mata rantai generasi emas tahun 2045," ungkapnya.
Dijelaskan, prinsip anak disebut genius adalah memiliki IQ di atas 110. Salah satu cara menciptakan anak genius adalah dengan memberikan perhatian khusus saat usia 1-8 tahun. Karena 80 persen pembentukan kemampuan otak pada usia tersebut.
"Anak pada usia tersebut, diberikan asupan makanan yang bergizi tinggi agar bisa menjadi anak yang genius. Salah satunya adalah mengkonsumsi ikan," ujarnya.
Sedang Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Prof Dr Yohana Susana Yembise Dip Apling MA juga menuturkan anak Indonesia sebagai anak yang genius. Untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak-anak, lanjutnya, negara memberikan perlindungan dengan membuat UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.
Di dalamnya berisi tentang setiap orang yang melakukan kejahatan seksual terhadap anak hingga menyebabkan meninggal, cacat, dan menularkan penyakit berbahaya, bisa dikenakan hukuman berat.
"Misalnya hukuman mati dan kebiri," ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Menteri PPPA berpesan bahwa anak adalah masa depan bangsa. Untuk itu, waktu yang ada saat ini agar dimanfaatkan dengan baik untuk belajar.Anak juga menyempatkan waktu untuk bermain dan melakukan beragam kegiatan yang menunjang kreativitas.
"Hal tersebut menjadi bagian dari hak anak yang harus dijaga," tambahnya.
Peringatan Hari Anak (HAN) tingkat Nasional Tahun 2018 diikuti sekitar 3.500 peserta, 3.000 di antaranya adalah anak-anak dari seluruh Indonesia.