Berita Probolinggo
Empat Terduga Teroris Diciduk Densus 88 di Probolinggo. Salah Satunya PNS
Densus 88 menangkap 4 orang di Probolinggo yang diduga terkait terorisme. Satu di antaranya adalah PNS.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | PROBOLINGGO - Perburuan Densus 88 Antiteror di wilayah Probolinggo masih berlanjut.
Sejak Selasa(29/5/2018) malam hingga Rabu (30/5/2018) siang, Densus 88 Antiteror bergerilya di Probolinggo.
Hasilnya, empat terduga atau empat orang pria dewasa yang diduga kuat terlibat dalam jaringan terorisme dicokok.
Penggerebekan ini dibackup ketat oleh Polres Probolinggo Kota. Selasa malam, tiga terduga teroris diamankan.
Mereka adalah GS (54), warga Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces, kakak beradik KM (52) dan KS (48), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Maron;
Selanjutnya, Rabu pagi, satu terduga teroris diamankan kembali. Dia adalah BK (48) asal Desa Pegalangan Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.
Baca: Densus 88 Gerebek Sebuah Rumah di Wisma Tropodo Sidoarjo, Amankan Satu Orang
Baca: Ketua RT di Wisma Tropodo yang Digrebek Densus 88 Dikenal Baik oleh Warganya
Sejumlah barang bukti diamankan oleh tim Densus 88 Antiteror, di antarnya enam HP, dua buah flashdisk, satu modem, satu plastik mitasi baut, satu botol madu, dua buah pipa, satu buah pipa besar, satu tas, satu unit laptop serta satu buah avometer.
Kapolres Probolinggo, AKBP Fadly Samad membenarkan penangkapan empat terduga teroris yang tinggal di wilayah hukum Polres Probolinggo. Keempatnya, kini sudah dibawa Densus 88 Antiteror untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
"Jujur, kami tidak tahu dan tidak bisa memberikan komentar terkait penangkapan ini. Kami hanya dihubungi dan diminta untuk membantu proses pengamanan penangkapan empat terduga teroris ini. Ya tetap kami back up," katanya.
Dia menjelaskan, dari empat terduga satu diantaranya memang positif aktif berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di wilayah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo.
"Sekali lagi, saya tidak tahu dia terlibat sejauh mana dengan jaringan terorisme. Namun, yang jelas dia memang berstatus PNS. Nanti biarkan pihak Mabes Polri yang akan memberikan keterangan," tambahnya.