Berita Ekonomi Bisnis
Pasar Lokal Stagnan, Siantar Top Target Pasar Ekspor Naik 15 Persen
Produsen makanan ringan PT Siantar Top Tbk, di tahun 2018 ini menargetkan peningkatan penjualan 10 sampai 15 persen.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Produsen makanan ringan PT Siantar Top Tbk, di tahun 2018 ini menargetkan peningkatan penjualan 10 sampai 15 persen.
Target itu diharapkan bisa dicapai dari pasar ekspor yang tahun 2017 lalu mampu menumbuhkan penjualan hingga 8 persen.
"Sementara pasar lokal sampai saat ini maaih stagnan. Di tahun 2017 lalu pasar domestik hanya tumbuh 2 persen," jelas Pitoyo, Direktur Utama emiten dengan kode STTP itu, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2018 di Surabaya, Kamis (28/6/2018).
Dibanding tahun 2016 lalu, pertumbuhan pasar ekspor juga hanya di kisaran 3 persen. Dengan kenaikan 8 persen di tahun 2017, membuat pabrikan yang berada di kawasan Tambak Sawah, Sidoarjo itu, di tahun ini agresif menyasar pasar ekspor yang dinilai cukup digdaya dalam mendongkrak penjualan.
Penjualan bersih perseroan sepanjang tahun 2017 lalu sebesar Rp 2,825 triliun, atau naik 7,4 persen dibanding penjualan pada tahun 2016 yang sebesar Rp 2,629 triliun.
Dari sisi laba, perseroan membukukan laba bersih Rp 216 miliar sepanjang 2017, naik 24 persen dibanding laba bersih tahun 2016 sebesar Rp 174,1 miliar.
Disebutkannya, selama ini beberapa pasar ekspor yang potensial adalah China, Vietnam, Australia, kawasan Oceania, serta Afrika. Tahun lalu, beberapa sasaran ekspor baru diantaranya Timur Tengah, Hongkong, dan Taiwan, dan Korea Selatan.
“Beberapa jenis produk yang banyak diminati pasar luar negeri adalah noodle,” jelasnya.
Diakuinya, pasar ekspor masih memiliki potensi besar seiring dengan inovasi dan pengembangan produk yang dilakukan perseroan. Kondisi ini diyakini juga masih berlangsung di tahun ini.
"Ini menjadi modal bagi perseroan untuk terus memperluas penetrasi di pasar ekspor, meski tetap tidak mengesampingkan pasar domestik yang memang mendominasi," ujarnya.
Untuk menggenjot penjualan ekspor, pihaknya akan mendorong penjualan dengan produk yang sesuai dengan permintaan di negara tersebut.
“Misalnya di pasar Timur Tengah, Korea, Hongkong, dan Taiwan," ungkap Pitoyo.
Terkait pasar domestik, Direktur PT Siantar Top Tbk, Armin menambahkan, meski peluangnya ada, namun pertumbuhannya tidak setinggi penjualan ekspor.
"Kondisinya masih stagnan. Selain daya beli masyarakat yang melemah, banyaknya hari libur nasional yang terjadi di tahun ini juga berdampak terhadap pejualan domestik," ungkapnya.
Namun demikian, perseroan berharap penjualan hingga akhir tahun 2018 bisa tumbuh 10-15 persen dibanding pencapaian tahun 2017.
“Tahun 2018 tetap optimistis bakal tumbuh. Penjualan bisa lebih besar dari tahun 2017 ini atau di kisaran 10-15 persen. Pasar selalu tumbuh positif karena sektor ini peluangnya terbuka, tinggal inovasi dan pengembangan produk yang perlu dikuatkan untuk penetrasi pasar,” ujar Armin.
Sepanjang kuartal I tahun 2018, realisasi penjualan perseroan sebesar Rp 725 miliar, atau naik dibanding penjualan pada periode yang sama tahun 2017 yang sebesar Rp 698 miliar.
"Guna menggapai target di tahun ini, strategi perseroan selain tetap memperluas dan menjajaki pasar ekspor yang baru, juga terus mengeluarkan produk-produk baru yang diminati konsumen, serta memperkuat jaringan penjualan di pasar domestik.
Selain pabrik di Tambak Sawah, perseroan memiliki pabrik di Medan (Sumatra Utara) dan Bekasi (Jawa Barat). Sementara cabang penjualan mereka terbagi dalam empat area, yaitu Sidoarjo, Bekasi, Medan dan Makassar.