Berita Jember
Kemenlu RI dan Universitas Jember Garap Peluang Ekspor Kopi dan Kakao ke Amerika Latin
Kawasan Besuki Raya memiliki potensi perkebunan kopi, kakao, dan tembakau untuk cerutu, dan punya peluang besar menembus pasar ekspor
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | JEMBER - Peluang ekspor kopi dan kakao ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia terbuka lebar. Untuk itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) gencar membuka peluang ekspor kedua komoditi tersebut.
Untuk merintis peluang ekspor tersebut, Kemenlu RI menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Universitas Jember melalui LP2M yang membawahi Center for Research in Social Sciences and Humanities (C-RiSSH), Kelompok Riset (KeRis) Kopi, dan KeRis Kakao.
“Kami turun langsung ke Jember untuk mencari data terkait kopi dan kakao. Apalagi kopi menjadi salah satu produk ekspor andalan Indonesia yang pada 2017 lalu memberikan pemasukan sebesar 2 milyar Dolar lebih. Untuk itu kami mengundang pemerintah daerah, petani serta pengusaha kopi dan kakao di Besuki Raya untuk mengikuti Latin America and The Carribean Business Forum yang akan diselenggarakan bulan Oktober nanti,”
kata Julang Pujianto, Direktur Amerika II Kemenlu RI, Selasa (17/8/2018) dalam sarasehan di Hotel Ashton Jember.
R Prayono Atiyanto, diplomat Kemenlu RI yang khusus mempromosikan kopi, menambahkan kawasan Amerika Latin dan Karibia memiliki potensi sebagai pasar kopi baru Indonesia, mengingat populasinya yang cukup besar mencapai 652 juta jiwa dengan GDP total mencapai 5,94 trilyun dollar per tahun.
“Bahkan Kemenlu RI sudah menandatangani perjanjian dagang dengan Chile, salah satu negara di kawasan Amerika Latin hingga barang Indonesia yang masuk ke Chile tidak dikenai pajak,” imbuh Prayono yang juga dijuluki Duta Besar Kopi Indonesia ini.
Prayono menilai kawasan Besuki Raya yang memiliki banyak potensi perkebunan seperti kopi, kakao, dan tembakau untuk cerutu, memiliki peluang besar untuk menembus pasar ekspor.
“Kopi, kakao, dan cerutu itu produk yang terkait erat dengan lifestyle. Tinggal bagaimana mengemasnya menjadi produk yang layak ekspor,” imbuhnya lagi.
Informasi itu disambut positif oleh pembicara dari Universitas Jember, Prof Achmad Subagio. Menurutnya, dengan kegiatan sarasehan seperti ini maka kalangan akademisi dan pelaku pasar dapat mendapatkan data intelejen pasar, langsung dari pihak yang kompeten seperti Kemenlu RI.
"Ke depan kami akan memanfaatkan Science Techno Park Universitas Jember yang tengah dibangun sebagai wahana untuk memfasilitasi antara petani, pengusaha, akademisi, pemangku kebijakan dan pasar,” imbuh Subagio yang juga dikenal sebagai pakar mocaf ini.
Pemateri lain yang hadir antara lain H. Amin Said Husni, Bupati Bondowoso, Daroe Handojo, Wakil Ketua Indonesian Speciality Coffee, dan Tati Maryati, Executive Vice President PT. Mutuagung Lestari, perusahaan yang berkecimpung di bidang sertifikasi barang. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi, yang menghasilkan target rencana ekspor kopi ke kawasan Amerika Latin dan Karibia dari kawasan Besuki Raya dalam jangka waktu setahun.
“Kami siap untuk mengekspor kopi Bondowoso ke kawasan Amerika Latin dan Karibia, sebab kualitas kopi Bondowoso sudah dikenal di dunia,” tandas Amin Said Husni, Bupati Bondowoso yang juga hadir.