Mengenal Satgas Rajawali TNI, Pasukan Pemburu yang Pernah Hadapi Fretilin dan GAM

Pola pergerakan Kompi Pemburu TNI ini amat dinamis dan terus menerus bergerak, menjejak, serta memburu hingga tuntas

NET
Ilustrasi TNI 

SURYA.co.id - Konflik antara TNI dengan Fretilin di Timor-Timur berlangsung sengit di sepanjang tahun 1975-1998.

Tak jarang terjadi aksi tembak-menembak antar kedua kubu.

Baca: Masihkah Maia Estianty Mau Cium Ahmad Dhani? Jawaban Spontannya Diluar Dugaan

Baca: Efek Bowo Tik Tok, Ridwan Kamil Diserang Netizen: Awas jadi Momok Sandungan!, Kok Bisa?

Baca: Kisah Perjalanan Tupolev Tu-16 Badger TNI AU Hingga Akhir Hayatnya, Pensiun Gara-gara Urusan Politik

Baca: Jet Tempur MiG-21 AURI, Si Pencegat yang Tak Sempat Unjuk Kehebatan Meski Daya Gertaknya Sangar

Fretilin yang merupakan pergerakan kemerdekaan Timor Timur, selalu membuat usaha-usaha untuk mengusik tentara Indonesia yang berada disana.

Dan memang aksi-aksi Fretilin rupanya membuat repot TNI.

Pasalnya para milisi Fretilin amat mengenal medan pertempuran yang merupakan tanah kelahiran mereka.

Tak jarang milisi Fretilin melakukan penyergapan, pencegatan serta penghadangan kepada para prajurit TNI.

Hal ini mengakibatkan jatuhnya korban di pihak TNI dengan jumlah yang tak sedikit.

Aksi Fretilin ini mendapat perhatian serius dari markas besar ABRI (TNI) kala itu.

Tak mau berlarut-larut dalam keadaan tersebut, Prabowo Subianto yang kala itu menjabat sebagai Komandan Batalion Linud Kostrad 328 berhasil menjadikan para prajurit batalionnya amat terlatih.

Para personel Linud Kostrad 328 diberikan materi pasukan pemburu sebagai tambahan kualifikasi keterampilan prajurit.

Gara-gara hal tersebut maka Linud Kostrad 328 pimpinan Prabowo sering mendapat penugasan ke Timor-Timur untuk melawan Fretilin.

Ketika Prabowo menjabat sebagai Danjen Kopassus, berangkat dari pengalaman itu maka ia memiliki inisiatif untuk membentuk sebuah Satgas Darat Rajawali yang kemudian populer dipanggil Kompi Pemburu.

Pembentukan satgas Rajawali Kompi Pemburu ini dimaksudkan agar satuan infanteri biasa di Kodam-Kodam TNI AD memiliki kemampuan sebagai pasukan elit yang tahan banting.

Baca: Asyik Cari Pasir di Pinggir Sungai, Warga Blitar Justu Temukan Benda yang Bikin Heboh Ini

Baca: Alat Perang Siap, Semangat Via Vallen Nonton Piala Dunia ke Rusia Kendor Gara-gara Orang ini

Namun hal itu urung dilaksanakan karena suatu hal.

Tapi pembentukan Satgas Rajawali Kompi Pemburu tetap dilangsungkan dengan komposisi 10 Kompi.

10 Kompi itu berisi 2 kompi Parako Kopassus, 3 Kompi Marinir, dan 5 kompi Batalion Infanteri TNI AD.

Pelatihan kemudian dilaksanakan di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdik Passu) Batujajar, Jawa Barat selama 3 bulan.

Calon-calon prajurit pemburu ini dilatih dengan kualifikasi penjejakan, patroli jarak jauh, pertempuran hutan gunung, close quarter battle, silent kill, penyergapan/penghadangan, serangan bivak, hingga kemampuan serangan mobile udara (Air Assault).

Jika lulus dalam pelatihan maka setiap personel berhak menyandang brevet bersimbol Rajawali dengan dua cakarnya memegang pedang dan dibawahnya terukir tulisan 'Pemburu.'

Brevet Rajawali
Brevet Rajawali ()

Baca: Tanpa Bawa Senjata, Personil Kopaska Pernah Ancam & Usir Kapal Militer Malaysia Saat Krisis Ambalat

Pelatihan yang berat dan intens ini akhirnya menunjukkan hasil yang luar biasa ketika di lapangan.

Satgas Rajawali Kompi Pemburu langsung diterjunkan di medan peperangan Timor Timur.

Pola pergerakan Kompi Pemburu TNI ini amat dinamis dan terus menerus bergerak, menjejak, serta memburu hingga tuntas, setidaknya membuat GPK (Gerombolan Pengacau Keamanan) Fretilin ciut nyali.

Menggunakan taktik jaring laba-laba, yakni unit bergerak dalam 4 poros saling melindungi, tiap poros ada satu grenadier (prajurit pemegang senjata berpelontar granat) sebagai senjata penghancur, seakan membentuk pola jaring laba-laba, dijamin musuh yang masuk killing ground pada taktik tersebut akan tewas dihabisi oleh satgas Rajawali kompi pemburu.

Meski akhirnya hanya bertugas beberapa tahun di Timor Timur, kehadiran satgas Rajawali membuat ambruknya moral bertempur milisi Fretilin.

Bahkan ada kesaksian dari seorang mantan milisi Fretilin, ia menyatakan jika dulu kelompoknya bertemu dengan Kompi pemburu Rajawali maka sebisa mungkin untuk menghindar, jangan kontak senjata karena dipastikan akan kalah.

Satgas Rajawali Kompi Pemburu kemudian dibubarkan setelah selesainya konflik Timor-Timur.

Tapi saat DOM (Daerah Operasi Militer) Aceh melawan GAM, Satgas Rajawali kembali diaktifkan dan kompi pemburu inilah cikal bakal dibentuknya pasukan Raider TNI.

Baca: Inilah Kehebatan Dua Kapal Perang yang Menjadi Utusan TNI AL Dalam Latihan Perang RIMPAC 2018

Baca: Kisah Empat Marinir Indonesia Tantang Kapal Perang Malaysia, Aksi Mereka Bikin Geleng-geleng Kepala!

*Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul Satgas Rajawali TNI Kompi Pemburu Dengan Taktik Jaring Laba-laba, Sekali Musuh Terjebak Dijamin Binasa

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved