Berita Surabaya
Enam Tahun Berjuang, SMAN 5 Surabaya Akhirnya Raih Predikat Terbaik di Jatim
SMAN 5 Surabaya menjadi sekolah dengan nilai rata-rata peminatan IPA dan IPS terbaik se-Jatim.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA – Keluhan siswa akan sulitnya soal ujian tahun ini nyatanya tak mengecilkan semangat siswa di SMAN 5 Surabaya. Siswa di sekolah ini berhasil mendapat nilai yang mampu menjadikan sekolahnya sebagai peraih sekolah dengan nilai rata-rata peminatan IPA terbaik se Jatim. Juga Terbaik ketiga untuk peminatan IPS.
Kepala SMAN 5 Surabaya, Sri Widiati mengungkapkan upayanya membentuk manajemen pembelajarn di sekolah akhirnya membuahkan hasil. Sejak memimpin SMAN 5 Surabaya pada tahun 2012, Widi, sapaan akrabnya berkeinginan untuk bisa membawa sekolahnya menjadi nomor satu di Jatim.
“Harapan itu sempat pupus setiap UN berbasis kertas kami selalu gagal,”urainya pada SURYA.co.id, Kamis (3/5/2018).
Evaluasi selalu dilakukan tiap tahun untuk membentuk karakter siswa dan pengajar dengan pemikiran cerdas. Hal ini bukan perkara mudah menurutnya. Para guru bahkan sengaja dilatih dengan mendatangkan dosen yang kompeten.
“Siswanya sudah dilatih sejak kelas X sat masuk SMAN 5 Surabaya untuk belajar giat,” urainya.
Hasilnya, saat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) siswa SMAN 5 Surabaya mulai mendapat NUN terbaik. Mulai dari masuk peringkat lima besar di Kota Surabaya hingga kini unggul di Jatim.
Selain mendapat peringkat terbaik di jatim untuk peminatan IPA, empat siswa peminatan IPA juga mendapat peringkat 10 besar NUN terbaik di Jatim. Yaitu Naufal Achmad Tsany Daffa’ di peringkat satu, Fachri Haikal Apriansyah di peringkat empat, Jonathan Maximilian SA di peringkat enam dan Dhaffa Alif Triyasnanda di peringkat sembilan.
Dan satu siswa peminatan IPS mendapat peringkat keenam NUN terbaik di Jatim\, Vannesia Mauretta.
Naufal, siswa peraih nilai UN tertinggi di Jatim jenjang SMA peminatan IPA meraih nilai UN murni sebesar 394. Meski sayangnya, dia bukan siswa beruntung yang terpilih sebagai salah satu calon mahasiswa dari jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
“Ya kesel juga sih tidak diterima SNMPTN. Waktu itu ambil Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair). Tapi ya mungkin memang nilai rapornya kurang. Jadi sekarang mau ngejar SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri),” tutur Naufal.
Naufal merinci, dari empat mata pelajaran yang diujikan, dia mendapat nilai Matematika dan Fisika 100. Sedangkan Bahasa Indonesia mendapat 96 dan Bahasa Inggris 98.
“Waktu mendengar kabar itu ibu langsung menangis karena senang sekali,” tutur siswa yang tinggal di Kedungdoro, Tegalsari Surabaya itu.
Anak dari pasangan Mochammad Ruslan Hadi dan Alfin Suzanah itu mengakui, mendapat nilai sempurna pada mapel matematika dan fisika tidaklah mudah.
Sebab, ada beberapa soal yang menurutnya memiliki tingkat kesulitan paling berat. Menurutnya itulah soal HOT yang membuat banyak siswa kecewa. Sebab, soal jenis ini nyaris tidak terprediksi sebelumnya. Baik saat mempelajari soal UN tahun lalu, try out maupun dari bank soal yang dibelinya di toko buku.
“Taunya setelah ujian itu ternyata viral, soal matematika ramai di medsos. Kira-kira ada lima soal, baik matematika maupun fisika yang sulit seperti itu,” tutur Naufal yang pernah mengikuti Olimpiade Siswa Nasional 2014 jenjang SMP.