20 Tahun Reformasi: Kekecewaan Soeharto Pada Habibie Hingga Enggan Bertemu, Ternyata Ada Alasannya!

20 tahun pasca reformasi, ternyata Soeharto pernah menyimpan kekecewaan pada Presiden Ri yang ke tiga, BJ Habibie

Kolase Tribun Bogor

Pemerintah kemudian mengusut mantan Presiden RI ke dua itu yang ditetapkan dalam TAP MPR No XI/MPR/1998 tentang penyelanggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

"Baginya, itu adalah sebuah penghinaan besar. Pengadilan terhadap Mas Harto terus dilakukan dan Habibie membiarkan hal itu terjadi", kata Probosutedjo.

Soeharto pernah satu kali dimintai keterangan oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Sejumlah saksi juga telah diperiksa.

Namun sayangnya, Soeharto terserang stroke dan harus dirawat di RS Pertamina.

Ketika Habibie hendak menjenguk Soeharto, Tim Dokter Kepresidenan melarangnya.

Larangan itu bukan tanpa alasan.

Ketika Soeharto bertemu dengan Habibie, ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh Pimpinan Orde Baru itu.

Bisa jadi senang atau marah.

Kedua kemungkinan itu akan mengakibatkan gangguan emosi yang dapat meningkatkan pendarahan otak dan mengakibatkan hal yang fatal.

Setelah menerima laporan dari Kejaksaan Agung dan Tim Dokter Kepresidenan, Habibie mengajukan agar kasus Soeharto dideponir (ditutup dan tidak dapat dibuka lagi).

Setelah melalui diskusi yang mendalam dan profesional.

Hasilnya adalah kesimpulan untuk menutup masalah Soeharto dengan mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyelidikan atau SP3 oleh Jaksa Agung. 

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved