Berita Sidoarjo

Ekspor Udang Sidoarjo ke Australia Kembali Dibuka

Yang jelas Jawa Timur, utamanya Sidoarjo, merupakan salah satu penghasil udang terbesar di Indonesia.

Penulis: M Taufik | Editor: irwan sy
surya/m taufik
Kepala BKIPM, Bupati Sidoarjo dan Anggota DPR RI saat memberangkatkan ekspor udang ke Australia, Selasa (3/4/2018) 

SURYA.co.id | SIDOARJO - Udang dari Indonesia, khususnya dari Jawa Timur, kembali bisa diekspor ke Australia. Pengiriman perdana itu dilakukan bersamaan dengan acara Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan 2018 di Puspa Agro, Sidoarjo, Selasa (3/4/2018).

"Setelah 14 bulan, akhirnya kita bisa ekspor lagi udang ke Australia. Ini menjadi yang paling spesial dalam acara hari ini," kata Rina, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) di sela pemberangkatan beberapa kontainer ke Australia.

Australia kembali menerima udang dari Indonesia setelah BKIPM berhasil menyelesaikan persoalan yang ada. Termasuk meyakinkan Australia bahwa udang Indonesia sudah aman dan sesuai spesifikasi yang mereka terapkan.

Diakui, Australia memang bukan pasar terbesar. Karena udang Indonesia juga dikirim ke Malaysia, Sri Lanka, Belgia, dan sejumlah negara lain.

"Tapi setidaknya dengan dibukanya kembali ekspor ke Australia, pasarnya semakin luas," sambung Rina.

Ditanya tentang volume udang yang diekspor, dia menyebut tidak tahu pasti karena pengiriman dilakukan B to B alias business to business atau antarperusahaan.

Yang jelas Jawa Timur, utamanya Sidoarjo, merupakan salah satu penghasil udang terbesar di Indonesia.

Acara ini sedianya bakal dihadiri oleh Menteri KKP Susi Pudjiastuti, tapi mendadak menteri Susi membatalkan kehadirannya.

"Kami sampaikan mohon maaf, Bu menteri mendadak harus mendampingi Presiden," kata Rina kepada sejumlah pejabat, pengusaha, dan berbagai kalangan yang hadir dalam acara tersebut.

Sambutan Menteri Susi pun dibacakan oleh Rina. Satu di antaranya, tentang penegakan hukum di wilayah KKP yang terbukti berdampak pada peningkatan stok ikan. Di tahun 2016 hanya 9,9 juta ton, tahun 2017 meningkat jadi 12,4 juta ton.

"Selain itu, angka ekspor ikan juga terus mengalami peningkatan. Dan tugas BKIPM adalah menjaga kualitas dan mutunya. Serta sebagai garda terdepan pengawasan ikan dari luar negeri yang hendak masuk ke Indonesia," pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved