Berita Surabaya

Dua Bulan Latihan, Mahasiswa UKM Bridge Unair Raih Juara 1 Kompetisi Internasional

Sebelum kompetisi berlangsung, tim sempat ikut Piala Walikota Surabaya dan Universitas Surabaya Cup pada Maret lalu sebagai ajang pemanasan.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
istimewa
Delegasi UKM Bridge UNAIR mendapatkan juara 1 di Asia Pacific Bridge Federation Open Youth Championship 2018 kategori Yunior U-26. 

SURYA.co.id | SURABAYA – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Airlangga (Unair) meraih Juara 1 beregu dalam kompetisi Asia Pacific Bridge Federation Open Youth Championship 2018 di kategori Yunior U-26 di Bogor pekan lalu.

Kompetisi ini diikuti peserta se-Asia Pasifik itu diselenggarakan oleh APBF (Asia Pacific Bridge Federation) yang dibantu Gabsi (Gabungan Bridge Seluruh Indonesia) sebagai tuan rumah.

Prestasi membanggakan itu diraih oleh enam anggota tim. Empat anggota asal Unair, antara lain Restu Narendra mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Reza R dan Fatur R mahasiswa Fakultas Keperawatan dan Stefanus Endras Wijayanto mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi.

Mereka mengikuti kejuaraan bersama  dua atlet junior Jatim.

Stefanus menegaskan, kemungkinan juara akan sangat kecil jika minim latihan. Untuk mempersiapkan kompetisi itu, lanjutnya, latihan dilakukan selama dua bulan lamanya.

Dalam dua bulan para anggota rutin melakukan latihan dua kali seminggu.

“Intensif latihan dua kali seminggu. Satu kali di weekday dan satu kali di weekend. Dilakukan dengan tatap muka, pemberian teori, dan praktik secara team match,” terang Stefanus, Minggu (29/4/2018).

Sebelum kompetisi berlangsung, lanjut Stefanus, tim sempat mengikuti Piala Walikota Surabaya dan Universitas Surabaya Cup pada Maret lalu sebagai ajang pemanasan.

Tak hanya itu, tim juga melakukan latihan secara online seminggu sekali dengan menggunakan aplikasi Bridge Base Online dan mengikuti turnamen online.

"Dengan latihan yang intensif, dari awal kami sudah menarget mendapatkan juara 1. Puji Tuhan target itu tercapai,” lanjutnya.

Restu menambahkan, babak penyisihan kompetisi berjalan normal dan lancar. Namun setelah masuk babak semifinal, ketegangan lebih sering muncul.

Meski demikian, menurutnya masing-masing anggota tim menunjukkan performa terbaik mereka.

“Lawan paling sulit dihadapi adalah China dan Hong Kong. Kami bertemu di semifinal. Sebelumnya di babak penyisihan, China dan Hong Kong di peringkat satu dan Unair peringkat 4. Sempat kalah di segmen 1 dan 2, tapi kami bangkit di segmen 3,” lanjutnya.

Stefanus berharap, melalui kemenangan ini akan banyak mahasiswa yang bergabung di UKM Bridge. Ia juga berharap, prestasi mahasiswa yang tergabung dalam UKM Bridge dapat memicu semangat mahasiswa lain untuk mengikuti kompetisi baik di kancah nasional maupun internasional. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved