Legenda Abadi Nyai Roro Kidul Hingga Penyebutan Nama Yang Salah

Legenda mengenai Nyai Roro Kidul sepertinya sudah mendarah daging di telinga masyarakat, terutama yang tinggal di Pulau Jawa.

Editor: Akira Tandika
Surya Malang

"Karena itu," tulis Edi dalam Prisma no. 7, Juli 1991, "hubungan mereka tak pernah membuahkan anak."

Menyinggung hubungan seksual, sejarawan IKIP Sanata Dharma Yogya, Suhardjo Hatmosuprobo, menyatakan hubungan suami-istri Raja Jawa dan Ratu Kidul itu hanya berlaku sebelum Perjanjian Gianti 1755. 

Sesudah Mataram pecah terbagi dua, masing-masing raja Yogya dan Surakarta sama-sama menganggap Kanjeng Ratu sebagai eyang, bukan istri.

"Soalnya, kalau tidak begitu Kanjeng Ratu Kidul itu namanya poliandri," katanya.

Apa pun komentar ahli, persepsi masyarakat Jawa tetaplah bergeming dari dulu hingga kini.

Semua raja Jawa bisa berkomunikasi dengan Ratu Kidul.

Tak percaya?

Sekadar contoh, baca saja 'Tahta Untuk Rakyat' halaman 103.

Jelas sekali almarhum Hamengku Buwono IX mengisahkan pengalamannya bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul setelah menjalankan laku puasa.

Katanya, ketika bulan naik, Kanjeng Ratu ini terlihat cantik sekali.

Sebaliknya, saat bulan menurun dia nampak sebagai wanita tua renta.

Artikel  ini telah tayang di tribun Jogja dengan judul Kumpulan Kisah Misteri Intisari tahun 2002 dengan judul asli Nyai Roro Kidul, Sosok Rekaan Senopati yang ditulis oleh B. Soelist dan Djati Surendro

Follow instagram Surya, yuk!

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved