Bom Surabaya
Liang Lahat Teroris Sudah Digali, Warga Surabaya Ramai-ramai Menutup, Wali Kota Risma Cari Fatwa MUI
Nasib jenazah para terduga teroris yang melakukan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo makin tak jelas.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
SURYA.co.id I SURABAYA - Nasib jenazah para terduga teroris yang melakukan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo makin tak jelas.
Selain ditolak keluarga, jenazah terduga teroris juga ditolak warga waga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya.
Sedianya, ada tujuh jenazah yang akan dimakamkan di pemakaman umum Putat Gede, Kelurahan Putat Jaya.
Tujuh liang lahan pun sudah disiapkan untuk memakamkan mereka.
Namun, Kamis (17/5/2018) petang, warga berbondong-bondong ke pemakaman itu untuk menutup tujuh liang lahat itu dengan tanah.
Baca: Terungkap Alasan Sebenarnya Napi Teroris Bunuh 5 Polisi Secara Sadis di Mako Brimob
Baca: Mantan Napiter Bom Bali Ali Imron Beberkan Mengapa Teroris Juga Mengincar Pihak Kepolisian
Baca: Korban Tewas Ledakan Besar di Kota Batu Masih Belum Dipindahkan. Polisi Lakukan Ini
Ketua RW 9, Kelurahan Putat Jaya, Nanang Sugiharto kepada Kompas TV mengatakan, warga menolak jenazah terduga teroris itu dimakamkan di wilayahnya.
Apalagi salah satu korban tewas dalam insiden di tiga gereka, adalah warga Sawahan yakni Daniel Putra Kusuma.
"Walaupun ini makam umum, tapi berada di wilayah Putat Jaya. Apalagi pelaku juga tidak diterima di wilayahnya, apalagi kami," kata Nanang.
Akibat penolakan ini, rencana penyerahan jenazah ke pihak keluarga yang sedianya dilaksanakan Kamis (17/5/2018), akhirnya tertunda hari ini (18/5/2018).
Namun, hingga berita ini diunggah 13 jenazah pelaku bom bunuh diri di Surabaya-Sidoarjo masih tersimpan di ruang jenazah.
Belum ada tanda-tanda mau dikeluarkan dan diserahkan guna dimakamkan.
Beberapa mobil jenazah dan ambulance Pemkot Surabaya juga masih menunggu halaman ruang jenazah.
"Belum tahu ini jadwal pasti jenazah dikeluarkan untuk dimakamkan," sebut Kompol Sutrisno yang berada di depan ruang jenazah RS Bhayangkara, Jumat (18/5/2018).
Wali Kota Tunggu Fatwa MUI
Kabar penolakan pemakaman jenazah terduga teroris ini ternyata sudah sampai ke telinga Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya.
"Memang saya mendengar sejak siang warga menutup pemakaman untuk jenazah tersangka teroris, mereka bahkan menyiapkan spanduk - spanduk untuk menolak," kata Risma sudah tahu, usai acara Pengarahan Wali Kota Surabaya kepada Guru Agama se Surabaya, di Convention Hall, Jumat (18/5/2018).
Namun Wali Kota Risma mengaku kesulitan dan tidak bisa berbuat apa-apa atas penolakan tersebut.
"Sekitar waktu mau Maghrib pak Kapolres telepon saya minta 'bu ini gimana?' saya sampaikan 'pak saya nggak berani karena itu gesekannya besar'. Kalau gesekannya sama masyarakat itu kan berat saya," kata Risma mengungkapkan alasannya.

Sebagai solusi, Risma mengaku sudah membuat surat ke MUI. Dia menunggu fatwah MUI seperti apa menanggapi jenazah pelaku bom di Surabaya.
"Saya sudah membuat surat ke MUI fatwanya gimana. Kalau MUI ada fatwanya, saya bisa menjelaskan kepada masyarakat. Kalau gak ada fatwah saya nggak berani, karena gimana mau di makamkan di sana ternyata ada korban pengeboman, saya nunggu fatwah MUI," tegasnya.
Wali Kota Perempuan Pertama di Surabaya ini mengatakan alasan warga kuat tidak mengizinkan pemakaman bom bunuh diri, karena tindakan pelaku bom tidak manusiawi. (Fatkul Alamy)
Baca: VIDEO Viral Warga Tulungagung Kesal Pelayanan Buruk di Puskesmas : Banyak Main Telepon Genggam!
Baca: Beredar Buletin ISIS Al-Fatihin Berbahasa Indonesia, Mabes Polri Masih Melakukan Penyelidikan
Baca: Meluapkan Kekecewaan Terkait Bom Surabaya, Postingan Status Wanita Ini Membuatnya Diciduk Polisi
Baca: Si Kecil AIS, Korban Peledakan Bom Orang Tuanya Sendiri di Polrestabes Surabaya. Begini Nasibnya