Cantiknya Trimayangsari, 'Bidadari' PAN yang Bikin Mata Melek dan Hati Meleleh
emua partai kini gencar membidik suara perempuan khususnya generasi milenial, tak terkecuali Partai Amanat Nasional (PAN).
SURYA.CO.ID - Semua partai kini gencar membidik suara perempuan khususnya generasi milenial, tak terkecuali Partai Amanat Nasional (PAN).
Untuk menggaet suara perempuan dan milenial, PAN membentuk sayap partai Perempuan Amanat Nasional (PUAN) pada 2014 lalu.
Tak heran jika di organisasi ini berderet perempuan-perempuan berpendidikan yang peduli politik.
Tak hanya cerdas mereka juga cantik-cantik.
Ada dari kalangan sosialita hingga artis.
Baru-baru ini beredar video yang menampakan kader-kader PUAN.
Video yang direkam di dalam bus tersebut dalam perjalanan menuju Sumenep.
Melihat penampakan kader PUAN yang cantik-cantik tersebut tak sedikit netizen yang menyebut mereka sebagai bidadari-bidadari PAN.
Ada pula yang mengaitkan dengan pernyataan pendiri PAN Amien Rais tentang partai setan dan partai Tuhan.
"PAN emang partai Tuhan.
Beda sama partai Setan.
Partai Tuhan banyak bidadarinya," tulis akun@digembok.
Kekepoan netizen pun berlanjut kala ada yang memunculkan foto salah satu kader PUAN, Trimayangsari.
Di akun instagramnya Trimayangsari kerap mengunggah aktivitasnya bersama PUAN.
Begini penampilan Trimayangsari kala berseragam dan tak berseragam partai:
Sudah menjadi rahasia umum PAN memang memiliki banyak kader-kader artis.
Sebut saja Desy Ratnasari dan Arumi Bachsin.
Desy saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI.
Sementara Arumi baru saja bergabung awal 2018 lalu.
"Selamat bergabung Arumi Bachsin di keluarga besar Partai Amanat Nasional," tulis Zulkifli Hasan.
Ajak generasi millenial gabung PAN
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyadari saat ini ada ketidakpercayaan (distrust) generasi milenial terhadap partai politik.
Menurutnya, hal ini tidak semestinya terjadi.
“Kalau anak-anak muda, orang-orang pinter, yang berintegritas enggak mau ikut, ya jangan marah kalau partai diisi para pencoleng,” katanya ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (13/11/2017).
Mengenai strategi PAN untuk mengurangi distrust generasi milenial ini, Zulkifli menuturkan pihaknya terus meyakinkan anak-anak muda melalui berbagai kesempatan.
Dia juga mengatakan, memang dalam dunia politik tidak ada yang mudah. Ibarat pertarungan memperebutkan pengaruh, banyak orang yang harus diyakinkan.
“Ya capek. Tetapi, kalau ingin memperbaiki negerinya, ya ayo ikut. Capek? Capek memang,” katanya.
Kepada masyarakat, khususnya generasi milenial, Zulkifli mengingatkan bahwa berjalannya demokrasi akan sangat tergantung pada partai politik.
Sebab, partai politik lah yang melalui wakilnya, akan menjadi pembuat undang-undang.
“Undang-undang yang berpihak pada rakyat atau tidak, pro penegakkan hukum atau tidak, atau pro investor atau tidak,” ujar Zulkifli.
“Maka kalau anak muda enggak mau peduli siapa bupatinya, gubernurnya, presidennya, DPR-nya, itu sama juga masa bodoh terhadap masa depannya, tidak peduli sama masa depannya. Kan yang rugi dia sendiri,” katanya.